Kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini memang terasa istimewa. Nyaris  35 tahun sebelumnya tanpa kunjungan Paus dan kunjungannya yang direncanakan mula mula pada tahun 2020 tertunda karena pandemi Covid.
Kunjungan Sri Paus sendiri bagi para tokoh agama di Indoensia memiliki makna mendalam. Kita melihat beragam tokoh agama hadir pada pertemuan dengan Sri Paus di Istiqlal dan mereka menunjukkan bahwa mereka bahagia dengan kunjungan itu. Bahkan pertemuan itu menghasilkan deklarasi istiqlal dengan dua penenakanan yaitu krisis kemanusiaan yaitu perang dan krisis iklim global yang keduanya sangat berdampak pada mekanisme manusia menjalani kehidupannya.
Sejak awal kedatangan Sri Paus sudah menekankan bahwa Indonesia harus bersyukur karena anugerah Tuhan akan kekayaan alam yang begitu indah dan bisa dimanfaatkan.  Paus Fransiskus, yang memimpin 1,4 miliar umat Katolik  memberi dorongan signifikan bagi upaya moderasi beragama yang digaungkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), sekaligus memperkuat pesan global tentang persatuan dan rekonsiliasi.
Sri Paus yang berasal dari Argentina ini memang dikenal sebagai seorang yang progresif dan secara konsisten mendorong dialog lintas agama dan perdamaian dunia. Beliau mendorong pentingnya saling memahami, meski berbeda. Bahkan dalam salah satu pidatonya, tiap tetas air tidak sama, begitupun manusia yang kembar identik sekalipun masing-masing punya perbedaan.
Paus juga banyak berbicara pentingnya berbicara dengan hati. Menghargai siapapun yang datang kepada dia untuk diberkati. Kita bisa melihat itu saat dia akan meninggalkan Jakarta dan akan naik ke pesawat, dia memberkati beberapa petugas lapangan landasan pesawat. Sama halnya dia juga memberkati umat Katolik yang datang atau bertemu dengannya sebelumnya.
Marilah kita memakai kunjungan Sri Paus yang mampu menginspirasi  banyak orang  sebagai momentum untuk berdialog antar umat beragama, saling menghargai dan menganggap penting toleransi.  Indonesia, sebagai negara dengan keragaman agama dan budaya yang luas, menghadapi tantangan unik dalam menjaga harmoni sosial di tengah pluralisme yang kompleks.
Harmoni sosial dan toleransi sangat diperlukan dan karena itulah penguatan relasi antar agama sangat diperlukan agar Indonesia dapat ringan melangkah.
$
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H