Assalamu'alaikum ww
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laillahailallah huwaallahu akbar
Allahuakbar walilla ilham
Istri dan anak-anakku yang kucintai,
Hari ini kita melakukan sholat Iedul Fitri 1 Syawal 1441 H dengan suasana yang berbeda.
Kita tidak bisa melakukan sholat Ied di masjid atau di lapangan karena ada wabah virus korona yang sangat ganas.
Kita juga tidak bisa sungkem kepada orangtua yang kita hormati dan berjabat tangan dengan kerabat dan kenalan untuk saling memaafkan.
Namun itu tidak menjadi soal. Kita tetap bisa melakukan sholat Ied di sini, di rumah yang aman ini dengan khusuk. Allah ada di mana-mana, di hati setiap orang yang beriman.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laillahailallah huwaallahu akbar
Allahuakbar walilla ilham
Sebulan penuh kita berpuasa, menahan lapar dan dahaga untuk merasakan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita yang kekurangan.
Tidak sedikit orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena tidak mempunyai penghasilan yang memadai, khususnya mereka yang terkena PHK karena terdampak wabah virus korona.
Tidak sedikit pula orang yang tidak bisa menikmati makanan karena sedang mengidap penyakit, seperti mereka yang saat ini berada di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19.
Dengan berpuasa kita ikut merasakan penderitaan mereka, dan kemudian sebisa mungkin ikut mengurangi penderitaan mereka dengan memberikan sumbangan semampu kita.
Kita berharap agar mereka yang tidak mempunyai harta benda dapat mengubah nasib mereka sehingga tidak mengalami kekurangan lagi di masa-masa mendatang.
Demikian juga bagi mereka yang tidak bisa makan dan minum karena sakit, kita berharap agar mereka segera sembuh dan kembali beraktivitas seperti sebelumnya.
Inilah pesan pertama dari kewajiban berpuasa. Berpuasa secara bersama-sama mendorong kita untuk menjadi masyarakat yang welas asih, kasih sayang, dan selalu berempati kepada penderitaan orang lain.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laillahailallah huwaallahu akbar
Allahuakbar walilla ilham
Istri dan anak-anakku yang kucintai,
Pesan kedua dari ibadah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui adalah mampu mengendalikan diri terhadap nafsu mengkonsumsi yang berlebihan.
Dalam kehidupan sehari-hari, dorongan nafsu-nafsu alami itulah yang membuat kita bisa bertahan hidup.
Tidak hanya itu, nafsu-nafsu alami itu juga membuat makan dan minum semakin nikmat, berdiam di rumah semakin nyaman, melakukan ibadah semakin mudah, dan menggunakan hasil teknologi dan budaya dengan semakin memuaskan.
Semua itu adalah karunia Allah yang patut kita syukuri.
Namun tidak setiap saat kita boleh membiarkan nafsu-nafsu alami mendorong tindakan kita. Nafsu alami perlu dikendalikan untuk melindungi kita.
Nafsu yang tidak terkendali membuat kita menjadi individu-individu yang serakah, egois dan mau menang sendiri.
Dalam lingkup lebih luas, nafsu-nafsu yang tidak terkendali membuat masyarakat terpecah. Terjadi persaingan antar individu yang sangat keras untuk mendapatkan materi pemuas nafsu masing-masing sebanyak-banyaknya.
Berpuasa sebulan penuh merupakan latihan untuk mengendalikan nafsu-nafsu yang ada dalam diri kita.
Hasil dari berpuasa adalah pribadi-pribadi yang tahu kapan harus mengkonsumsi dan kapan harus berhenti mengkonsumsi.
Kita harus berhenti memuaskan diri jika perbuatan kita merusak diri sendiri, atau merusak lingkungan, atau merusak kehidupan.
Inilah pesan kedua dari ibadah berpuasa, yaitu untuk membuat kita hidup secara terukur, tidak berlebihan.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laillahailallah huwaallahu akbar
Allahuakbar walilla ilham
Istri dan anak-anakku yang kucintai,
Pesan ketiga dari rangkaian ibadah berpuasa adalah keikhlasan terhadap takdir yang terjadi.
Kehidupan terbentuk oleh proses dan hasil. Dalam setiap proses terlibat banyak tantangan, baik tantangan yang terlihat dan maupun tantangan yang tidak terlihat.
Bagaimana kita menghadapi tantangan-tantangan itu akan membentuk hasil yang kita capai.
Berpuasa adalah proses menuju pribadi yang lebih berkualitas. Kita tidak tahu sebaik apa kualitas pribadi kita setelah berpuasa sebulan penuh itu.
Harapannya, kita sebagai individu menjadi semakin saleh, tabah, dan welas asih. Inilah hasil yang kita harapkan setelah melakukan proses berpuasa sebulan lamanya.
Kemudian kita menutup ibadah puasa ini dengan mengucapkan mohon maaf lahir batin kepada orang-orang yang kita kenal.
Dengan demikian kita akan menjadi pribadi yang baru, yang siap menempuh hari-hari berikutnya dengan hati yang lapang, suci dan damai. Tidak ada prasangka, rasa dendam dan benci kepada siapapun.
Kita menjadi pribadi-pribadi baru yang dirindukan masyarakat, bangsa dan negara, bahkan dunia.
Dunia akan menjadi lebih baik jika diisi oleh manusia-manusia yang berhati mulia, yang dapat dihasilkan oleh proses berpuasa yang dilakukan dengan sepenuh hati, dengan amalan yang bermakna, tidak sekedar menahan lapar dan dahaga.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laillahailallah huwaallahu akbar
Allahuakbar walilla ilham
Istri dan anak-anakku yang kucintai,
Sebagai penutup khutbah sholat Ied ini, mari kita bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami memohon kepada-Mu untuk menerima seluruh amal ibadah puasa yang telah kami lakukan.
Kami mohon ampunan dari-Mu atas perbuatan kami yang melampaui batas, yang tidak kami sadari karena ketidaktahuan kami.
Kami mohon kasih sayang-Mu kepada para orang tua kami yang telah mendahului kami, juga kepada kami sekeluarga, dan seluruh saudara-saudara kami, sebangsa dan setanah air.
Kami mohon agar Engkau senantiasa membimbing kami atas setiap perbuatan yang akan kami lakukan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, khususnya saat kami mengalami musibah pandemi virus korona.
Kami mohon agar Engkau memberi kekuatan kepada kami bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia, untuk mampu mengatasi wabah virus korona yang telah membuat banyak penderitaan bagi kami.
Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
terimalah amal bakti saudara-saudara kami para dokter dan perawat yang wafat ketika mengatasi pasien penderita infeksi virus korona. Dan lindungilah para tenaga medis yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menyelamatkan setiap pasien di rumah sakit.
Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kabulkanlah permintaan kami ini.
Amin ya Rabal Alamin.
Wassalamualaikum ww.
Catatan: Mohon maaf jika isi dan format khutbah ini tidak sesuai dengan ketentuan agama. CMIIW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H