***
Sebelumnya ramai pula di medsos, sebuah lembaga survei abal-abal merilis hasil survei Pilkada Karawang 2020 asal-asalan. Dengan gencar menggiring opini publik seolah popularitas Cabup petahana, Cellica Nurrachadiana menjadi orang terpopuler. Absolute menang Pilkada.
Lembaga survei abal-abal itu narasinya merendahkan paslon No urut 01 sekaligus paslon No urut 03. Teh Yesi dan Kang Jimmy diletakkan di sudut yang pecundang, orang kalah. Sedangkan paslon No urut 02 Cellica-Aep diposisikan orang populer, pasti pemenang Pilkada Karawang. Absolute.
Paslon Cellica-Aep berada di angka 35,5 persen, paslon Jimmy-Yusni di angka 26,3 persen. Popularitas paling rendah malahan ditempati oleh paslon Yesi Karya Lianti-Adly Fairuz yang diusung partai besar PDIP itu, angkanya terkecil cuma 0,6 persen. Tak ayal pendukung Yesi dan Adly baper, jengkel bukan kepalang.
Menurut Heigel, rezim Cellica mengalami kepanikan akut. Adalah simtom, gejala penyakit seseorang yang tiba-tiba muncul dan memburuk secara cepat, jadi panik.
"Karena takut kalah Pilkada, dia murang-maring, membabi-buta dengan melakukan segala cara. Apapun bisa dilakukannya oleh petahana yang kaya demi melanggengkan kekuasaan, sekalipun dengan cara-cara yang kotor dan tak terpuji." Kata pengamat sosial politik Karawang itu saat ditemui di kantornya.
"Dia itu kan pemimpin, penguasa, petahana. Maka dalam setiap tindakan seorang pemimpin jika menggunakan cara-cara tidak bermoral, tidak akan dihargai oleh rakyatnya sebagai teman, apalagi dihargai oleh musuh sejati, pendukung Yesi sekaligus pendukung Jimmy. Di medsos banyak kecaman ditujukan buat penguasa Karawang itu.
Cellica selama memerintah Karawang dianggap gagal, karena elitis, borjuis. Sebagai tokoh publik yang tidak dekat dengan rakyat, dia tidak memiliki akar dan koneksi sampai tingkat grassroot. Berbeda dengan pendahulunya, mantan Bupati Dadang S Muchtar dan Ade Swara yang punya kesadaran sebagai Bupati pilihan rakyat Karawang populer kedermawanannya sampai tingkat akar rumput, pelosok desa.Â
Memang benar yang dikatakan Toto Suripto kader PDIP Karawang itu. Deklarasi mendukung paslon 02 Cellica-Aep palsu. Bukan dari kader PDIP dan Marhaen sejati.
Marhaen itu kan ideologi Bung Karno yang original. Marhaen itu adalah kaum melarat Indonesia. Kaum miskin yang terdiri dari buruh, tani, nelayan, pengusaha kecil, pegawai kecil, tukang becak, buruh serabutan, pengangguran dan kaum kecil lainnya. Bisa ratusan ribu populasinya di Kabupaten Karawang.