Kecanduan game telah menjadi tantangan serius yang membutuhkan penanganan menyeluruh dari berbagai pihak. Mengatasi kecanduan game pada anak memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Orang tua harus aktif dalam mengawasi anak mereka dan membatasi waktu mereka bermain game. Mereka juga harus menciptakan lingkungan di mana anak-anak dapat bermain kegiatan positif lainnya. Salah satunya dengan menerapkan Picture Timetable, yaitu sebuah  jadwal  yang  dibuat  oleh  orang  tua  dengan  tujuan  agar  aktivitas  digital  dan  non digital  anak  dapat  seimbang. Sehingga, aktivitas  anak  terjadwal tidak sebatas  bermain gadget saja, serta mengurangi dampak  negatif  gadget  yang  berkelanjutan, dengan mengganti aktivitas atau hobi yang lebih produktif. Selain itu, penting bagi anak untuk menjalin komunikasi dengan baik agar mereka merasa didukung dan tidak tertekan.
Pencegahan mencakup berbagai upaya, diantaranya: (a) menghentikan perilaku bermasalah sebelum terjadi; (b) menunda timbulnya perilaku masalah; (c) mengurangi dampak dari masalah perilaku, dan (d) memperkuat pengetahuan, sikap, dan mempromosikan perilaku positif (Romano & Hage, 2000). Terdapat beberapa upaya pencegahan kecanduan dalam game online (Xu, Turel, & Yuan, 2012), antara lain:
  1.  Attention Switching, yakni kegiatan yang dilakukan dalam mengalihkan perhatian dari keterlibatan yang berlebihan terhadap game online.
  2.  Dissuasion, yaitu tindakan yang dilakukan untuk mencegah bermain game online dengan cara membujuk, memberi nasihat, hingga dalam bentuk paksaan.
  3.  Education, mengacu pada pengetahuan atau fokus upaya pendidikan yang bertujuan memastikan terhindar dari kecanduan game online.
  4.  Parental Monitoring, merupakan upaya yang dilakukan orang tua dalam memperhatikan perilaku anaknya.
  5.  Resource Restriction, adalah pembatasan berbagai sumber daya dalam bermain game online.
Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan Perpres tentang perlindungan anak dari game online. Rancangan Perpres ini diperlukan karena banyaknya kejahatan seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan anak di bawah umur yang disebabkan oleh permainan online. Oleh karena itu, perlu ada kerja sama antara orang tua di rumah dan guru di lembaga pendidikan mengenai perkembangan anak dan pergaulan mereka melalui game online yang berbau kekerasan. Dengan membatasi waktu bermain anak, membuat lingkungan yang mendukung aktivitas positif, dan menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua, dapat membantu anak terhindar dari kecanduan game online. Diharapkan dapat menghindari efek negatif yang membahayakan kesehatan fisik dan mental anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H