Seandainya ada budget buat beli fast trax di Dufan, kayanya saya akan tetap tidak membeli fasilitas nan privilej itu yang sangat memberi ruang sekat antara kaya dan kismin. Pada dasarnya memang saya yang picky aja.
Di balik ketidakinginan saya untuk membeli fasilitas tersebut, rasanya ada hikmah kebaikan yang bisa saya "buat-buat", agar ada bahan saja buat kasih pelajaran kehidupan ke Naya.
BTW, Naya adalah anak kecil yang ada di thumbnail konten artikel ini. Bukan berniat sharing soal parenting, tapi karena memang kita senang untuk bercerita hal-hal kecil soal Naya.
Apabila ada yang belum mengetahui apa itu Fast Trax Dufan, fasilitas ini adalah fasilitas yang memberikan keleluasaan buat orang yang mau membayar lebih tapi tanpa harus masuk jalur antrean. Yap, tanpa harus antre.
Sekilas sih biasa saja ya, tapi kalo dipikir-pikir dengan hati yang iri dan dengki, sekaligus baperan. Kok bisa-bisanya ada orang yang enggak mau antre.
Ibaratnya ya, kita lagi di jalan dengan kemacetan panjang, tiba-tiba ada orang yang main salip-salip aja ke depan, atau misalnya ya kalian lagi antre buat bayar di pasar swalayan, udah menunggu berjam-jam, tiba-tiba ada yang nyelak antrean. Kesel enggak?
Nah, Fast Trax memiliki mekanisme itu. Bedanya adalah praktik tersebut dilumrahkan dengan bayar. Yu ndak punya money, yu antreee.
Hal inilah yang saya katakan, jika ada anak pengusaha yang bilang money is'nt privilege buat kesuksesan dia selanjutnya, ya bullshit aja ya. Fast Trax itu buktinya.
Ya tapi memang kehidupan tidak akan bisa berjalan sesuai maunya kita aja, pilihan buat kaum-kaum begini kaya kita, pilihan kita memang harus adaptasi sama kehidupan yang kadang memang kurang fair. Maka dari itu, harus ada hikmah yang harus kita petik, "asik gitar kali."
Alih-alih memberikan fasilitas tanpa kesulitan itu, ya kita memberikan pemahaman akan suatu hal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!