Mohon tunggu...
Heinrich Terra
Heinrich Terra Mohon Tunggu... Freelancer - COMMUNICATION

VREDE EN ALLE GOEDS

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apa Bedanya Film Tahun 90-an dan 2000-an? Simak di Sini!

15 September 2022   18:44 Diperbarui: 15 September 2022   18:53 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Film merupakan sebuah sarana hiburan yang dimanfaatkan dikala sedang penat ketika menjalani hari yang penih dengan aktivitas membosankan. Terkadang film juga kerap kali dijadikan sumber hiburan utama. Tentu sebagai pegiat perfilman khususnya di Indonesia sangat banyak sekali pilihan genre yang tersedia.

Pada film-film yang diproduksi dalam negeri sendiri terdiri dari banyak jenis ditawarkan. Tak hanya itu film yang ditawarkan juga dapat melalui layanan streaming ataupun menonton langsung ke bioskop. Perfilman di Indonesia kini sudah mengalami perkembangan yang luar biasa jika dibandingkan dengan tahun 1900-an silam.

Film yang diproduksi pada tahun 2000-an sangat terlihat jelas dari segi penayangan maupun warna serta teknologi yang digunakan. Tak hanya itu jika dilihat lebih mendalam terdapat perbedaan antara paradigma, genre, dan subgenre.

Melalui hal itu, dalam artikel ini saya ingin mengajak para pembaca membandingkan film yang berjudul "Cinta dibalik Noda" tahun 1984 dengan film "Critical Eleven" tahun 2017 berdasarkan paradigma, genre, dan subgenre.

Sumber: filmaffinity.com
Sumber: filmaffinity.com

Gambaran Film

Film yang dibintangi oleh pemeran-pemeran lawas di tahun 1984 yakni seperti Meriam Belina, Sando Tobing, Fatimah Maria, dan beberapa aktor lainnya disaat itu. Film yang mengisahkan hubungan antara tiga sahabat memiliki hubungan sangat baik hingga pada akhirnya salah satu dari mereka harus keluar dari persahabatan tersebut disebabkan oleh cinta. Setelah salah satu dari mereka keluar maka persahabatan tersebut berantakan.

Dimana tokoh yang bernama Atika berusaha melanjutkan karir bernyanyinya sendiri. Seiring berjalannya waktu bertemu dengan Eros yang seorang pria yang tidak baik hingga dikenalkan dengan narkoba dan kehidupan malam. Singkat cerita Atika dan Eros ditangkap oleh polisi akibat kasus pencurian lalu dimasukkan ke tempat rehabilitasi.

Di tempat rehabilitasi tersebut Atika dirawat oleh Rafli pacar Saskia. Hingga akhirnya Rafli lebih memilih bertahan dengan Atika cinta lamanya daripada Saskia.

Sedangkan pada film "Critical Eleven" tahun 2017 yang dibintangi oleh Reza Rahardian dan Adinia Wirasti. Film tersebut menceritakan kisah Ale dan Anya yang bertemu di pesawat saat ingin pergi ke Sydney. 

Dari kejadian itu mereka berkenalan dan melakukan pendekatan hingga menikah. Setelah menikah mereka hidup dengan bahagia hingga Anya mengandung. Namun, saat mengandung ada kejadian yang tak terhingga yang menguji rumah tangga mereka tetapi pada akhirnya mereka kembali seutuhnya dalam menjalani hubungan rumah tangga.

Paradigma, Genre, Subgenre pada Film

Dari kedua film tersebut memiliki pandangangan paradigma yang sama yakni fenomenologi. Dimana kedua film tersebut sama-sama menceritakan sebuah fenomena kehidupan percintaan yang main-masing memiliki kerumitannya sendiri. Dari kedua film tersebut paradigma diangkat dari kisah cinta yang penuh dengan lika-liku. Namun yang membedakannya antara kedua film tersebut terletak pada alur.

Dimana alur pada film "Cinta dibalik Noda" tidak rumit seperti "Critical Eleven". Perbedaan alur inilah yang disebabkan oleh adanya masalah yang kompleks. Jika diperhatikan dengan menonton film "Cinta dalam Noda" penonton akan disuguhkan dengan alur maju sedangkan pada film "Critical Eleven" terdapat percampuran alur.

Selain itu, pada permasalahan juga tidak ditampilkan hal yang rumit pada film "Cinta dibalik Noda" dimana setelah ada konflik maka resolusi atau bagian pada akhir film dapat ditebak secara mudah. Sedangkan tidak pada film "Critical Eleven" yang tidak mudah ditebak melainkan banyak memiliki dugaan-dugaan pada penyelesaian konflik.

Genre atau akiran film yang ditawarkan dari keduanya memiliki kesamaan yakni drama percintaan. Namun, hal yang menjadi menarik dalam konteks ini terletak pada bagian subgenre di film "Cinta dibalik Noda" yakni terdapat subgenre musikal.

Adegan tarian film
Adegan tarian film "Cinta dibalik Noda"/Tangkapan layar

Subgenre musikal pada film tersebut ditayangkan seperti adanya nyanyi-nyanyian serta tari-tarian yang diperankan oleh pemain. Melalui adegan tersebut maka dapat dikatakan bahwa di dalam film "Cinta dalam Noda" memiliki subgenre.

Berbeda halnya dengan film yang berjudul "Critical Eleven" tidak memiliki subgenre yang tampilkan pada film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun