Mohon tunggu...
Heide Nabila Hambali
Heide Nabila Hambali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya suka membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Green Building Solusi Mengatasi Pemanasan Global

22 Desember 2022   06:15 Diperbarui: 22 Desember 2022   06:30 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global (global warming) merupakan bentuk dari ketidakseimbangan ekosistem karena disebabkan oleh meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan yang ada di bumi. 

Pada setiap tahunnya populasi di dunia mengalami pertambahan jumlah secara terus menerus, sehingga sebagian besar pemanasan global dan kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh tindakan manusia. 

Hal ini dikarenakan semakin banyaknya populasi manusia, maka lahan pemukiman yang dibutuhkan pun juga akan semakin banyak, sehingga akan menyebabkan berkurangnya lahan hijau maupun lahan pertanian karena lahan tersebut dialihfungsikan menjadi lahan pemukiman. 

Semua negara hampir memiliki permasalahan yang sama pada kasus bencana alam dan perubahan iklim karena seringkali mengeksploitasi sumber daya alamnya secara berlebihan. Hal inilah juga menjadi faktor penyebab dari adanya pemanasan global, seperti naiknya gelombang panas, kekeringan, dan banjir. 

Sejauh ini, proses pembangunan memiliki kontribusi dalam memperburuk dampak bencana karena dalam proses pembangunan masih banyak daerah yang belum memperhatikan risiko bencana.

Pemanasan global juga dapat dipicu oleh perancangan bangunan secara arsitektur yang seringkali kurang memperhatikan keselarasan alam, sehingga dapat berdampak negatif bagi lingkungan karena ketika memanfaatkan sumber daya dan penggunaan teknologi selama proses pembangunan berlangsung tidak ramah terhadap alam. 

Pada 30 tahun mendatang, diperkirakan kebutuhan energi akan meningkat hingga dua kali lipat karena penggunaan listrik yang semakin meningkat dibarengi dengan pelepasan CO2, dimana CO2 ini memiliki kontribusi yang besar dalam menyebabkan efek rumah kaca. 

Konsentrasi CO2 meningkat secara signifikan sejak adanya revolusi industri pada abad ke-18. Hal inilah yang menjadi penyebab meningkatnya suhu rata-rata atmosfer di bumi. 

Adanya peningkatan kebutuhan energi listrik juga akan menyebabkan kelangkaan minyak bumi karena sebagian besar energi listrik yang ada di Indonesia bersumber dari minyak bumi.

Saat ini, seluruh negara di dunia sedang memikirkan solusi bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan alam yang disebabkan oleh manusia. Salah satu solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan alam yang berdampak bagi lingkungan adalah menerapkan konsep green building atau bangunan hijau. 

Green building menjadi bahan perbincangan yang sangat penting dan hangat karena pembangunan yang ada di dunia, khususnya Indonesia semakin berkembang dengan pesat seiring berjalannya waktu, sehingga akan mempengaruhi kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh manusia, dimana semakin meningkatnya pembangunan yang ada, maka kebutuhan energi juga akan semakin meningkat. 

Istilah dari green building itu sendiri merupakan suatu upaya yang dalam menghasilkan bangunan, baik itu gedung perkantoran, hotel, dan gedung lainnya menggunakan proses yang ramah lingkungan dan mengefisiensikan sumber daya yang digunakan selama proses pembuatan sampai pembongkaran bangunan. 

Green building merupakan konsep dari pembangunan berkelanjutan, dimana bangunan tersebut didesain agar dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. 

Sedangkan, pembangunan berkelanjutan (sustainable development) memiliki pengertian suatu proses pembangunan yang dalam prinsipnya tidak mengorbankan kebutuhan generasi pada masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan generasi pada saat ini.

Green building memiliki konsep untuk mengurangi kebutuhan energi secara signifikan melalui beberapa metode. Tidak hanya mengurangi kebutuhan energi, green building juga dapat mengurangi konsumsi air, melestarikan sumber daya alam, meningkatkan kualitas udara, dan pengelolaan sampah yang baik. 

Indonesia memiliki standar green building yang disebut dengan Green Building Council Indonesia (GBCI) merupakan lembaga mandiri dan non-profit yang memiliki komitmen terhadap mengaplikasikan praktik lingkungan dan industri bangunan berkelanjutan. 

GBCI didirikan pada tahun 2009 yang diselenggarakan oleh sinergi di antara para pemangku kepentingan, yang meliputi profesional bidang jasa konstruksi, kalangan industri sektor bangunan dan properti, pemerintah, institusi pendidikan dan penelitian, serta asosiasi profesi dan masyarakat peduli lingkungan. 

Salah satu program yang dimiliki oleh GBCI adalah menyelenggarakan kegiatan sertifikasi bangunan berdasarkan Greenship. GBCI telah memperoleh status Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada.

Penerapan konsep green building yang ada di Indonesia sudah semakin mengalami perkembangan, seperti bangunan apartemen, hotel, perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Beberapa bangunan yang telah menerapkan konsep green building, antara lain Senayan Park, Pacific Place Mall, Sequis Center, Menara BCA, Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum, dan masih banyak lagi. 

Bangunan tersebut sudah memperoleh sertifikasi dari GBCI Dalam penerapannya, green building memberikan dampak yang positif bagi lingkungan, tetapi dana yang dibutuhkan untuk green building ini tidak sedikit. Adapun manfaat dari adanya penerapan green building, antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas hidup karena kenyamanan yang dirasakan seseorang dapat berdampak bagi kesehatan.
  2. Menghemat sumber daya air.
  3. Mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan bangunan karena material bangunan yang digunakan memiliki kualitas yang baik.
  4. Mengurangi emisi karbon untuk menyelamatkan lingkungan.
  5. Bangunan green building dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun