Mohon tunggu...
Hefti Juliza
Hefti Juliza Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

You Can Do It:)

Selanjutnya

Tutup

Money

Tugas Mata Kuliah Prof Dr Apollo (Daito): Teori Akuntansi (Asset)

9 April 2020   12:59 Diperbarui: 9 April 2020   13:19 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengertian Aset | Dok. pribadi

Pengertian Aset

Aset merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas yang berasal dari transaksi dimasa lalu yang pernah dilakukan perusahaan serta mempunyai manfaat ekonomi masa depan. Aset juga dikenal dengan aktiva dan harta, yang mana harta tidak hanya berupa harta berwujud akan tetapi harta tidak berwujud juga merupakan bagian dari aset. Semakin tinggi nilai aset suatu perusahaan/entitas, maka akan semakin menguntungkan. Hal ini dikarenakan semakin meningkat nilai aset maka akan mencerminkan penurunan pada sisi kewajiban.

Karakteristik Aset | Dokpri
Karakteristik Aset | Dokpri

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aset memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

1. Mempunyai manfaat ekonomik dimasa depan

Agar dapat digolongkan sebagai aset, maka harus mempunyai manfaat ekonomik dimasa depan. Manfaat ekonomik tersebut dapat dilihat dari kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba atau pendapatan serta mampu mendatangkan kas pada masa yang akan datang. Biasanya, manfaat ekonomik yang dimiliki oleh perusahaan berkaitan dengan barang ekonomik. Suatu barang dapat dikatakan sebagai barang ekonomik apabila tidak dimiliki oleh orang banyak serta mempunyai manfaat. Selain itu, suatu barang dapat dikatakan mempunyai manfaat ekonomik apabila:

  • Dari aset tersebut perusahaan mampu mendapatkan penghasilan seperti dapat disewakan. 
  • Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan seperti memproduksi barang
  • Mempunyai nilai tukar 

2. Dimiliki dan dikendalikan oleh suatu entitas

Suatu objek dapat dikatakan sebagai aset, apabila suatu objek tersebut dimiliki dan atau dikuasai oleh suatu entitas. Dapat dikatakan bahwa suatu objek untuk dapat tergolong sebagai aset, maka tidak harus dimiliki oleh suatu perusahaan/entitas namun cukup hanya dengan mempunyai kewenangan untuk mengendalikan objek tersebut. 

3. Disebabkan karena adanya kejadian dimasa lalu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu objek dapat dikatakan sebagai aset apabila mempunyai manfaat ekonomik masa depan serta dikendalikan oleh suatu entitas. Akan tetapi, kedua syarat tersebut belum mencukupi suatu objek untuk dapat dikatakan sebagai aset, tetapi objek tersebut juga harus berasal dari kegiatan atau peristiwa dimasa lalu. Aset akan muncul dalam laporan keungan karena adanya suatu kejadian dimasa lalu, yang berasal dari kegiatan pembelian (tunai atau kredit) maupun berasal dari aktivitas penyewaan. 

Selain karakteristik diatas, aset juga mempunyai karakteristik atau kriteria khusus lainnya seperti:

- Dalam perolehannya melibatkan Cost/ biaya. Akan tetapi, suatu aset bisa saja diperoleh dari hadiah maupun sumbangan.

- Aset dapat bersifat berwujud (tangible) sehingga dapat diamati seperti, tanah, bangunan, peralatan dan dapat pula berupa aset tidak berwujud seperti, goodwill, hak paten.

- Terpisahkan (severable), salah satu ciri dari aset adalah memiliki daya tukar. Untuk dapat dipertukarkan suatu aset harus terpisah dari sumber ekonomi yang lain.

Aset | Dokpri
Aset | Dokpri

Jenis Aset

1. Aset Lancar

Aset lancar diatikan sebagai aset yang biasanya digunakan dalam waktu dekat dan memiliki masa manfaat kurang dari 12 bulan. Aset lancar biasanya dimiliki oleh perusahaan untuk dipergunakan dalam kegiatan operasional dalam siklus normal perusahaan atau untuk dijual. 

Beberapa akun yang merupakan bagian dari aset lancar yaitu:

  • Kas dan setara kas
  • Investasi dalam bentuk surat berharga
  • Account Recaivable/piutang usaha
  • Inventory/persediaan
  • Biaya Dibayar Dimuka (Prepaid)
  • Pendapatan yang diterima dimuka (Unearned Revenue)

2. Aset Tidak Lancar (Aset Tetap)

Aset tetap merupakan aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau entitas yang digunakan dalam kegaiatan perusahaan atau pun dibeli untuk disewakan. Akan tetapi pada aset tetap tidak ditujukan untuk dijual. Dalam artian bahwa aset dimiliki untuk digunakan oleh suatu entitas.

