Mohon tunggu...
Heidi Pah
Heidi Pah Mohon Tunggu... Jurnalis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faculty Fellowship School of Design UPH Ajak Mahasiswa Bertransformasi Bersama

29 Agustus 2018   12:21 Diperbarui: 29 Agustus 2018   12:30 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faculty Fellowship UPH Festival 25 School of Design (SoD) mahasiswa baru dibekali fondasi mereka dalam memasuki suasana baru dalam hidupnya yaitu kehidupan perkuliahan. SoD mengawali perkenalan dengan angkatan 2018 dengan devosi merefleksikan tema 'set apart' dari Roma 12:2, dipimpin  Elya Kurniawan Wibowo, S.Sn., M.A., dosen Arsitektur SoD. Kegiatan ini diikuti mahasiswa baru SoD pada 16 Agustus 2018  di SoD Multifunction Room di Gedung B UPH Lippo Village, Karawaci.

"Roma 12:2 ini kelihatannya memang mudah, tetapi sebenarnya susah banget lho untuk dijalani. Karena sebenarnya, menjadi seorang Kristen di sebuah institusi Kristen itu paling susah," kata Elya.

Ia menyebutkan 3 tipe "Kristen bohongan". Pertama, ada otherworldly Christian -- yaitu orang-orang yang mau percaya Yesus hanya agar mendapatkan tiket ke Surga.  Kedua, cultural Christian, yaitu orang-orang yang seolah-olah memakai label Kristen cuma untuk aksesoris saja. Dan ketiga, ada orang yang "beriman pada iman" --  yang mengaku bahwa dia beriman pada Tuhan, namun sebenarnya beriman pada diri sendiri, hanya saja mengatasnamakan Tuhan untuk iman tersebut.

Menurut Elya,  sekarang ini manusia hidup di zaman post-truth, dimana kebenaran itu didasarkan pada perasaaan saja. Perasaan sudah menggantikan fakta. Semua orang dapat berkata apa saja benar, menurut diri mereka sendiri. Bagaimana sebagai orang Kristen mau hidup di dunia yang seperti ini? Sangat susah sekali untuk menjalankan Roma 12:2.

Namun, sebenarnya, di Roma 12:2 ini Tuhan sudah memberikan penghiburan untuk kita. Kita tidak melakukan transformasi ini sendiri. Dalam bahasa aslinya, perintah-perintah dalam ayat ini, seperti "menjadi serupa" dan "berubahlah" sebenarnya mengandung arti bahwa hal-hal ini telah dilakukan oleh Tuhan dan akan terus dilakukan. 

Di Roma 1-11 juga sudah terus-menerus ditekankan tentang kasih karunia Tuhan. Jadi ini sebenarnya bisa dilakukan meskipun memang susah, karena Tuhan sudah melakukannya terlebih dahulu.

"Transformasi apa yang perlu kita lakukan? Bagaimana kita harus menjadi seorang Kristen dalam dunia post-truth?" Kita tidak bisa hanya mentransformasi pikiran. Kita juga harus mentransformasi semua keinginan kita dan semua kehendak kita. Seluruh kehendak dan keberadaan kita harus kita taklukkan di bawah otoritas Tuhan. Saat kita bisa menyerahkan seluruh diri kita kepada Tuhan, baru saat itulah kita menjadi pribadi sesuai yang Tuhan inginkan dan bukan yang kita inginkan," ungkap Elya.

Elya juga rindu agar semua pembekalan yang didapatkan oleh mahasiswa SoD UPH dapat dipakai untuk menunjukkan kebenaran kepada dunia.

"Di SoD, kami membekali para mahasiswa dengan filsafat dunia -- kita mempelajari filosofi di balik bangunan-bangunan dari berbagai zaman dan ideologi yang melatari gaya bangunan tersebut. Kita mempelajari bagaimana tokoh-tokoh dan filsuf-filsuf dunia mempengaruhi dunia dan kaitannya dengan kebenaran Tuhan. Kita seolah memberi senjata kepada para mahasiswa. Semua pengetahuan ini bisa dipakai untuk memuliakan Tuhan, atau untuk menjadi penjahat yang lebih piawai karena memiliki senjata yang lebih ampuh," jelasnya.

Untuk mengarahkan mahasiswa kepada jalan yang benar, butuh komunitas yang kuat. Elya berharap agar keluarga SoD dapat bertumbuh semakin erat, karena dengan begitu, seluruh anggota SoD dapat bertransformasi bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun