Mohon tunggu...
Heidy Sengkey
Heidy Sengkey Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ingin selalu berbagi lewat tulisan...\r\n\r\nMenghargai hidup dengan kerja keras dan mengasihi sesama.\r\n\r\n^__* Jalani hidup dengan penuh ucapan syukur...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wasit dan Kekalahan Argentina

29 Juni 2016   17:07 Diperbarui: 29 Juni 2016   17:18 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Argentina kehilangan semangat dan kosentrasi memudar. Kesempatan baik untuk mencetak gol Gonzalo Higuain pun menuai kegagalan. Higuain ini padahal sudah pernah dikritisi sangat keras kala itu di laga final piala dunia 2014, dan juga final Copa America 2015 yang lalu, atas beberapa kegagalannya. Bahkan ia pun gagal menjebol jala lawan pada kesempatan tendangan pinalti waktu itu. Copa America 2016 ini sebenarnya kita bisa menyaksikan Higuain yang baru. Dia kelihatan sudah melakukan diet ketat, sehingga penampilannya juga nampak lincah penuh vitalitas. Tetapi ketika berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Chile Claudio Bravo, dia tetaplah Higuain lama yang sama. Dia gagal menyelesaikan tendangan pinalti dengan sempurna. Argentina yang malang. Mereka yang sudah malang melintang di partai puncak tetapi berulang kali menuai kegagalan.

Argentina menunjukkan permainan yang tegang dan kurang terarah. Menembak terlalu cepat tanpa perhitungan matang. Membuang-buang bola. Bahkan Messi dan Banega terlalu dini melakukan passing, serta kerap mengoper bola terlalu jauh ke depan sementara mereka bisa penetrasi pendek masuk daerah pertahanan lawan. Itulah yang aku lihat dan cermati. Ada satu kesempatan baik memanfaatkan tendangan bebas Messi, tapi lagi-lagi gagal membuahkan gol. Dengan gemilangnya Claudio Bravo menghalau bola melewati mistar gawang. Skor imbang bertahan hingga laga usai. Perpanjangan waktu membuahkan hasil yang kembali sama 0 - 0.

Lewat drama adu pinalti, secara gemilang penjaga gawang Chile Clauio Bravo mampu mematahkan serta membuyarkan ambisi Argentina untuk lepas dari ‘kutukan’ Copa America’. Mengalahkan mereka di final, sebagai pengulangan sejarah.

Puncak ketegangan memang ada pada drama adu pinalti. Bertahun-tahun tanpa gelar juara bagi tim nasional Argentina tentu memberikan tekanan amat berat untuk supaya bisa juara kali ini. Tekanan ada pada pelatih. Tekanan yang sama ada juga di semua pemain, termasuk Messi.

Gelagat adanya tekanan berat dan ketegangan itu semakin terlihat dari langkah Messi menuju kotak pinalti ketika ditunjuk sebagai penendang pertama bagi Argentina, seorang pemain terbaik dunia dan dianggap akan menjadi juga penendang terbaik. Yang terjadi kemudian adalah justru robeknya harapan Argentina sesaat setelah tendangan Messi melambung tinggi di atas mistar gawang. Ia sebagai penembak pertama gagal memotivasi timnya, padahal baru saja timnya bersorak tatkala penjaga gawang mereka Romero berhasil menepis tendangan pemain Chile, Arturo Vidal. Pemain Argentina lainnya, Biglia, juga gagal.

Tradisi lama kembali diperbaharui. Kenangan yang berulang itu sungguh pahit. Chile (kembali) mengalahkan Argentina di final Copa America. Sungguh menyakitkan memang, tetapi itulah kenyataannya. HS.

#CopaAmericaKompasTV

 Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-meriahkan-copa-america-centenario-2016_574d507b02b0bdc104d9e042

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun