Ditulis Oleh: Helda Febrina
Sidoarjo, 28 Desember 2021
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Bantu UKM Kendang Jimbe Untuk Mengatasi Menumpuknya Limbah Kayu Sisa Produksi Menjadi Produk Souvenir Saat KKN Di Desa Minggirsari, Blitar, Jawa Timur
Di masa pandemi COVID-19 saat ini, banyak kegiatan-kegiatan yang dibatasi. Tidak hanya pada sektor perekonomian dan bisnis, namun juga pada sektor pendidikan. Kegiatan pendidikan perkuliahan pada tahun 2020 lalu sangat terbatas, dimana para mahasiswa harus melakukan pembelajaran secara daring dari rumah karena pemerintah menyarankan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan tetap menjaga protokol kesehatan serta melakukan social distancing. Namun, seiring berjalannya waktu kini beberapa kegiatan perkuliahan di luar rumah sudah diperbolehkan dengan syarat selalu menjaga protokol kesehatan dimanapun berada. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Matching Fund 2021 yang diselenggarakan di Desa Minggirsari. Program KKN ini salah satunya ialah tentang pengolahan souvenir yang menginterpretasikan Desa Minggirsari.
Pada Program KKN ini, Helda Febrina sebagai salah satu mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang berasal dari Program Studi Teknik Industri bersama dengan peserta KKN lainnya melakukan KKN di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Bliatr, Jawa Timur. Â Dimana untuk observasi dan wawancara dilakukan di CV. Maharani Abadi (UKM Kendang Jimbe) yang merupakan tempat produksi dan supplier kendang jimbe. Pelaksanaan kegiatan KKN ini didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Ibu Putu Eka Dewi Karunia Wati, S.T., M.T.
Kegiatan KKN melalui program MBKM Matching Fund 2021 ini diselenggarakan mulai dari tanggal 16 Oktober - 28 November 2021 dengan 2 kali kunjungan langsung ke Desa Minggirsari. Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 16 - 17 Oktober 2021. Pada saat kunjungan pertama, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan wawancara kepada pemilik CV. Maharani abadi (UKM Kendang Jimbe) mengenai proses produksi dan pendistribusian produk kendang jimbe tersebut. Selain itu, pada hari yang sama juga dilakukan observasi pada para pegawai pelaku kegiatan produksi dan juga lingkungan kerja produksi. Dari hasil wawancara dan observasi ditemukan permasalahan mengenai menumpuknya limbah kayu sisa produksi berupa kayu gelondong dan kayu balok yang tidak termanfaatkan dengan baik.
Menumpuknya limbah kayu ini dikarenakan kurangnya kreativitas dan kemauan masyarakat untuk mengolah limbah kayu tersebut menjadi produk yang lebih berguna. Sehingga, melalui program ini kami memikirkan cara untuk melakukan pengolahan limbah kayu tersebut menjadi sebuah produk yang bernilai jual berupa lampu hias dan jam dinding kayu. Pembuatan lampu hias menggunakan kayu gelondong sebagai bahan dasar untuk membuat tiang lampu sedangkan pembuatan jam dinding kayu menggunakan kayu balok sebagai bahan dasarnya. Pembuatan kedua produk tersebut kami lakukan dengan menggunakan bantuan mesin seperti mesin bubut untuk membentuk kayu gelondong menjadi tiang penyangga lampu hias dan mesin laser untuk memberikan motif gambar di atas kayu balok yang akan diolah menjadi jam dinding. Melalui pengolahan tersebut didapatkanlah hasil berikut.