Karawang Kompasiana - Siapa tidak tahu Dadang S. Muchtar, politisi gaek kelahiran Cirebon 04 September 1952 yang lebih populer disebut Dasim, terkenal di seluruh Kabupaten Karawang.
Dadang seorang militer berpangkat Kolonel Infantri, mantan Ketua Golkar, pernah menjabat Bupati Karawang 2 periode 1996-2000 dan 2005-2010. Kemudian berhasil menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 setelah memperoleh suara sebanyak 69. 414 suara untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat VII (Karawang, Purwakarta dan Bekasi).
Sillaturrahmi Politisi Muda
Hari itu, Minggu 19 Januari, nampak politisi muda yang sedang naik daun, Gina Fadlia Swara - putri mantan Bupati Karawang H Ade Swara - bersama rombongan. Salah satunya Ketua Tim HADE, H Didin Wahyudin. Pada jam 13.00 WIB mendatangi Dasim di kediamannya yang asri "Balong Center" yang beralamat di Jl. Papandayan, Perum Karang Indah Karawang.
Pertemuan itu tertutup tidak diketahui publik, setelah 2-3 jam berlangsung acara pertemuan selesai. Dasim beserta Gina Swara dan rombongannya menghampiri awak media, "maafkan... off the record dulu yah..." kata Dasim kepada wartawan yang menghampiri.
Sambil tersenyum kepada wartawan Gina Swara mengatakan, "nanti saja ngobrol panjangnya sama wartawan, nanti pada waktu yang tepat," katanya. Namun sillaturrahmi Gina Swara menemui Dasim di "Balong Center" itu tetap saja bocor ke ruang publik, melalui WA Â foto pertemuan mereka antara Calbup Karawang 2020 Gina Swara dengan politisi Senior itu sudah beredar luas.
Maklum saja, Dasim sapaan akrab Dadang S Muchtar itu, meskipun kini telah pensiun, tetap dianggap sebagai tokoh masyarakat Karawang yang "legendaris". Sehingga meski dibungkus sillaturrahmi, pertemuan "sowan" Gina Swara kepada Dasim menimbulkan bias politik dalam perspektif masyarakat Karawang di tahun Pilkada kali ini.
 Sementara itu ditempat yang sama, Heigel, pengamat sosial, politik, ekonomi dan bisnis di Kabupaten Karawang mengatakan, di tempat inilah di "Balong Center" pernah menjadi "Kawah Candradimuka" para politisi Karawang. "Tanya saja sama Jimmy Zamakhsyari Wakil Bupati Karawang itu, dia paham maksud saya ini," ujar Heigel.
 "Waktu Pilkada 2005 lalu, pasca reformasi awal dibukanya pintu demokrasi, pertama pemilihan bupati secara langsung. Para tokoh masyarakat, aktivis politik, agamawan, pers, LSM, ASN, sampai yang sekarang jadi Kepala Dinas di Pemda Kabupaten Karawang pun, ya..pernah berkumpul bahkan berdiskusi membicarakan masa depan Kabupaten Karawang di "Balong Center" milik Dasim ini," jelas Heigel.Â
"Ada baiknya kalau Gina Swara mengadakan Reuni Akbar Tim HADE dan Tim Loyalis Dasim Bersatu, bertempat di "Balong Center" ini, untuk kemenangan Gina Swara menuju kursi Bupati Karawang periode 2020-2025. Pastinya bisa bikin lawan politik kedodoran.
 Jangan Tanggung-Tanggung
Di lain tempat, Ketua Bobotoh Gina Swara Lintas Kabupaten, Drs Umar RH bersama H Nata mengatakan, kalau bermain politik di Karawang jangan tanggung-tanggung, "tokoh-tokoh masyarakat yang berdomisili di 30 Kecamatan, 12 Kelurahan, dan 297 Desa di seluruh Kabupaten Karawang harus berkumpul bersama dan membicarakan arah politik masa depan rakyat, Karawang ini mau dibawa ke mana?" ujar Umar.
 Umar menambahkan, "masak jadi pemimpin cuma bisa selfie-selfie doang?. Masak Karawang kota industri rakyatnya banyak pengangguran, masak ada gizi buruk padahal daerah lumbung padi, masak APBD tembus Rp 4 triliun banyak gelandangan di lampu merah, masak dunia pendidikannya amburadul, masak proyek-proyek besar di Karawang dimenangkan oleh orang luar daerah hingga Gapensi Karawang tidak berdaya, masak kasus hukum proyek Jalupang, pembangunan Pemda 2 yang mangkrak dan proyek Pedestrian Rp 16 miliar yang pekerjaannya buruk dan sudah dilaporkan  ke Polda dan Kejagung kasusnya menguap. Masak harus ada bayi lahir yang ditahan RS karena orang tua miskin nggak mampu bayar BPJS, dan segudang pertanyaan lain yang sejenis. Wajib dibahas oleh tokoh-tokoh dan sesepuh Karawang seperti dulu lagi," kata Umar.  Â
Terlepas dari semua itu, tentu saja kedatangan Gina Swara sebagai Calbup sillaturrahmi ke "Balong Center" kediaman Dasim telah menimbulkan ragam bias politik ditengah masyarakat Karawang. Dengan kata lain, langkah safari politik Gina Swara sudah tepat dengan mendatangi semua tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Kabupaten yang berjuluk lumbung padinya Jawa Barat ini. Nasib mujur dan keberuntungan Gina Swara sudah punya pondasi.
Karena hal itu pernah dilakukan oleh Ayah-Bundanya dulu, rajin blusukan sillaturrahmi menemui tokoh masyarakat sampai ke pelosok desa. Karena itu pula yang telah membuat pasangan H Ade Swara-Cellica Nurrachadiana menang di Pilkada 2010 mengalahkan petahana, meraup suara terbanyak 372. 882 suara atau 38,80 persen.
 Nasib Mujur dan Keberuntungan
Cellica yang tanpa modal dan tidak "berkeringat" malah jadi orang yang paling diuntungkan menjadi Wakil Bupati H Ade Swara, karena sejak saat itulah dia mulai dikenal oleh masyarakat Karawang. https://nasional.tempo.co/read/292850/ade-sellica-ditetapkan-jadi-bupati-wakil-bupati-karawang
Yang bernasib sial, tidak mujur dan paling tidak beruntung adalah Yoes Taufik (Demokrat), yang terlupakan. Yoes Taufik awalnya menjadi Cawabup H Ade Swara, tapi kemudian tersingkirkan, posisinya diganti oleh Cellica yang beruntung, nebeng popularitas H Ade Swara menangkan Pilkada 2010.
Nasib mujur dan Keberuntungan Cellica berlanjut terus, tahun 2015 pasangan Cellica-Jimmy ditetapkan KPUD menjadi pemenang Pilkada menjadi Bupati/Wakil Bupati Karawang periode 2015-2020. https://daerah.sindonews.com/read/1070416/21/kpu-tetapkan-cellica-menangkan-pilkada-karawang-1450413081
Pertanyaannya, apakah nasib mujur dan keberuntungan seseorang akan berlanjut terus? Nampaknya peta politik sekarang, Gina Swara yang lebih muda menantang keberuntungan Cellica.
Menurut Heigel, "Nasib mujur atau keberuntungan adalah "Dewi Fortuna". Oleh karena Dewi Fortuna itu seorang wanita muda, nasib mujur selalu merupakan sahabat bagi orang muda, karena mereka cenderung bertindak impulsif, lebih bergelora dan menguasainya dengan keberanian lebih besar. Terjanglah segala kesulitan," ungkapnya.
Kesimpulannya, bahwa Dewi Fortuna, nasib mujur atau keberuntungan dapat berubah-ubah. Cellica mempertaruhkan nasib mujur dan keberuntungannya di Pilkada yang akan digelar September 2020 kali ini. (dot)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI