Mohon tunggu...
Didi Jagadita
Didi Jagadita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haji Adalah Jihad Islam

30 Juli 2019   11:32 Diperbarui: 30 Juli 2019   13:14 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu-minggu ini kita disuguhkan aneka laporan dari pelaksanaan ibadah Haji dari tanah suci. Laporan tersebut dari berbagai media, mulai dari televisi (yang kebanyakan menayangkan secara langsung) sampai pada berita- dari media online sampai radio.

Dari berita yang tersaji tersebut, kita menemukan kisah kisah yang menarik. Mulai dari kisah sepasang suami istri tua dan memakai kursi roda yang menuntut harus bersama-sama tiap waktu, kisah pedagang cilok atau pedagang sayur yang mengumpulkan uang selama 25 tahun demi berangkat haji, sampai pada peserta haji termuda yang masih belasan tahun.

Di tanah suci ada bermacam kisah juga. Dari jamaah haji yang sakit ringan atau sampai bedrest di tanah suci, sampai jamaah yang meninggal di tanah suci. Bagi jamaah yang meninggal di tanah suci, maka jenazahnya akan dimakamkan di sana juga karena hal itu merupkan ketentuan dari pemerintah Saudi. 

Pada musim haji tak jarang puluhan jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia, mulai karena penyakit bawaan, semisal maag sampai asma atau meninggal karena kelelahan.

Kita semua tahu pemerintah dari tahun ke tahun berusaha untuk selalu memperbaiki pelayanan haji. Mulai dari catering yang sebagian menyajikan menu Indonesia sampai pada pelayanan kesehatan terbaik. Ratusan petugas haji di tanah suci sudah terlatih untuk melayani kebutuhan para jemaah haji tersebut. 

Singkat kata semua pihak ingin pelaksanaan haji ini berjalan dengan baik, lancar. Semua jamaah harus terlayani dengan semaksimal mungkin.

Dari semua kisah yang tersuguhkan tersebut, kita bisa paham bahwa menunaikan ibadah haji tidak sekadar memenuhi panggilan Allah sebagai rukun ke lima; sebagai penyempurna rukun Islam yang lain. 

Menunaikan haji tidak sekadar bersenang-senang, pergi ke tanah suci dan berha-ha-ha hihi , berselfie dan memamerkan kepada masyarakat luas kalau kita sedang menunaikan ibadah haji.

Haji adalah ibadah yang harus dilakukan dengan khusuk. Kadang jemaah harus berjuang keras untuk melampauinya. Tak jarang dari mereka yang tak merasa kuat melakukan wukuf di padang Arafah atau tak kuat melakukan tawaf dan Sa'l. 

Ada yang mampu sampai melontar jumrah, tapi beberapa tak kuat lagi karena fisik dan sebab lain yang akhirnya tidak bisa melaksanakan haji dengan paripurna.

Dari gambaran ini bisa dikatakan bahwa haji pada hakikatnya adalah perjuangan atau jihad.  Perlu perjuangan dan kesungguhan dari jamaah sendiri, dan restu dari Allah untuk menuntaskannya. 

Karena itu jika kita adalah kaum yang bisa menuntaskan ibadah haji dengan baik, kita patut bersyukur kepada Allah. Allah juga yang menjadi kekuatan dan membuat kita menuntaskan rukun Islam kelima itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun