Sama seperti bahasan di atas, rakyat bisa saja berubah keinginannya. Suatu ketika kebijakan kita populer dan dilain waktu kebijakan kita malah kurang populer. Orang biasanya selalu mendukung apa yang menguntungkan dia dan selalu menolak apa yang merugikannya. itu memang sudah fitrah manusia. Condong kepada kesenangan dan menjauhi kesukaran. Jadi saran saya untuk siapa saja yang menjadi pemimpin, tidak usah terlalu diambil hati ketika ada yang tidak setuju. Coba di koreksi apakah memang salah keputusan itu. Jika benar silahkan di jelaskan, dan jika tetap tidak mau terima ya tidak apa-apa. yang penting kita sudah menjelaskan. Urusan penerimaannya kita serahkan kepada Allah. Mengenai masalah penjelasan sesungguhnya itu hanyalah masalah komunikasi. Nah untuk para pemimpin di manapun berada marilah kita pelajari cara berkomunikasi yang baik. Karena tingkat kemampuan berkomunikasi dan berdiplomasi seorang pemimpin itu menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusannya.
3. Ikhlas adalah kunci utama.
Dalam memimpin sejauh yang saya pelajari, ikhlas adalah kunci utamanya. Mengapa kepemimpinan rosulullah dan 4 khalifaur rasyidin masih menjadi contoh walaupun sudah 13 abad berselang? Karena mereka menjalankannya dengan ikhlas. Lillahi ta'ala. Tidak mencari harta, tidak mencari popularitas, tidak mencari kedudukan. Mereka semua hanya fokus mengerjakan apa yang diamanahkan Allah sebaik-baiknya. Mau dicaci silahkan, di puji juga gak apa-apa. Jujur hanya sedikit orang yang bisa benar-benar ikhlas dalam memimpin. Saya pribadi masih jauh dari kata ikhlas. Saya lihat semua pemimpin yang sukses, mereka selalu fokus terhadap apa yang mereka kerjakan tanpa menginginkan imbalan. Wallahu a'lam
Sementara itu dulu yang mungkin bisa kita ambil pelajaran, menjadi pemimpin memang gampang-gampang susah. Kadang kita harus keras seperti pak Ahok, kadang kita harus santun seperti pak SBY, yang pasti jiwa kita harus tetap sesederhana pak Jokowi dan se luhur Gus dur. Tapi semangat harus membara seperti bung Karno dan secerdas pak habibi.. Diluar itu kita harus tetep ashor dan ngademin seperti bu Mega dan yang pasti harus perhatian sama yang dipimpin seperti Alm. Pak Harto. Insya Allah..
Malinau, 13/3/2015
Hasan A. Drihim