Beberapa akun yang termasuk ke dalam aset tetap:

  • Investasi Jangka Panjang (Long term investment)
  • Akumulasi penyusutan
  • Aset berwujud, seperti mesin, kendaraan
  • Aset tidak berwujud, seperti goodwill, hak paten, hak cipta.

Pengakuan Aset

Suatu aset dapat diakui dan muncul dalam laporan posisi keuangan apabila suatu objek tersebut diprediksikan akan mampu menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan serta mempunyai nilai/daya tukar. Pengakuan tersebut dapat dilakukan dengan menyatakan pos tersebut dalam laporan keunagan. Sehingga, untuk dapat disertakan dalam laporan keuangan maka suatu aset harus mampu dinilai dan diukur. Biasanya suatu aset diakui pada saat terjadinya suatu transaksi atau kejadian yang berkaitan dengan aset. 

Selain karena adanya transaksi pembelian tunai dengan kas, aset juga dapat diakui akibat adanya kegiatan atau transaksi yang bersifat non kas, seperti berasal dari aktivitas barter, saham, reorganisasi seperti merger dan akuisisi, hadiah atau hibah serta sumbangan, dan pembelian secara kredit.

Pengukuran Aset

Pengukuran aset merupakan penentuan jumlah yang dinyatakan pada aset untuk dicatat. Dengan artian bahwa terdapat nilai yang melekat pada aset tersebut dari pada saat diperolehnya. Pengukuran merupakan salah satu syarat agar suatu aset dapat diakui, sehingga suatu objek harus diukur dengan baik. Pengukuran dilakukan dengan mempertimbangkan unsur manfaat ekonomi dimasa depan serta mendasarkan pada kemapuan usaha (going concern). Selain itu, pengukuran aset dilakukan pada tiga tahapan, yaitu pada saat perolehan aset, tahap pemanfaatan suatu aset serta pada saat suatu aset akan diberhentikan atau dikeluarkan. 

Penilaian Aset

Pada pengukuran aset lebih ditekankan pada penentuan jumlah yang ada pada suatu objek dengan tujuan untuk dicatat pada saat perolehannya sementara penilaian aset lebih kepada penentuan jumlah yang dilekatkan pada suatu objek pada saat penyajian. Penilaian aset mempunyai tujuan untuk dapat memberikan pengetahuan kepada pihak yang berkepentingan untuk menilai jumlah aset serta memperkirakan ketidakpastian yang ada. Selain itu dengan adanya penilaian aset maka akan diperoleh informasi terkait dengan likuiditas suatu perusahaan. 

Dasar Penilaian suatu aset:

- Historical Cost: merupakan biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh suatu aset. 

- Current Cost: sejumlah uang yang dikeluarkan apabila menginginkan suatu aset untuk dimiliki saat ini.

- Current Market Value

- Net Realizable Value: Jumlah kas dan setara kas yang akan diperoleh kemudian dikurangi dengan pengeluaran yang diperlukan untuk merubah aset menjadi kas atau setara kas.

- Present Value of future cash flows: Account recaivable dan long term investment yang disajikan sebesar nilai pada saat ini penerimaan kas pada masa yang akan datang sampai terlunasi dan dikurangi lagi dengan kemungkinan tambahan biaya untuk memperoleh penerimaan tersebut.

Penyajian Aset

Aset akan dimiliki pada tahun serta masa yang bersangkutan akan disajikan dalam laporan keuangan pada bagian Aset atau Aktiva. Dalam penyajian di laporan keuangan suatu aset harus disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau pada saat ini mengacu pada IFRS. Penyajian dari setiap pos-pos harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Suatu aset atau aktiva akan disajikan di laporan keungan dengan format sebagai berikut:

- Aset akan disajikan atau berada di sebelah kiri yaitu sisi debet dalam neraca atau laporan posisi keuangan yang terletak pada posisi paling atas dalam laporan neraca tersebut.

- Aset akan terbagi menjadi dua yaitu aset lancar dan aset tetap yang mana di dalam aset tetap terdapat aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud (intangible asset).

- Dalam neraca aset akan diurutkan berdasarkan liquid atau tidaknya suatu aset. Aset yang memiliki likuiditas yang tinggi akan diletakkan pada posisi teratas atau pertama.

- Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan harus dijelaskan atau diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan, misalnya suatu perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line), atau metode persediaan seperti Average.

DAFTAR PUSTAKA

Belkoui dan Ahmed Riani.2016.Teori Akuntansi.Jakarta:Selemba Empat

Hendriksen, Eldon S. dan Michael F.Van Breeda.2000. Teori Akunting. Batam: Interaksara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun