Mohon tunggu...
Heavenita Azzahro
Heavenita Azzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kepribadian Ekstrovert terhadap Gaya Bersosial Media Remaja dalam Teori Hans Eysenck

21 Desember 2022   19:20 Diperbarui: 21 Desember 2022   19:31 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayahnya adalah seorang aktor, dan dia menceraikan ibunya ketika dia berusia 2 tahun. Eysenck dirawat oleh nenek dari pihak ibu. Dia tinggal bersama neneknya sampai Nazi berkuasa pada usia 18 tahun. Sebagai simpatisan Yahudi, hidupnya jelas dalam bahaya. 

Hans eysenk kemudian pindah ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya. Eysenck juga  berpartisipasi dalam berbagai pertemuan dan ulasan teori intelijen Bersama dengan beberapa intelektual Amerika, Dia pun juga mengembangkan opsi terapi selain psikodinamik, yang paling populer saat itu.

Dia juga menyadari bahwa psikologi sebagai ilmu berada di latar belakang sehubungan dengan psikiatri. Eysenck tetap tertarik untuk mengklaim status yang pertama dan mencari kerja sama di antara mereka.

Keyakinan Eysenck dalam kebutuhan untuk estimasi yang tepat mendorongnya untuk mengirimkan studi yang solid tentang hipotesis psikoanalitik. Psikoanalis tidak membagikan perkiraan yang tepat dan dapat diandalkan tentang konsep mental mereka. Perihal ini diyakini Eysenck selaku kegagalan sungguh- sungguh.

Meskipun seorang behavioris, Eysenck masih memiliki pendapat bahwa pembentukan atau perkembangan manusia ditentukan oleh faktor hereditas atau genetik. Jadi, teorinya masih memiliki pengaruh psikoanalisa. Selain pendapatnya terkait pengaruh faktor genetik, Eysenck juga mengungkapkan bahwa perkembangan kepribadian manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan. 

Faktor hereditas dalam perkembangan kepribadian yaitu bahwa kepribadian manusia ditentukan oleh faktor genetik atau keturunan. Jadi, faktor hereditas berbentuk kecenderungan-kecenderungan yang berkembang berdasaarkan pola-pola tertentu. Sedangkan faktor lingkungan adalah segala faktor yang berasal dari lingkungan (segala yang di luar diri individu) tempat individu memulai kehidupannya.

Secara umum, behaviorisme menyatakan munculnya respon seseorang diawali dengan adanya stimulus yang muncul mendahului perilaku. Namun, Eysenck melihat ada hal penting yang hadir sebelum respon terjadi, yaitu berada ditengah-tengah stimulus respon adalah organisme. Sehingga pola yang seharusnya digunakan menurut Eysenck adalah Stimulus-Organisme-Respon. 

Selain itu, berbagai teori kepribadian, kepribadian yang dipandang sebagai kumpulan trait dan tipe adalah salah satu pendekatn yang ada. Eysenck sendiri memfokuskan pada pentingnya organisme dengan melalui trait. Trait dapat dipengaruhi oleh hasil genetik berupa Cortical Arrousal yang mana hasil pengaruh itu disebut kepribadian (Lestari, 2008).

Setiap manusia adalah unik. Sehingga dalam memahami tingkah laku manusia tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Reaksi, respon, dan tingkah laku setiap individu masing-masing memiliki perbedaan dan kesamaan. Maka, Eysenck menekankan bahwa tipe bukan merupakan kategori untuk mengkotak-kotakkan seseorang, melainkan lebih berarti pada kecenderungan terhadap tipe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun