Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

UNSIKA Kenapa Sih? Mahal Banget, Bupati Karawang Diem Bae (Part 1)

12 September 2020   17:40 Diperbarui: 13 September 2020   05:31 4158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karawang - Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) sekarang tengah jadi sorotan Nasional, sekaligus jadi perbincangan memuakkan khususnya bagi  masyarakat intelektual proletar, "Otak isi, Kantong kosong" di Kabupaten Karawang.

Sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) satu-satunya di Kabupaten Karawang, Sudah barang tentu Unsika menjadi banyak incaran para lulusan SLTA baik di luar maupun di dalam Kabupaten lumbung padinya Jawa Barat itu sendiri.

Pasalnya, di tengah situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang mengganas - dari zona kuning ke zona orange - menguras begitu banyak energi masyarakat yang bertahan hidup senin-kemis dalam kubangan resesi ekonomi. Eeh...Unsika malah menerapkan kebijakan Iuran Pengembangan Institut (IPI) yang fantastis, dibanderol tertinggi kurang lebih sebesar Rp.45 Juta, per mahasiswa.

Bagai petir di siang bolong, berita viral menggelegar. Dari mulai calon mahasiswa, mahasiswa dan alumnus. Aktivis, tokoh masyarakat, anggota DPRD, Wakil Bupati sampai ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengecam kebijakan rektor Unsika Sri Mulyani. Anehnya, Bupati Karawang suaranya nyaris tak terdengar. https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ObzMpn7N-kemendikbud-bakal-tegur-rektor-unsika-terkait-mahalnya-uang-pangkal

Nyata benar uang pangkal sebesar itu sangat mencekik leher masyarakat. Anak pekerja lepas, buruh, petani, nelayan atau orang-orang yang berkutat dengan pekerjaan tangan - pekerjaan kasar- yang mengharapkan putra-putrinya bisa mengenyam pendidikan di kampus PTN di Karawang jadi bertanya, Unsika kenapa sih? 

UNSIKA Menabur Angin Rektor Menuai Badai 

Heigel Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) bersama Darus Hayina Umami Presiden Mahasiswa (Presma) UNSIKA tahun 2015-2016, angkat bicara.

Darus mengatakan, Unsika tahun ini sangat berbeda dengan Unsika tahun sebelumnya. Jaman saya dulu kuliah tidak ada kegaduhan, adem-ayem saja. Di tahun 2020 ini Unsika tengah jadi perbincangan tak sedap oleh banyak kalangan masyarakat.

"Kebijakan rektor Unsika sangat tidak berperikemanusiaan, akibat kebijakan itu banyak mahasiswa yang sudah lulus mundur karena tak mampu bayar uang pangkal Rp.45 Juta, sangat membuat masyarakat Karawang semakin terpuruk dalam kesulitan," kata Darus Hayina Umami, SH., yang kini sudah jadi Advokat.

Menurut Heigel, seharusnya ditengah situasi pandemi dan resesi ekonomi ini, Unsika bisa menjadi pelopor solusi bagi masyarakat untuk bisa keluar dari masalah yang di derita karena imbas Covid-19.

"Bukannya malah membuat masyarakat Karawang menjadi lebih terpuruk di ekploitasi ekonomi hingga menuju jurang kesulitan yang lebih dalam," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun