Mohon tunggu...
Nia Astria
Nia Astria Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikolog Sekolah atau Guru BK?

4 Januari 2022   19:53 Diperbarui: 4 Januari 2022   20:05 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental sangatlah penting, terlebih khusus dalam dunia pendidikan. Kerap kali siswa/siswi merasa tertekan saat menjalani hari-harinya di sekolah. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang siswa/siswi mengalami stress. Beberapa diantaranya ialah tuntutan akademik yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk, tugas yang menumpuk, dan lingkungan pergaulan. 

Apabila stres yang dialami sangat berat dan terus menerus ditahan, akan berakibat buruk bagi kesehatan mental siswa/siswi. Salah satu cara agar stress tidak menumpuk adalah dengan melakukan konseling. Oleh karena itu, di lingkungan sekolah diperlukan adanya layanan konseling.

Ada beberapa profesi yang dapat melakukan layanan konseling bagi siswa/siswi. Diantaranya yaitu psikolog sekolah dan BK (Bimbingan dan Konseling) atau sering disebut guru BK. Sering sekali kita mendengar atau malah bertemu dengan guru BK dibandingkan dengan psikolog sekolah. 

Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Sedangkan konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik.

 

Secara garis besar kesehatan mental adalah sebuah kondisi dimana seseorang memiliki keadaan psikologis dan kejiwaan yang baik dimana kondisi tersebut ditandai dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri serta dapat memecahkan masalah yang ada baik masalah yang terjadi dalam diri sendiri (internal) maupun masalah yang terjadi pada luar dirinya atau berada di lingkungannya (eksternal). 

Salah satu upaya untuk menyeimbangkan kesehatan mental seseorang yaitu dengan mengembangkan kecerdasan emosi. kecerdasan emosi memiliki fungsi untuk membantu pemecahan masalah yang berkaitan dengan persoalan emosi yang dihadapi seseorang baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. 

Pada masa remaja maupun anak sekolah proses pengembangan emosi sangat perlu diperhatikan karena pada masa transisi ini biasanya anak masih perlu diajarkan untuk dapat mengelola emosi dalam menghadapi permasalahan yang ada. Oleh karena itu, selain orang tua, peran guru di sekolah sangat dibutuhkan anak agar dapat memiliki kesehatan mental yang baik.

Sistem pendidikan adalah penyedia layanan kesehatan mental yang paling umum bagi banyak anak dan remaja. Oleh karena itu lah tenaga kesehatan mental sekolah perlu diangkat untuk memenuhi tuntutan siswa yang semakin kompleks saat ini. Secara umum, tenaga kesehatan mental sekolah terbagi menjadi dua, yaitu konselor sekolah dan psikolog sekolah. 

Psikolog sekolah dan konselor sekolah sama-sama memfokuskan pekerjaan mereka pada kesehatan mental, kesejahteraan emosional, dan prestasi akademik siswa. Namun, ada beberapa perbedaan yang jelas diantaranya. Untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya, ada baiknya kita bahas satu persatu terlebih dahulu.

Psikolog Sekolah

Psikologi sekolah merupakan profesi dan subspesialisasi psikologi dalam konteks pendidikan. Psikolog sekolah dilatih dengan basis pengetahuan psikologi, yang kemudian menggunakan keterampilan mereka untuk membantu siswa, guru, dan orang tua mereka mengatasi masalah pendidikan, sosial, interpersonal atau emosional yang mengganggu kemajuan siswa di sekolah, serta menentukan solusi untuk membuka jalan bagi pencapaian pribadi dan akademik siswa. Sebagian besar psikolog sekolah bekerja di sekolah, pusat kesehatan masyarakat, dan klinik.

Pada umumnya, klien utama psikolog sekolah adalah siswa. Namun, untuk membantu siswa secara efektif, psikolog sekolah dapat bekerjasama dengan siswa, guru, keluarga dan administrator sekolah untuk memastikan bahwa siswa menerima pendidikan terbaik. 

