Mohon tunggu...
H. Lutfionin
H. Lutfionin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

it depends on you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Psikosomatis di Masa Pandemic Covid-19

4 September 2022   12:07 Diperbarui: 4 September 2022   12:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : hitconsultant.net 

Pada tanggal 10 April 2020 telah diterapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/239/2020 tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di DKI jakarta dan kemudia disusul oleh beberapa daerah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat Indonesia sangat dibatasi dalam melakukan kegiata di luar rumah. 

Merebaknya berita mengenai Covid-19 ini membuat sebagian besar masyarakat di Indonesia panik dan ketakutan akan bahaya yang mengancam mereka pada saat diluar rumah. Seringkali kita merasa sesak, pusing, demam dan lain-lain pada saat beraktifitas diluar rumah, apakah kita terpapar virus corana? jawabnya belum tentu. Bisa jadi kamu sedang mengalami Psikosomatis. Lantas, apa itu psikosomatis?

Istilah psikosomatis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Psyche yang artinya jiwa dan Soma yang artinya badan. Menurut Karotono dan Gulo (1987) Psikosomatis merupakan gangguan pada fisik yang disebabkan dari tekanan emosional, psikologis, dan gangguan fisik lainnya. 

Hal ini disebabkan dari kegiatan psikologis dalam mereaksi gejala emosi secara berlebihan. Pendapat lainnya menyebutkan Psikosomatis adalah gangguan fisik yang berkaitan dengan unsur psikologis yang bentuknya seperti sakit kepala, asma, hingga sakit jantung (Nevid, 2003). Sehingga dapat kita simpulkan Psikosomatis merupakan gangguan pada fisik seseorang yang bersumber dari tekanan emosional. 

Ciri-ciri yang khas dari psikosomatis ini adalah keluhan fisik yang terjadi secara berulang dengan jangka waktu yang lama. Keluhan tersebut seperti sakit kepala, sesak nafas, jantung yang berdebar dan lain-lain. Seringkali kita merasakan tubuh kita sakit, namun setelah kita periksakan ke dokter, secara diagnosis fisik dinyatakan baik-baik saja. Lalu apa sebenernya penyebab dari psikosomatis?

Menurut Atkinson (1999) faktor utama terjadinya psikosomatis adalah stres. Selain itu kondisi individu yang rentan terhadap tekanan fisik maupun psikis juga merupakan faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami psikosomatis. 

Pemberitaan mengenai virus corona ini sangat marak tersebar hingga ke penjuru dunia. Seringnya indvidu terpapar oleh pemberitaan ini dapat memicu stres. Dari stres tersebutlah menyebabkan psikosomatis muncul. Maka seringkali orang-orang merasa pusing, demam, sesak pada saat membaca berita mengenai virus corona ini. 

Sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi psikosomatis ini adalah dengan berfikir positif. Berfikiran positif dapat mengurangi rasa stres yang ada dalam individu sebaliknya apabila kita selalu berfikir negatif hal tersebut akan menambah rasa sakit yang terasa menjadi dua kali lipat. Maka alangkah baiknya di masa seperti ini kita tetap waspada namun tidak berlebihan dan tetap dirumah sebisa mungkin.


Daftar Pustaka 

https://news.detik.com/berita/d-4973612/setelah-dki-pemerintah-restui-psbb-di-bogor-depok-dan-bekasihttps://news.detik.com/berita/d-4973612/setelah-dki-pemerintah-restui-psbb-di-bogor-depok-dan-bekasi

Kartono, K dan Gulo, D. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: CV Pionir Jaya. 

Atkinson, L. R., Atkinson, C. R., Hilgard, R. E. 1999. Pengantar Psikologi. (Terjemahan Nurjanah Taufiq). Jilid 2. Edisi ke 8. Jakarta : Erlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun