Sistem pendidikan di negara-negara barat pun telah mengadopsi sistem pesantren dengan menerapkan sistem asrama bagi siswanya dengan pengawasan yang ketat, dan mereka pun berhasil. Sayangnya sistem pesantren ini hanya diadakan sampai tingat pendidikan menengah atas saja. Untuk tingkat pendidikan tinggi sistem pesantren ini belum banyak dikembangkan. Hal ini menyebabkan anak didik yang biasa terawasi menjadi lepas kendali setelah mereka masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Di Indonesia, pesantren identik dengan tempat pembuangan anak-anak bermasalah baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun sekitarnya. Demi menghilangkan image bahwa pesantren hanya untuk mendidik anak buangan, anak yang bandel atau anak yang telah rusak akhlaknya, selayaknya kita juga perlu mensosialisasikan pentingnya penerapan pendidikan pesantren untuk semua kalangan. Logikanya, jika anak bermasalah saja bisa dididik menjadi baik, apalagi anak yang baik tentu akan semakin menjadi baik jika mau bersekolah di pesantren.
Maka dari itu, jelaslah bahwa pesantren dapat menyumbang penanaman iman, yaitu suatu yang diinginkan oleh pendidikan nasional. Budi luhur, kemandirian, kesehatan rohani adlah tujuan pendidikan nasional, yang juga merupakan tujuan utama pesantren. Dengan demikian jelaslah bahwa sumbangan pesantren bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional cukup besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI