Mohon tunggu...
Muhammad Haekal
Muhammad Haekal Mohon Tunggu... Sociopreneur -

Pemuda yang menjaga asa untuk bermimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Seberapa Pantas AHY Menjadi Pejabat Publik?

20 Juli 2018   16:30 Diperbarui: 20 Juli 2018   16:32 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat potensi dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meskipun saya tidak mengenalnya. Tapi saya beberapa kali berinteraksi dan menemukan seseorang yang well-rounded. Pinter, Cakap, Cerdas Charming dan menbumi.

Jika dilihat dari media dan media sosial, AHY seringkali didiskreditkan seolah hanya menumpang nama besar ayahnya. Mau bagaimana lagi? Kita memang jarang melihat yang sperti ini (sosok yang multitanta). Jadi wajar jika orang berfikir bahwa AHY sama dengan anak-anak presiden yang lainnya atau anak-anak orang besar yang dikenalkan ke publik.

AHY butuh pengalaman untuk menjadi pejabat publik sebelum jadi presiden? Tentu. Bisa Wakil presiden, Mentri, Kepala Badan atau pun Gubernur. Namun Hal itu Bukanlah harga mati. Saya secara pribadi percaya bahwa AHY bisa melakukannya dengan baik karena kapasitasnya sudah terpampang dari latarbelakangnya di militer atau di bidang akademik.

Apakah jabatan-jabatan tersebut terlalu muluk bagi AHY? Pastinya tidak. Kita lihat Presiden Prancis yang berusia 39 tahun, Sebastian Kruz sebagai Kanselir Austria berusia 31 tahun, Di Malaysia malah ada menteri berusia 25 tahun. Kuncinya bukan lah usia melaikan pada visi, leadership, karakter dan kapabitas. Meskipun secara Networking politik AHY memang memanfaatkan nama ayahnya namun itu tidaklah melanggar hokum dan sah-sah saja.

Dari sisi visi, leadership dan karakter AHY sudah nampak jelas dipermukaan. Sikap kesatrianya telah ditunjukkan di pilkada 2017. Visinya ditunjukkan dalam pidato" politiknya. Leadership memang baru bisa diperlihatkan di depan orang" yang bekerjasama dengan dirinya. Dan yang pasti, rekam jejaknya terlihat sejak dirinya masih duduk dibangku sekolah.

Kapabilitas yang disebut diatas, kadang masih ada yang meragukan. Padahal rekam jejaknya dalam hal management tidak bisa diragukan. Perlu di ingat AHY memiliki label sebagai Master dari Singapore dan Amerika yang tidak banyak dimiliki oleh pejabat public di Indonesia. Tapi rentetan kapabilitas itu memang belum cukup, perlu pengalaman jadi pejabat publik untuk membuktikan bukan cuma jago teori tapi juga aksi.

Bagaimana membuktikan bahwa AHY layak untuk menjadi pejabat public? Jawabanya buktikan. Tak ada cara lain untuk membuktikan kemampuannya kecuali memberinya kesempatan agar seluruh masyarakat tau kelayakannya dalam memimpin bangsa.

Quote AHY yang saya senang itu tentang menjemput kesempatan. Ikhtiar itu melapangkan jalan takdir. Kita harus berikhtiar dengan sungguh". Takdirnya apa? Kita tidak tahu. Kuasa Tuhan. Tapi semua yang datang kita syukuri. Kira" begitu. Bisa berfikir sedalam itu, pastinya AHY menempati lingkungan yang benar.

Apakah AHY punya takdir untuk menjadi cawapres di 2019? 10 Agustus yang akan menjawab. Apakah AHY akan merasa usahanya sia-sia jika itu tidak terjadi? Tidak. AHY telah melakukan ikhtiar untuk melapangkan jalan takdirnya. Dirinya masih memiliki peluang yang besar dipanggung politik dalam waktu yang cukup lama.

Source : Kultweet @awemany

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun