Mohon tunggu...
Hefrizal Munir
Hefrizal Munir Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Media Centre ASPRINDO

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wae Lolos 'Desa Seribu Air Terjun' Bertekad Menjadi Desa Wisata Mandiri

20 Februari 2022   09:34 Diperbarui: 20 Februari 2022   18:48 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam Diatas Awan (Photo Marwan Wae Lolos)

Manggarai Barat, NTT : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparekraf) saat ini sedang menggalakkan program Desa Wisata, salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan 16 Institusi dan Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia untuk melaksanakan program pendampingan SDM di setiap Desa Wisata yang ditunjuk Kemenparekraf.

Target Kemenparekraf dalam pelaksanaan pendampingan SDM Desa Wisata sebanyak 244 desa sampai dengan tahun 2024. Digelombang pertama Kemenparekraf melaksanakan program pendampingan SDM di 84 desa seluruh Indonesia. 

Salah satu desa yang sampai saat ini terus dilaksanakan pendampingan SDM adalah desa Wae Lolos. Kecamatan Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat. Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan waktu tempuh dari bandara Labuan Bajo  kurang lebih 1 jam menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi.

Penunjukkan Wae Lolos sebagai Desa Wisata sangatlah tepat, karena banyak potensi pariwisata yang dapat di gali dan dikembangkan, sehingga menjadi tempat wisata yang menarik dan memiliki keunikan tersendiri untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Keberagaman keindahan pemandangan alam yang dimilki oleh Desa Wisata Wae Lolos merupakan salah satu faktor penting yang disajikan kepada wisatawan untuk dikunjungi.

Satu dari beberapa air terjun di Wae Lolos (photo : Sam Wae Lolos)
Satu dari beberapa air terjun di Wae Lolos (photo : Sam Wae Lolos)

Kita dapat menyaksikan keindahan alam air terjun, bahkan desa wisata Lolos terdapat lebih dari 7 (tujuh) air terjun disana : air terjun Cunca Meleng, Cunca Lolos, Plias, Wongka Ri'i Satu, Wongka Ri'i Dua, Cunca Niki Satu dan air terjun Cunca Niki Dua dan ada lagi air terjun lainnya. Oleh karenanya Wae Lolos dikenal dengan Desa Wisata 'Seribu Air Terjun'.

Hal ini tentu jarang, bahkan hampir tidak ada dalam satu desa memiliki lebih dari 7 air terjun, dan ini hanya dapat disaksikan di Desa Wisata Wae Lolos.

Kolam Diatas Awan (Photo Marwan Wae Lolos)
Kolam Diatas Awan (Photo Marwan Wae Lolos)

Selain itu objek wisata Wae Lolos adalah 'Kolam diatas Awan', yang merupakan kolam alami yang berada diatas air terjun berketinggian kurang lebih 70 M. Dikolam tersebut para wisatawan dapat berenang sambil menghirup udara segar sembari menyaksikan pemandangan alam yang indah.

Masih banyak lagi objek-objek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. diantaranya Goa Kelelawar, Sarang burung elang Flores, Burung Bunglor, bahkan pemandian air panas ditengah sawah, yang diresmikan oleh Menteri Desa, juga tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Menurut kepala desa Wae Lolos, Gervinus Toni menyebutkan bahwa pemandian air panas di Desa Wisata Wae Lolos tidak mengandung belerang dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. 

Pemandian Air Panas (Photo Abim)
Pemandian Air Panas (Photo Abim)

Beragam atraksi-atraksi budaya dari tarian, sampai nyanyian khas desa Wae Lolos,  seperti acara adat pernikahan, penyambutan panen, acara ritual adat, permainan gasing khas Wae Lolos serta atraksi budaya lainnya menjadi keunikan tersendiri untuk disajikan ke wisatawan.

Dengan Semboyan "tanpa atraksi pariwisata mati' maka menjadi konsentrasi bagi desa Wae Lolos untuk membuat schedule secara berkala untuk menampilkan atraksi-atraksi tersebut.

Lurah Gervinus Toni dalam wawancaranya mengatakan bahwa, Pihak Pemerintahan Desa setempat akan melakukan rembuk bersama para tetua adat untuk menetapkan hari atraksi budaya desa wisata Wae Lolos secara berkala, sehingga para wisatawan dapat mengunjungi desa wisata Wae Lolos  dengan menyaksikan atraksi budaya yang akan ditampilkan nanti.

Seperti halnya acara 1 suroan di Solo ataupun acara Tabuik di Pariaman Sumatera Barat yang merupakan acara ritual khas di daerah tersebut dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, sehingga banyak pengunjung datang bahkan ribuan yang hadir untuk menyaksikan acara tersebut. Maka desa wisata Wae Lolos juga ada acara ritual adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun, sehingga apabila dikemas dengan menarik dan dilakukan secara berkala, bukan tidak mungkin akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatan untuk datang.

Nyanyian, Musik dan Tarian khas desa Wae Lolos pun akan ditampilkan di rumah adat pada saat acara atraksi budaya yang akan dilaksanakan nantinya. "Setelah mendapat kata sepakat dengan para ketua adat, kami akan segera merencanakan dan merealisasikannya" ujar Gervinus Toni.

Dok.pri
Dok.pri

Dari sisi ekonomi kreatif desa Wae Lolos juga menghasilkan beragam aneka hasil tenun, produk pembuatan kopi asli Wae Lolos dimana wisatawan juga dapat menyaksikan proses pembuatan kopi yang beda dari pembuatan kopi di daerah lain, hasil bumi, dan minuman khas Manggarai Barat desa Wae Lolos.

Bahkan hasil bumi desa Wae Lolos sudah ekspor kebeberapa negara, seperti vanili.

Dengan mengedepankan semangat gotong royong, baik kepala desa, para tetua, para tokoh, pemuda dan masyarakat Wae Lolos memiliki semangat yang sama yaitu menjadikan desa Wae Lolos sebagai Desa Wisata Mandiri. 

Dibantu dengan team pendamping SDM dari Asosiasi Pengusaha Bumiputra Nusantara Indonesia (ASPRINDO) di bidang kompetensi digital marketing yang diwakili oleh Hefrizal  dan ASIDEWI dibidang Tata Letak yang diwakili Abim, yang ditunjuk oleh Kemenparekraf, maka program desa Wae Lolos sebagai desa wisata mandiri diharapkan akan segera terwujud. 

Lurah Wae Lolos, Gervinus Toni
Lurah Wae Lolos, Gervinus Toni

Gervinus dalam keterangannya menyebutkan bahwa Wae Lolos yang saat ini sedang merintis menjadi Desa Wisata Mandiri masih mengalami beberapa kendala diantaranya, infrastruktur yang belum memadai. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah desa masih terus berupaya agar pihak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat membantu memperbaiki infrastruktur, khususnya perbaikan jalan menuju objek wisata yang rusak, agar para wisatawan dapat melaksanakan perjalanan ke objek-objek wisata dengan aman dan nyaman. 

Disamping itu dengan perbaikan jalan menuju objek wisata desa Wae Lolos dapat mempermudah pelaku ekonomi kreatif di desa tersebut untuk mendistribusikan produk mereka.

Kondisi Jalan yang Mesti Diperbaiki
Kondisi Jalan yang Mesti Diperbaiki

Jaringan internet yang tidak terkoneksi dengan baik juga menjadi kendala bagi desa Wae Lolos untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan yang akan berkunjung. 

Padahal sistem jaringan internet yang baik menjadi faktor utama bagi para wisatawan untuk dapat mengabadikan kunjungannya dan menyebarkannya dimedia sosial yang mereka punya.

Bagi pelaku digital marketing di desa Wae Lolos tentunya akan sulit untuk mengiklankan dan mempromosikan desa wisatanya ke media sosial dan ke web mereka untuk menaikkan  traffic dan conversion mereka, yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap jumlah pengunjung yang datang nantinya, sehingga peningkatan ekonomi masyarakat desa wisata Wae Lolos khusus dari sektor pariwisata tidak dapat berjalan maksimal.

"Permasalahan pengelolaan jaringan internet ini harus dicari solusinya, disamping itu dengan jaringan internet yang buruk juga berdampak pada sistem belajar mengajar bagi anak-anak kami dalam mengikuti mata pelajaran secara daring, karena sebagian wilayah desa Wae Lolos masih mengalami jaringan internet yang buruk" ujar Gervinus dalam wawancaranya.

Permasahan terakhir adalah masalah pengelolaan Managemen Home Stay yang layak. Masyarakat Wae Lolos dalam hal ini sangat antusias untuk menyambut desa Wae Lolos sebagai desa wisata mandiri, terbukti dengan keinginan masyarakat desa untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat persinggahan bagi para wisatawan yang akan berkunjung.

Namun kendalanya banyak tempat home stay di Wae Lolos masih belum bisa dikatakan mengikuti standar home stay yang baik terutama dari konstruksi bangunannya sehingga para wisatawan yang datang merasa kurang nyaman untuk menginap disana.

Oleh karenanya Gervinus juga mengharapkan agar masalah tersebut juga menjadi perhatian bagi pemerintah untuk memberikan bantuan terhadap pengelola homestay di desa Wae Lolos.

Penulis : Hefrizal ASPRINDO (Pendamping SDM Desa Wisata Wae Lolos, NTT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun