Mohon tunggu...
Muhammad Haekal
Muhammad Haekal Mohon Tunggu... Sociopreneur -

Pemuda yang menjaga asa untuk bermimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menimbang Kelayakan AHY sebagai Cawapres

23 Juli 2018   13:33 Diperbarui: 23 Juli 2018   13:59 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluar dari TNI dan Gagal di Pilgub DKI 2017, bukanlah merupakan kekalahan besar bagi Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Bertepatan dengan ulang tahunnya, kebangkitan AHY dimulai pada saat dirinya mendirikan The Yudhoyono Institute (TYI) pada 10 Agustus 2017 dengan tujuan mempersiapkan calon pemimpin bangsa.

Berstatus sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, semenjak berdirinya TYI, Agus terus menapakkan kaki mengelilingi Nusantara. Tercatat, ia telah menginjakkan kaki di 20 provinsi dan lebih dari 100 kabupaten-kota untuk berdialog dengan lebih dari 80 ribu pemuda/i, guna memberikan suntikan energy, semangat, pengetahuan untuk kaula muda.

Belum genap setahun, setelah kekalahannya di Pilgub DKI, AHY kemudian ditunjuk sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat pada Februari silam untuk pemilu 2019. Penunjukannya sebagai Kogasma memberinya ruang untuk berperan penting di Partai baik secara strategis maupun secara teknis.

Perannya dimainkan dengan baik, Berdasarkan evaluasi internal Partai Demokrat di Pilkada 2018, Demokrat mencapai target di 171 Pilkada, yakni 35 persen. Menutrut hitung cepat, partai demokrat telah melibihi target. Hal tersebut langsung diungkapkan SBY selaku Ketua Umum Pada evaluasi partai yang dilakukan bulan Juli 2018 lalu.

Meskipun ia telah memberi peran penting, bagaimanapun juga Kelayakan AHY harus diuji dengan Kenyataan. Benarkah AHY layak menjadi Cawapres terdepan bagi Presiden yang Akan Berlaga di Pemilu 2019, baik Prabowo Maupun Jokowi?

Mengitung Peluang Cawapres

Soal peluang kandidat dalam Pilpres 2019, lemba survey terus melakukan simulasi dengan berbagi formasi. Untuk kursi Capres 2018, bercokol dua nama teratas dengan elektabilitas paling tinggi, yakni Jokowi dan Prabowo. Sedangkan di nama Cawapres AHY harus bersaing dengan tokoh-tokoh dari berbagai latarbelakang, mulai dari militer, kepolisian professional hingga sesama politisi.

Menghitung AHY sebagai Pendamping Jokowi. Menurut survey Indikator, menunjukkan AHY menjadi yang teratas sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi presiden Jokowi dengan memperoleh 16,3 persen, di untit nama Gubernur DKI saat ini, Anies Baswedan dengan 13 persen, disusul mantan Panglima TNI Jendral (purn) Gatot Nurmantyo 7 Persen, Sri Mulyani 6,1 persen dan Mahfud MD 5 Persen.

Sedangkan, jika AHY menjadi Cawapres Prabowo, hasilnya juga cukup menakjubkan. Menurut lembaga survey RTK Pasangan Prabowo-AHY mendapat suara 70 pesen. Suara tersebut merupakan suara tertinggi dibanding Prabowo dengan Anies atau Prabowo dengan Gatoto.

AHY disodorkan sendiri sebagai Cawapres tanpa disandingkan dengan Jokowi maupun Prabowo AHY memuncaki daftar perolehan tertinggi sebagai Cawapres dengan rata-rata 20 persen di banding dengan Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani hingga Mahfud MD berdasarkan lembaga survey yang ada di Indonesia seperti, Indo Barometer, Cyrus Network dan Indikator Politik.

Dari berbagai hasil survey tersebut, bisa disimpulkan bahwa sejauh ini nama AHY menjadi cawapres terfavorit dan paling flexible untuk disandingkan dengan Capres manapun. Baik dipasangkan dengan Jokowi maupun Prabowo.

Kelayakan AHY Sebagai Cawapres

Banyak yang menilai bahwa pemilu 2019 merupakan pertarungan yang memperebutkan kursi cawapres. Kenapa demikian? Karena jika menerapkan Presiden Treshold 20 persen maka hanya akan ada dua atau tiga kubu yang bertarung. Dilain sisi, Jokowi juga sudah mengantongi 8 dukungan partai, yang artinya partai tersisalah yang berpeluang untuk memberikan perlawanan.

Lalu selayak apa AHY untuk menjadi seorang Cawapres? Bisa Diukur. Selain memuncaki daftar perolehan suara tertinggi berdasarkan lembaga survey. AHY memiliki kapasitas yang mumpuni, dilihat dari apa? Mari kita break down.

Pertama, Sosok baru dan Bersih. Kemunculan AHY di kancah politik nasional sangat tepat dengan tren pemimpin muda. Datang sebagai mantan Anggota TNI, AHY dinilai memilki integritas dan sosok bersih di kancah politik nasional.

Kedua, Punya Basis Pemilih. Pada pemilihan Presiden 2019 mendatang, data menunjukkan bahwa ada sekitar 52 persen pemilih dari generasi muda. Dengan usia yang terbilang mudah, AHY memiliki kekuatan di basis pemilih muda dan juga perumpuan. Ia menjadi sosok yang mewakili generasi tersebut.

Ketiga, Diterima Semua Kalangan. Kepandaiannya dalam menjaga tutur kata dan tindakan menjadi aset penting AHY agar bisa diterima disemua kalagan. Kecakapan dalam komunikasi memperlihatkan tingginya social intelligence yang dimiliki seorang AHY dan membuatnya diterima disemua kalangan.

Keempat, Memiliki Modal Politik. Berlatar belakang TNI dan Partai Demokrat, AHY dinilai memilki modal politik yang kuat. Ia mampu mampu menarik pendukung dari keluarga besar TNI, dari Partai Demokrat yang telah memiliki 10% kursi di DPR ditambah faktor SBY yang mempunyai pendukung fanatik dan networking yang kuat selama menjabat sebagi Presiden selama dua periode.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun