Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain atau bersosialisasi dengan orang lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Manusia akan membentuk sebuah kelompok berdasarkan gaya hidupnya. Dari pembentukan sebuah kelompok ini muncul yang bernama perbedaan. Perbedaan muncul karena adanya ciri khas yang berbeda dengan kelompok atau individu lain.
Perbedaan adalah suatu hal yang wajar karena setiap individu memang memiliki ciri yang berbeda dengan individu lain misalnya perbedaan ras, suku, agama, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut yang akan membentuk masyarakat yang majemuk. Masyarakat majemuk dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu secara horizontal atau diferensiasi sosial dan secara vertikal atau stratifikasi sosial.
Maksud dari diferensiasi sosial adalah penggolongan perbedaan masyarakat yang sama atau sejenis. Dalam diferensiasi sosial, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah melainkan semuanya setara hanya dibedakan secara ras, suku atau etnis, klan, agama, jenis kelamin, dan profesi. Contoh dari diferensiasi profesi adalah seorang guru dengan dokter, guru dan dokter sama-sama memiliki kepentingan masing-masing. Guru dibutuhkan untuk pendidikan, dan dokter dibutuhkan untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit. Di kedua profesi tersebut tidak ada yang lebih penting, dua-duanya sangat penting untuk kemajuan negara Indonesia.
Berbeda dengan diferensiasi sosial, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang berada dalam suatu sistem sosial. Dalam stratifikasi sosial, adanya yang lebih tinggi atau rendah misalnya kekayaan, kekuasaan, keturunan, pendidikan, status, dan peran. Kekayaan berhubungan dengan pendapatan, jika pendapatan seseorang tinggi berarti orang tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk memiliki stataus yang tinggi maka digolongkan dalam masyarakat yang atas atau tinggi sedangkan, orang yang memiliki pendapatan yang rendah cenderung lebih susah untuk mencapai status yang tinggi maka termasuk dalam masyarakat  bawah atau rendah.
Mungkin stratifikasi sosial keliatan tidak penting karena ada yang lebih tinggi dan rendah tetapi stratifikasi sosial juga memiliki fungsi untuk masyarakat seperti, mendistribusikan hak istimewa objektif karena dapat diterima oleh masyarakat dengan mudah misalnya menentukan pendapatan, tingkat kekayaan, dan lain-lain.
Indonesia memiliki berbagai macam ras, suku, agama, dan klan. Semua hal tersebut seharusnya memiliki kedudukan yang sama karena termasuk dalam diferensiasi sosial. Tetapi sedihnya kadang terjadi pemberontakan karena adanya perbedaan dari hal-hal tersebut. Pemberontakan harus dihentikan karena kita semua mimiliki kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
Seperti yang dikatakan oleh Gus Dur, "tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu". Kutipan ini mengajak kita untuk tidak mebedakan agama ataupun suku, yang penting kita melakukan suatu hal yang baik untuk orang lain, orang lain tidak akan menanyakan agama atau suku kita.
Dalam Pacasila yang sila ke-tiga yaitu persatuan Indonesia juga mengajak kita agar masyarakat Indonesia tetap bersatu walaupun memiliki perbedaan. Kita tetap bersatu karena kita sama-sama lahir di negara Indonesia, dan bertumbuh di Indonesia. Kita harus saling memahami perbedaan masing-masing, tidak langsung menjauhkan orangnya. Kita berusaha untuk mengerti ciri-ciri yang dimiliki oleh orang lain.
Harmonisasi sosial muncul pada saat setiap individu saling menghargai individu lain. Jika berhasil membentuk harmonisasi sosial, negara kita akan menjadi lebih tertib, teratur, aman, dan nyaman. Kita saling bekerja sama untuk membangun negara kita.
 "memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya" (Gus Dur).
Untuk membentuk harmonisasi sosial, mulai dari diri kita sendiri. Jangan tunggu orang lain dulu yang berubah, kita harus mulai dulu agar bisa mengajak orang lain untuk berubah. Kita bisa membentuk harmonisasi sosial dengan cara menghargai dan menerima perbedaan orang lain. Mungkin cara ini terdengan sulit untuk melakukannya tetapi sebenarnya sangat mudah untuk dilakukannya.
Kita hanya butuh pengertian untuk orang lain. Untuk menutupi artikel ini, saya menggunakan sebuah kutipan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu "hormatilah dalam pada itu segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah dan yang tidak menggangu atau menghambat persatuan negara dan bangsa Indonesia". Saya mengucapkan terima kasih karena sudah membacakan artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H