Ada anekdot menyedihkan dalam tatanan perspektif masyarakat penambang batu kapur di Karawang selatan itu. Bahkan bisa disebut tragedi. Warga masyarakat penambang itu berpotensi berpenyakit pernafasan, ISPA, karena hidup dalam udara atmosfer yang kotor. Tapi kerja menambang batu kapur adalah mata pencaharian sehari-hari yang sudah dilakukannya secara turun-menurun. Jo’ang seorang pembeli batu kapur, mengaku pada saat transaksi harus bayar cashpada saat itu juga. “Bayar di muka, karena para penambang tidak punya uang sama sekali untuk makan,” kata Jo’ang.
Menurut Samsuri, selaku Asda 1 Pemkab Karawang, di kantornya dalam sebuah kesempatan pernah berujar kepada wartawan, “masyarakat penambang itu lebih baik mati penyakitan, daripada mati kelaparan.”
Selain itu warga masyarakat desa Tamansari sudah menandatangani lebih dari 5000 tandatangan yang mendukung program pertambangan PT Jui Shin/PT Mas Putih Belitung. Termasuk tokoh-tokoh masyarakatnya, yakni, ketua MUI Kecamatan Pangkalan, Ketua Karang Taruna Tamansari, Ketua KNPI Kabupaten Karawang, dan para Kepala desa se Kecamatan Pangkalan, serta ormas-ormas dan mereka sudah menyetujui penambangan itu sejak dari tahun 2011 lalu. “Saya punya bukti satu bundel dokumennya, bahkan pernah di kirim ke DPRD Karawang, yang menerimanya anggota dewan dari Fraksi Demokrat,” terang Haji Udin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H