Mohon tunggu...
Heidy Sengkey
Heidy Sengkey Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ingin selalu berbagi lewat tulisan...\r\n\r\nMenghargai hidup dengan kerja keras dan mengasihi sesama.\r\n\r\n^__* Jalani hidup dengan penuh ucapan syukur...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota yang Penuh Keunikan dan Keindahan

3 Desember 2013   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:22 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau seandainya Anda berkesemapatan mengunjungi kota Manado, maka ada banyak tempat wisata maupun kuliner yang dapat Anda nikmati, berbicara tentang Manado, tentu tidak akan pernah lepas dengan apa yang namanya “pidis-pidis” dan “rica-rica”. Kebanyakan masakan Manado pasti dibumbui rica-rica, dan rasanya pun tak ayal lagi mesti pedes-pedes. Itu sudah jadi trademark tersendiri bagi kebanyakan orang Manado. Sampai-sampai ada istilah, kalau orang Manado yang tidak tau makan pedes, maka yang bersangkutan boleh jadi lidahnya itu bukanlah lidah orang Manado.

Apalagi yang unik yang dapat Anda jumpai di sana? Kebanyakan orang Manado itu hobi menyanyi, dan suara mereka itu sungguh aduhai. Bersaing dengan suara-suara penyanyi dari batak dan Ambon. Khususnya orang Sanger/Sangihe, mereka itu terkenal dengan musikalitasnya yang diatas rata-rata. Makanya jangan heran kalau beberapa kali Paduan Suara dan Group Vocal asal Manado memenangi bebrbagai kompetisi menyanyi tingkat dunia. Ada Paduan Suara bernama Gema Sangkakala yang sudah berkali-kali meraih medali emas (Gold Champion) pada World Choir Competition. Beberapa kali menjadi juara satu di tingkat dunia tentu adalah prestasi membanggakan.

Ada pendapat juga, yang entah benar atau tidak, bahwa rata-rata nona dan nyong (cewek & cowok) Manado itu cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Bila Anda berkesempatan sekedar ‘cuci mata’ di mall-mall dan berbagai pusat perbelanjaan, mata akan terbelalak melihat cewek dan cowok yang lalu lalang di sana. Itu katanya masih kurang, kalau mau yang lebih menawan, silakan turun terjun ke kampong-kampung, misalnya Tondano, Tomohon, Sonder, Langowan, dan desa-desa di Minahasa lainnya, di sanalah pusatnya ‘artis-artis’ lokal Anda akan temui. Kembang desa.

Meskipun kebanyakan warga Minahasa adalah menganut agama Kristen, dibuktikan dengan julukan “kota seribu gereja”, atau “kota sejuta gereja”, namun kehidupan kerukunan beragama di tanah ini patut diancungi jempol, dan sudah terbukti paling aman senusantara. Banyak studi banding telah dilakukan banyak daerah di tanah Minahasa dan Manado, ingin belajar banyak tentang kerukunan beragama serta bagaimana memelihara kerukunan tersebut. Bahkan dari luar negeri pun sering mengadakan kunjungan ke Manado dan Minahasa. Istilahnya, “Torang samua basudara, dan basudara yang baku-baku sayang”. Makanya, “Torang musti bakujaga, apapun torang pe latar kesukuan dan latar agama…”

Ada objek wisata yang cukup digandrungi orang untuk foto-foto, itulah patung Yesus terbesar ke-2 du dunia. Berlokasi di Citraland, berdiri megah Patung Jesus Blessing. Patung ini hanya kalah tinggi dan besar dari patung Yesus di Rio de Janairo Brasil.

Salah satu kebiasaan unik lainnya orang Manado adalah suka bercanda alias bakusedu. Kalu sudah nongkrong dikedai kopi atau tempat-tempat nongkrong lainnya, pasti akan terdengar canda tawa tak henti-hentinya di sana. Bakusedu itu sepertinya sudah membudaya, dan itu adalah sesuatu yang sungguh mengasyikkan. Saya kok jadi teringat si Mongol Stand Up Komedian itu yah he he he…

Kalau dari segi bagaya alias style dan fashion, orang Manado sesungguhnya tidak kalah dari Singapore dan kota-kota besar lainnya. Makanya, ada ujar-ujar miring yang sempat melekat dalam diri kawula muda Manado, yaitu biar kalah nasi asal jangan kalah aksi. Sulit membedakan antara orang kaya dan orang miskin di Manado, bila kita hanya sepintas lalu melihat gaya dan cara mereka berpakaian. Samua jago bagaya.

Nah, ada satu minuman berciri khas sangat kental keManadoan atau keminahasaannya, diberi nama “Cap Tikus”. Sangat disukai dan menjadi konsumsi umum di masyarakat Manado. Menambah semangat pagi, atau citarasa sore katanya. Di lain pihak, minuman ini sangat mematikan karena kadar alkoholnya yang sangat tinggi. Minuman beralkohol ini kadar alkoholnya bisa mencapai 40-70%, kalau dibakar menyala, berasal dari pohon Enau alias Seho.

Itulah sekelumit tentang Manado, dan berbagai daya Tarik yang ada di dalamnya. Ada juga mislanya kisah orang Manado yang pernah menampar seorang presiden, yaitu Presiden Soeharto. Memang ketika beliau menampar Soeharto, pada saat itu ia belumlah sebagai presiden tapi baru sebagai tentara biasa. Siapa yang menampar Soeharto kala itu? Dialah Pak Kawilarang, pemimpinnya para tentara saat itu. Tentu saja masih banyak yang lainnya, namun hanya ini dulu yang dapat saya tuliskan mengingat betapa capeknya menatap monitor computer dan tangan terus bergerak mengutak-atik tuts computer ini hehehe…Selamat berkunjung ke Manado yah kawan-kawan semuanya. HS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun