“Bibirnya ranum…Sumpah…bibir itu begitu menggoda!”
Suara laki-laki itu menghentak tidurku,
Arrgh…mimpi itu lagi
Kenapa suara laki-laki itu selalu mengiang di telingaku?
.
Jangan biarkan aku larut…
“Oh my goshhhhhh….” sadarlah…sadarlah….segera!
Jangan tunda sandarmu...
Jangan biarkan ada rasa lain..
jangan sempatkan ada cinta lain….
.
Apa dayaku? Mengusir mimpi iseng pun ku tak berdaya,
Segala daya ku upayakan dan coba…lalu mencobanya lagi,
Tapi semakin kucoba…semakin kupaksakan…suara itu semakin jelas,
Membongkar semua panca inderaku…semua rasa ingin tahuku.
.
Akankah kusanggup bertahan….?
Kutunggu pagi berikutnya….
Benarkah suara itu akan kembali hadir.
Suara yang benar-benar kubenci!
“.......Moga-Moga Nggak!”
.
"Well..well..well...It's to late!"
Suara itu muncul lagi...dan lagi.
Tapi ternyata semuanya bukan dalam mimpiku....
Suara itu datang dari tape recorder!
Tape tua butut milik si butet tetanggaku itu. (HS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H