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan setiap siswa dan memperbaiki kelemahan, seperti ketidakmampuan belajar dan masalah perilaku. 

Psikolog sekolah dapat berperan dalam mendesain ulang praktek pembelajaran, terutama dari taman kanak-kanak hingga sekolah K-12. Tanggung jawab psikolog sekolah sangat luas, tugas mereka termasuk sebagai berikut:

  1. Melakukan tes dan evaluasi psikolog
  2. Dukungan Program Pendidikan
  3. Mengajarkan perilaku prososial kepada siswa di lingkungan sekolah.
  4. Bimbingan siswa secara individu atau kelompok.
  5. Mengembangkan rencana intervensi untuk staf pengajar.
  6. Bertemu dengan orang tua.
  7. Memfasilitasi lokakarya dan pelatihan bagi orang tua dan guru.
  8. Bertindak sebagai penghubung dengan masyarakat.

Bimbingan Sekolah

Bimbingan konseling merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan di indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal,sesuai dengan potensinya.oleh karena itu,pelaksanaan bimbingan konseling disekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah,yaitu kepala sekolah,guru,konselor,dan pengawas. 

Bimbingan konseling ini lebih menutut kepada"pusat perhatian"untuk siswa dalam memasuki dunia pendidikan dan guna membantu siswa dalam beradaptasi,dan sebagai fasilitas untuk kebutuhan siswa dalam menjalankan pendidikannya.bimbingan konseling ini meliputi,sikap mental,kemandirian,pengarahan dalam pendidikan.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

  • Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
  • Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan
  • Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
  • Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
  • Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal bel ajar, mengerjakan tugas - tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh         informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
  • Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian

Jadi, berdasarkan informasi-informasi di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah sebuah kondisi dimana seseorang memiliki keadaan psikis yang baik, yang mana kondisi tersebut ditandai dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, salah satunya dalam dunia pendidikan. 

Banyak pelajar yang mengalami stress yang mengakibatkan kesehatan mentalnya terganggu. Oleh karena itu, psikolog sekolah dan Guru BK (Bimbingan dan Konseling) memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan kesehatan mental yang dihadapi oleh para pelajar. Meskipun Psikolog sekolah dan Guru BK memiliki peranan yang cukup berbeda. Namun keduanya dapat bersatu padu dalam meningkatkan kesehatan mental pada pelajar.

Penulis : Aisyah Widiandini Winarko, Fathia Herdiyanti Fadillah, Natalia Olivia, Nia Astrianingrum, Nofa Priyanti Ayer, Nurul Shabilla Nindya Utari, Syamsul Bahri

REFERENCES 

Aisyah, S. (2018). PERLUNYA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH (Ditinjau Dari Aspek Psikologis, Sosial Budaya dan Perkembangan Iptek). JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, 4(1), 56-56

Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep stres akademik siswa. Jurnal konseling dan pendidikan, 5(3), 143-148.

Djumhur, I & Moh, Suryab. (1995) .Bimbingan Konseling di Sekolah. Bandung :CV.Ilmu.

Hanurawan, F. (2012). Strategi pengembangan kesehatan mental di lingkungan sekolah. Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 14(2), 93.

Psychology.org. (2021). How to Become a School Psychologist. [web page]. Diakses pada 28 Desember 2021 pada www.psychology.org

Alliant International University. (n. d.). The Role of School Psychologists and Their Duties. Diakses pada 28 Desember 2021, dari www.alliant.edu

University of Massachusetts Global. (2019, Februari 23). School psychologist vs. school counselor: which career is your calling?. Diakses pada 27 Desember 2021, dari www.umassglobal.edu.

Zambrano, E., Villarreal, F., & Sullivan, J. (2012). School counselor and school psychologists: Partners in collaboration for student success within RTI and CDCGP frameworks. Journal of School Counseling, 10(24). Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ991251.pdf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun