Mohon tunggu...
Heagan Nicholas
Heagan Nicholas Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Saya suka otomotif, teknologi, dan banyak hal lainnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Markdown, Cara Mengetik Dokumen yang Lebih Cepat

5 Desember 2024   21:42 Diperbarui: 5 Desember 2024   21:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kalian mengetik dokumen? Pastinya pernah baik siswa yang mengetik dokumen seperti makalah, ataupun orang yang bekerja kantoran. Program yang biasa digunakan Microsoft Word bukan? Atau Google Docs?

Kedua dari program itu merupakan contoh dari word processor. Word processor didefinisikan sebagai program yang bisa membuat, menyimpan, dan mencetak dokumen teks. Program-program ini membantu pengguna dalam membuat dokumen teks. File yang dihasilkan biasanya mempunyai ekstensi .docx atau .pdf.

Kalau kalian pernah pakai program ini, pastinya tahu seberapa repotnya untuk memasukkan beberapa hal seperti tabel dan daftar poin (bullet list). Bagaimana kalau ada cara untuk bisa menulis dokumen yang rapih tetapi juga cepat? Salah satu solusinya adalah markdown.

Markdown adalah file yang mempunyai ekstensi .md, kalau kalian pernah melihat / mendownload program dari Github kemungkinan besar kalian pernah melihat file markdown (readme.md, contributing.md, dll). Dengan menggunakan markdown sangat cepat untuk memasukkan hal-hal seperti tabel, bullet list, numbered list, check list, dan banyak hal lainnya.


Video di atas adalah demonstrasi yang saya lakukan untuk membandingkan kecepatan antara markdown dan Google Docs, bisa dilihat sangat cepat untuk membuat dokumen dalam markdown. Dan nanti hasilnya bisa di export ke PDF.

Contoh hasil render markdown - Github Home Assistant
Contoh hasil render markdown - Github Home Assistant

Jadi apa saja kelebihan markdown dibandingkan word processor yang biasa kita gunakan? Selain cepat, markdown juga mudah untuk diproses oleh program lain (contohnya seperti website Github) dan bisa dibuka langsung tanpa memerlukan program tambahan (kalau .docx perlu Word). Dan bagi orang-orang yang suka menyimpan artikel mereka secara lokal sebelum di tayangkan (seperti saya) hasil dari markdown sangat mirip dengan Kompasiana, karena Markdown sendiri juga mirip-mirip dengan HTML (Yang Kompasiana gunakan). File yang dihasilkan saat menulis markdown juga lebih kecil dibandingkan dengan file word processor lainnya.

Tapi markdown memiliki beberapa kekurangan, contohnya gambar tidak bisa dipindah-pindah, tidak ada chart (baik bar, pie, column, ataupun line), tidak bisa membuat Table of Contents secara otomatis, gambarnya tidak langsung ada dalam file (harus di host di internet, atau harus satu folder).

Jadi markdown cocok untuk apa? Markdown lebih cocok untuk dokumentasi internet, mendeskripsikan apa yang harus dilakukan setelah mendownload sebuah program (readme.md), dan menulis dokumen yang simpel (tidak ada chart, atau Table of Contents).

Apakah kalian tertarik untuk menggunakan markdown untuk menulis dokumen? Atau masih tetap pakai Word? Komentar di bawah ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun