Salah satu cerita bantuan untuk pendidikan di sana adalah lewat Cinta Laura (artis), yang menyediakan fasilitas belajar tadi.Â
Maka kita tidak bisa berasumsi memakai cara daring di sana akan sama seperti di Jakarta atau kota-kota besar lainnya.
Perbedaan lokasi sekolah, fasilitas sekolah, lingkungan siswa dan guru, juga sangat mempengaruhi keadaan.Â
Siswa yang bersekolah di tempat dengan fasilitas memadai dan tinggal di lingkungan rumah yang sangat memadai untuk bersekolah dari rumah, tentu akan berbeda sama sekali dengan siswa dari latar belakang sebaliknya.
Sepertinya pernyataan Mendikbud mengenai "wajib dengan syarat" kembali tatap muka itu diterjemahkan oleh pemda, dinas dan bahkan sekolah sendiri sebagai "wajib mutlak" demi tidak ada lagi "learning loss" tadi.Â
Dengan menganggap semua gurunya siap untuk pembelajaran hibrid atau malah semua dianggap tidak mampu menyelenggarakan daring maka wajib tatap muka.Â
Padahal saya yakin bahwa sebenarnya banyak keadaan belajar dari rumah di kota-kota sampai kabupaten yang sangat baik dan berjalan dengan lancar.Â
Siswa tentu saja ada yang menyenangi program BDR. Guru pun mungkin mulai menikmati perannya dalam mengajar daring karena eksplorasinya terasa beda, baru dan menantang.Â
Dan, singkat cerita, bagi kita yang berdomisili di pulau Jawa (setidaknya), di masa PPKM tahap 4 ini, sekolah kita masih daring.Â
Memasuki satu bulan dimulainya tahun ajaran 2021-2022 secara daring ini, saya ingin berbagi beberapa tips untuk rekan-rekan guru di Indonesia tentang meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar daring.Â