Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berantakannya Mulut Pimpinan Cabang BRI Karawang, Tuding Hoaks

28 November 2020   12:44 Diperbarui: 30 November 2020   15:07 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik berasumsi Pimpinan Cabang BRI Karawang menjadi juru bicara timses tertentu, karena sudah menempatkan dirinya di sudut lawan politik Jimmy-Yusni dalam arena pertarungan Pilkada Karawang yang sensitif, peka rangsangan saling serang antar pendukung. Padahal biasanya selaku pegawai BUMN -- Bank milik Negara -- dia lebih aman diposisi netral.

Saya berharap seringnya terjadi benturan kepentingan di Pilkada Karawang 2020 ini jangan sampai terbawa dari ranah politik ke ranah hukum. Hanya karena berantakannya mulut Pimpinan Cabang BRI Karawang, tuding Cabup Putra Daerah.

Seharusnya Pimpinan Cabang BRI Karawang dengan jargon 'BRI Melayani Setulus Hati' mau verifikasi dulu kepada Kang Jimmy, jangan langsung komen nyinyir, paling tidak datangi Timsesnya. Kan bisa, tabayyun, jangan langsung koar-koar Hoax di medsos.  

Seorang pimpinan Bank BUMN harus meneliti dulu program Kang Jimmy. Saya kira kalau datang ke rumah Kang Jimmy pasti akan diterima dengan baik dan ketidak pahamannya bisa dijelaskan detail oleh Cabup putra daerah tersebut.  http://kanalnews.co/headline/lawan-hoax-ini-paparan-kang-jimmy-terkait-3-kartu-sakti/

Tapi jangan-jangan Cabup Karawang Nomor Urut 3 berhasil membuat lawan politiknya gerah. Pasalnya APBD Karawang Rp 4,6 triliun adalah uang rakyat, oleh rakyat dan harus kembali ke rakyat. Jargon Kang Jimmy.

Distribusi Kartu Sakti itu bisa langsung menjaring masyarakat kelas bawah yang layak diberikan bantuan oleh pemimpinnya. Jadi pemimpin itu tugasnya simple, Sejahterakan Masyarakat," pungkas Heigel. (dot) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun