Mohon tunggu...
Heidy Sengkey
Heidy Sengkey Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ingin selalu berbagi lewat tulisan...\r\n\r\nMenghargai hidup dengan kerja keras dan mengasihi sesama.\r\n\r\n^__* Jalani hidup dengan penuh ucapan syukur...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nyiur Melambai Menantimu

1 Mei 2011   01:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nyiur Melambai Aset Bangsa.

Banyak yang hanya mengenal Bali. Bahkan turis-turis mancanegara lebih tahu Bali daipada Indonesia secara keseluruhan. Setiap ada kesempatan bertemu dengan teman-teman dari luar yang datang ke “Bumi Nyiur Melambai” Sulawesi Utara, saya selalu mengatakan bahwa ketika Anda mengenal Bali atau Jakarta tidak dengan sendirinya Anda mengenal Indonesia. Indonesia itu luas. Banyakbudaya dan objek wisata yang dimiliki bangsa ini. Kalaupun Anda sudah pernah stay di Bali selama 2 minggu itu belum cukup untuk mengenal Indonesia seutuhnya, sehingga dengan gampangnya mengatakan “I know Indonesia very well”. Nyiur Melambai adalah nama yang diberikan karena banyaknya pohon kelapa yang melambai-lambai begitu memasuki daerah ini. Kita disambut dengan lambaian nyiur bagaikan lambaian tangan-tangan ramah penduduk sekitar.

[caption id="attachment_104322" align="aligncenter" width="694" caption="Puncak Pasnya Daerah Nyiur Melambai dengan latar belakang Kota Manado, jauh di bawah sana."][/caption] .

Pada tulisan ini saya ingin memperkenalkan salah satu bagian dari Indonesia. Salah satu tempat yang mulai dilirik dengan antusiasme yang tinggi pula oleh wisatawan mancanegara. Belum lama ini ada satu kapal pesiar mewah dari Eropa yang membawa banyak wisatawan yang tadinya memiliki rute singgah di Bali, tapi atas permintaan para penumpang (kebanyakan turis Eropa) kapal pesiar tersebut, akhirnya kapal merapat di Bitung SULUT instead of Bali. Itu tandanya daya tarik bumi nyiur melambai ini sudah semakin dikenal di mata dunia luar. Menurut letak geografis, Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara terletak pada jazirah Utara Pulau Sulawesi. Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe Talaud yang terdiri dari 77 pulau. Wilayah kepulauan ini berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina. Makanya wajah orang Manado juga sepintas sangat mirip dengan wajah orang Filipina.

.

Di daerah nyiur melambai ini ratusan lokasi wisata yang bakal menjamu Anda apabila berkunjung. Tidak untuk melebih-lebihkan tapi kenyataannya memang daerah ini sudah menjadi alternatif tertinggi setelah Bali. Dengan kata lain, kalau para turis sudah memprioritaskan dalam list mereka daerah ini sebagai salah satu priority destination.

.

Ibu Kota Nyiur Melambai adalah Manado yang saat ini mendapat julukan “Kota Tinutuan”, artinya Kota Bubur Manado. Tinutuan atau bubur Manado adalah makanan khas orang Manado. Tinutuan hampir mirip seperti bubur ayam di Bandung, tetapi buburnya dimasak dengan campuran aneka sayur seperti jagung, ubi kayu, selada air, bayam, kangkung, dan lain-lain. Paduan beras dan sayur-sayuran itu membuat bubur Manado berwarna-warni tapi justru itulah yang membuatnya gurih dan segar, apalagi jika dimakan dengan sambal dan ikan cakalang.

Pulau Manado Tua. Kita harus memakai boat untuk sampai kesana. Pulau Manado Tua sejajar dengan Kota Manado masa kini. Banyak nelayan lokal yang mengais rejekinya di seputaran Manado Tua. .

Nyiur Melambai ini memiliki beragam macam makanan khas yang mungkin masih asing bagi sebagian orang luar Kota Manado. Makanan khas tersebut antara lain seperti ayam garo rica, ayam isi di buluh, ayam tuturuga, ayam woku balanga, pampis (cakalang yang dihaluskan), pangi isi buluh, posana, perkedel jagung, perkedel nike, brenebon, ikan bakar dabu-dabu lilang, ayam rica-rica, kuah asam, sayur bunga pepaya, saut jantung pisang, rica rodo dan masih banyak lagi. Pokoknya selera Anda akan terpuaskan.

.

Selain objek wisata yang sudah mendunia seperti Bunaken, Pulau Lembeh, Pulau Manado Tua, Boulevard, cagar alam Tangkoko masih banyak objek wisata lain yang menunjukkan betapa khasnya Indonesia ini. Yang menarik juga, banyak jalan-jalan di sini yang tetap mempertahankan “kedaerahannya” atau “keindonesiaannya”. Nama jalan roda, jalan gembira, jalan kembang, jalan pinggir pante (pantai), jalan wusa, jalan talawaan, lorong bukit, lorong anoa, lorong tampa potong masih mendominasi nama-nama jalan. Kalau di kota-kota besar lain mungkin sudah banyak nama jalan yang di-Inggriskan seperti riverside street, grand street, main street, lakeview street dan sebagainya maka di sini ciri ke-Indonesiaan itu terlihat masih terus dipertahankan.

Danau Linow, atau lebih dikenal dengan Danau Tiga Warna. .

Bumi Nyiur Melambai memang layak mengusung program kota pariwisata dunia. Bahkan penduduk bumi Nyiur Melambai sering dijuluki dengan a thousand smile. Keramahan dan keterbukaan penduduk Nyiur Melambai siap menyambut siapapun yang datang berkunjung dengan senyuman. Lambang keramahan dan penerimaan yang tulus. Nyiur Melambai adalah bagian dari Indonesia. Oleh karenanya, sebelum kita merencanakan berkunjung ke negara-negara lain, sebelum kita merogoh kantong kita dan membeli tiket ke negara-negara lain, ingatlah bahwa kita masih punya ribuan tempat di Indonesia ini yang belum kita kunjungi. Kalau devisa dari hasil kuncungan kita ke negara lain menjadi milik negara bersangkutan, kenapa tidak kita pakai untuk negara kita sendiri? Masih banyak budaya dan daerah wisata di Nusantara ini yang mungkin belum Anda ketahui, termasuk Nyiur Melambai ini! So, we invite you to come and enjoy with us here…a place of a thousand stars! Demikian salah satu bunyi iklan melalui Internet. Mari berkunjung...Mari mengenal Indonesia lebih dalam dan lebih utuh!

.

Heidy A Sengkey.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun