Mohon tunggu...
Heflin Laurensia
Heflin Laurensia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahasia di Balik Budaya dan Cara Kerja Organisasi Pemuda Global AIESEC in USU

15 Desember 2024   10:32 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:31 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok 7, Ilmu Komunikasi 23 A, Universitas Sumatera Utara

Jika kamu mendengar kata AIESEC, apa yang terlintas di benakmu? Sebagian besar mungkin akan membayangkan pemuda on fire yang bekerja lintas budaya untuk menciptakan dampak global melalui berbagai program-programnya. Namun, lebih dari itu, AIESEC adalah organisasi kepemudaan internasional yang didirikan pada tahun 1948, bertujuan mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda dari pengalaman lintas budaya yang berada di 120 negara. Salah satu cabangnya yaitu AIESEC in Universitas Sumatera Utara (USU), yang tak hanya bergerak di tingkat lokal, tetapi juga berdampak hingga ke panggung internasional.

AIESEC in USU mempunyai misi menciptakan generasi pemimpin yang berani menghadapi tantangan global, melalui program-program berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), seperti Global Volunteer, Global Talent, Global Teacher, dan Local Project.

Sejak awal, budaya kerja AIESEC in USU telah ditanamkan melalui prinsip MLTP, yaitu Manners Matter, Lead by Example, True Humility, dan Personal and Professional Balance. Filosofi ini bukan hanya sekedar teori, tetapi setiap anggota diharapkan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Prinsip MLTP Culture ini awalnya dikembangkan sebagai budaya yang diterapkan di AIESEC in USU dengan tujuan utama untuk memastikan pertumbuhan member dapat seimbang, baik secara personal maupun profesional, di dalam maupun di luar AIESEC. Gagasan ini muncul dari pengamatan LCP pada tahun 2021, yang melihat adanya banyak kekurangan pada member, terutama dalam pilar-pilar yang menjadi inti dari MLTP culture. Dengan diterapkannya budaya ini, diharapkan setiap individu dapat mengalami perubahan positif, tidak hanya dalam pengembangan kompetensi dan karakter, tetapi juga dalam membangun koneksi yang lebih kuat dengan lingkungan internal dan eksternal mereka. MLTP dirancang sebagai landasan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan, sehingga setiap member dapat berkontribusi dengan optimal, sembari terus tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka." jelas Miranda, Local Committee President of AIESEC in USU 

 Misalnya, Manners Matter mengajarkan kami untuk saling menghormati dan menjaga sikap dalam interaksi sehari-hari, Lead by Example menekankan pentingnya memberi teladan melalui tindakan nyata, True Humility membantu kami untuk tetap rendah hati dalam menghadapi keberhasilan maupun kegagalan, sedangkan Personal and Professional Balance memastikan anggota mampu menyeimbangkan komitmen organisasi dengan kehidupan pribadi mereka." tambahnya.

Vashti sebagai Local Committee Vice President of Talent Management/Membership Experience Program, juga menegaskan bahwa prinsip ini tidak hanya menjadi pedoman, tetapi juga diterapkan dalam berbagai aktivitas rutin. 

"Culture kami ini sering diterapkan melalui kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, seperti sebelum mulai meeting selalu mengevaluasi pengimplementasiannya dalam rapat mingguan, bulanan, per kuartal, hingga per semester," ujarnya.

Budaya kerja ini dibangun dengan metode yang unik dan inspiratif misalnya, tradisi Check In/Check Out menjadi salah satu cara untuk menciptakan ikatan emosional antaranggota. Sebelum memulai rapat atau kegiatan, setiap anggota diajak untuk berbagi perasaan, menciptakan ruang yang inklusif dan menghargai keberagaman. Selain itu, simbol yang menjadi logo AIESEC in USU, yaitu Blueman (manusia biru yang melangkah maju) menjadi pengingat bahwa setiap anggota adalah bagian dari sebuah misi besar untuk membangun dunia yang lebih baik melalui kepemimpinan 

Komunikasi di AIESEC in USU juga menjadi kunci utama keberhasilan mereka. Dalam kesehariannya, anggota menggunakan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Pemakaian bahasa Inggris ini tidak hanya mencerminkan semangat global, tetapi juga melatih para anggota untuk siap menghadapi kolaborasi internasional. Lebih dari itu, struktur komunikasi di organisasi ini dirancang dengan sangat sistematis. Arahan strategis diberikan melalui komunikasi vertikal antara pemimpin dengan anggota, sementara komunikasi horizontal dan diagonal memungkinkan kolaborasi lintas departemen. Bahkan, untuk menangani konflik, AIESEC in USU menerapkan pendekatan yang transparan dan terbuka, memastikan semua pihak merasa dihargai dan didengar.

Namun, yang membuat AIESEC in USU begitu istimewa adalah bagaimana mereka memperlakukan setiap anggota, dari anggota baru hingga pemimpin. Proses onboarding menjadi pengalaman mendalam, di mana anggota baru tidak hanya belajar tentang nilai-nilai organisasi, tetapi juga mendapatkan pelatihan intensif untuk memahami tugas mereka. Dalam fase ini, ada nuansa mentoring yang kuat. Para pemimpin memberikan perhatian personal melalui sesi One on One, memastikan setiap individu merasa didukung dalam mengembangkan potensi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun