Persendian yang normal sendiri terdiri dari tulang rawan artikular dengan struktur berupa kerangka makromolekul, air, dan sel-sel. Semua bagian dari tulang rawan memiliki tugas dan peran masing-masing untuk menjaga stabilitas dan perlindungan sendi, Jika terjadi perubahan pada struktur tulang rawan artikular, maka dapat memicu terjadinya cedera dan degenerasi tulang rawan serta sendi. Cedera sendi akan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan dan degenerasi tulang rawan artikular. Akibatnya penderita osteoarthritis akan sulit berjalan, jongkok, mudah jatuh, nyeri, gerak terbatas, cepat lelah, dan depresi.
Sebuah data dari Center  fot Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa sekitar 52,5 juta orang menderita radang sendi. Bahkan 60% orang dengan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan sehat dan berolahraga teratur berisiko terkena penyakit radang sendi.
Sebagian besar penderita tidak merasakan nyeri yang signifikan. Osteoarthritis pada usia muda juga terjadi akibat beberapa faktor risiko sehingga disebut sebagai osteoarthritis sekunder. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya osteoarthritis pada usia dini:
- Obesitas
Orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas juga memiliki risiko lebih besar terkena osteoarthritis. Biasanya nyeri sendi terjadi pada daerah lutut. Karena kondisi obesitas akan memberi beban lebih pada lutut yang mengakibatkan nyeri sendi.
- Â Genetik
Penyebab lain dari osteoarthritis pada usia muda adalah genetik. Faktor genetik ini memberi kontribusi sebesar 50% pada seseorang untuk mengalami osteoarthritis. Sehingga Anda perlu berhati-hati jika dalam keluarga terdapat riwayat penyakit nyeri sendi.
- Atlet
Atlet berisiko terkena osteoarthritis karena sering melakukan gerakan berulang. Tidak hanya itu, latihan angkat beban yang biasa dilakukan atlet sebagai latihan kebugaran juga menambah risiko nyeri sendi. Dari sebuah penelitian, didapatkan lebih dari 80% atlet sepak bola dengan riwayat trauma di daerah lutut menderita osteoarthritis setelah 10-30 tahun.
- Â Trauma
Trauma yang terjadi pada daerah sendi berisiko lebih besar untuk menimbulkan osteoarthritis di masa yang akan datang. Hal ini dibuktikan melalui penelitian pada tahun 2011 yang melibatkan petugas militer aktif. Hasilnya, petugas militer ini memiliki risiko lebih tinggi menderita osteoarthritis dibanding kelompok usia yang sama dengan mereka.
- Gender
Pada penelitian lain juga ditemukan bahwa perempuan lebih rentan terkena osteoarthritis. Nyeri sendi ini terjadi akibat menopause. Pada perubahan siklus menstruasi ini, terjadi perubahan hormon yang menyebabkan proses gangguan pada sel, termasuk sendi.
Untuk Anda yang masih muda, tetapi memiliki beberapa faktor risiko di atas, sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter. Upaya ini merupakan langkah awal untuk dilakukan pemeriksaan fisik pada sendi Anda. Anda juga dapat melakukan pencegahan osteoarthritis agar tidak semakin parah dengan Konsend.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H