Mengingat pola konsumsi hasil laut yang tinggi oleh penduduk di negara kepulauan seperti Indonesia, manusia berakal sehat wajib merespons masalah ini dengan segera untuk mencegah dan mengurangi risiko yang lebih buruk pada generasi anak cucu kita di masa mendatang.
Sampah di Karawang Jawa Barat
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan, sampah di Karawang meningkat lima persen setiap tahun karena volume sampah mencapai 900 meter kubik per hari, hal itu disebabkan seiring dengan peningkatan penduduk. "Volume sampah di Karawang mencapai 900 meter kubik per hari, dan setiap tahunnya meningkat lima persen seiring dengan peningkatan penduduk," kata Kepala DLHK pemkab Karawang, Wawan Setiawan.
Wawan mengatakan, volume sampah yang mencapai 900 meter kubik per hari itu cukup banyak. Sehingga perlu penanganan serius dalam mengatasi persampahan di Kabupaten Karawang.
DLHK Karawang mengaku kewalahan dalam manangani masalah sampah, sebab sarana yang tersedia belum sebanding dengan produksi sampah setiap hari. "Produksi sampah rumah tangga rata-rata mencapai 800 ton per hari. Sementara yang bisa tertangani hanya 400 ton per hari," ujarnya. Akibatnya, lanjut Wawan, saat ini banyak sampah tercecer di tempat pembuangan sampah sementara (TPS). "Bahkan tidak jarang luber hingga ke badan jalan," katanya.
Dilain tempat, menurut Heigel, mantan Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengatakan, di Karawang banyak TPS liar di sekitar bantaran sungai Citarum, "sampah organik dan non organik campur baur menggunung menjadi satu. Bila musim hujan tiba sampah tergerus, akhirnya terbawa arus Citarum menuju utara Ujung Karawang, laut Jawa. Ya... termasuk sampah dekat kampus kita ini, TPS nya kan di depan Unsika, di jalan Ronggowaluyo itu," jelasnya.
Perempuan Tangguh Dosen UnsikaÂ
Adalah Evi Silvi, SE, MM. Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Unsika yang merasa resah melihat sampah berserakan di sekitar lingkungan kampusnya tempat mengajar. Â
Kemudian Evi Silvi berinisiatf menggagas "Bank Sampah" demi mengentaskan persoalan tersebut. Beruntunglah Unsika mempunyai Rektor yang luar biasa peduli pada kebersihan dan menyadari bahaya sampah untuk kehidupan manusia masa mendatang.
Prof. Dr. H. Mohammad Wahyudin Zarkasyi, SE, MS, Ak, CPA selaku Rektor merestui inisiatif Evi. "Saya dipanggil untuk bertemu beliau di rumahnya, kami berdiskusi," kata Evi berbicara dihadapan mahasiswa dan warga Karawang saat sosialisasi "Bank Sampah" yang digelar di Gedung Aula Unsika, Selasa (12/3/2019) Kemarin.
Setelah beberapa kali melakukan diskusi dan meyakinkan Rektor Unsika, dengan ide dan konsep "Bank Sampah" perdana yang hadir di kampus tempatnya mendidik mahasiswa itu akhirnya Rektor menyetujui konsepnya. Kemudian, Evi langsung berkomunikasi dan menggandeng teman-teman di Bagian Umum Unsika.