Mohon tunggu...
Darwanto
Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pria manula, purnabakti PNS

Mencari, membagi, mensyukuri...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Agar PSBB Berakhir Sukses

5 Mei 2020   14:55 Diperbarui: 5 Mei 2020   15:10 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan tempat saya tinggal, suasana pada Senin (4/5/2020) tidak terlalu berbeda dengan hari- hari biasa sebelum PSBB diterapkan. Jalan raya ramai dengan kendaraan roda 2 dan roda 4. Tidak semua pengemudi motor memakai masker. Mobil-mobil berseliweran seperti biasa. Yang jalan kaki untuk berolahraga seperti saya juga ada, sebagian tidak memakai masker. Tidak tampak keadaan darurat di sore hari itu.

Saya menduga orang-orang yang bepergian itu pasti akan menuju ke suatu tempat, apakah ke rumah kenalan atau kerabat. Mungkin juga ke toko-toko yang tetap buka, atau bisa jadi ke tempat ibadah.

Jalan besar di lingkungan perumahan saya itu cukup lebar. Di tempat lain, di jalan-jalan yang lebih sempit, kerapatan kendaraan dan orang tentu lebih besar lagi. Physical distancing tidak terwujud, dengan jarak antarorang yang sangat dekat.

Pengamatan saya itu menyimpulkan bahwa pelaksanaan PSBB tidak berjalan sesuai rencana, setidaknya di lingkungan tempat tinggal saya. Padahal PSBB sudah diperpanjang, dan akan selesai sekitar satu minggu lagi.

Ketidakpatuhan warga itulah yang mungkin menjadi penyebab kasus virus korona tidak menurun, bahkan meningkat. Memang pertambahan kasus bisa terjadi karena jumlah  orang yang dites bertambah, namun faktor ketidakpatuhan warga juga ada.

Menurut Kompas (5/4/2020) kerumunan warga juga tampak di Jakarta, semakin ramai menjelang waktu berbuka puasa. Mengendornya pengawasan petugas ditengarai menjadi salah satu penyebab bertambahnya orang yang pergi keluar rumah. Disamping ada tempat usaha dan industri yang tetap buka, dan KRL yang tetap beroperasi.

Di Sidoarjo, Jawa Timur, yang baru mulai PSBB pada 1 Mei, petugas menjaring 300 warga yang melanggar aturan jam malam. Lima orang diantaranya tercatat reaktif dari tes cepat yang dilakukan secara acak.

Kasus-kasus pelanggaran itu sangat mungkin terjadi di daerah-daerah lain. Inilah yang menyebabkan kurva penularan Covid-19 terus merangkak naik, tidak melandai.

Secara nasional pada 4/5/2020 tercatat pertambahan kasus Covid-19 sebanyak 395 orang. Sementara di provinsi tempat saya tinggal ada tambahan 163 kasus baru, padahal hari-hari sebelumnya jauh dibawah itu dan trennya menurun.

***

Kita semua tentu tidak ingin gagal dalam mengatasi pandemi Covid-19. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan, khususnya pemerintah tingkat kabupaten/kota.

Pertama, pemda perlu terus menyebarluaskan ketentuan PSBB melalui berbagai saluran komunikasi yang mungkin dilakukan. Pengalaman saya, tidak ada pemberitahuan tentang PSBB yang langsung saya terima dari pemda. Kalau tidak baca koran digital, saya tidak tahu kalau ada PSBB di daerah saya. Tidak ada selebaran dari RT/RW, atau postingan di WA RW tentang PSBB.

Spanduk pun tidak terlihat di jalan-jalan, apalagi pesan singkat tentang PSBB ke Hp yang mudah saya baca dan pahami. Jangan disalahkan mereka yang naik motor membonceng temannya, karena tidak tahu bahwa itu dilarang, kecuali orang serumah.

Kedua, patroli untuk mencegah pelanggaran PSBB harus semakin diintensifkan. Aparat perlu terlihat hadir di tempat-tempat yang biasa ada kerumunan. Keberadaan petugas akan menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka diawasi secara ketat dalam rangka pelaksanaan PSBB.

Ketiga, pemerintah pusat perlu menggaungkan seruan untuk mengalahkan virus korona. Virus korona adalah musuh bersama yang harus dilawan, persis bangsa ini dulu bahu membahu melawan penjajah. Seruan itu perlu dipropagandakan secara terus menerus agar setiap orang sadar bahwa ia harus ikut berbuat dengan bersemangat untuk memusnahkan virus korona.

Hanya itu yang dapat saya tambahkan. Pemerintah, khususnya Gugus Tugas Covid-19, tentu sudah memiliki daftar tindakan apa yang harus dilakukan agar PSBB berhasil. <>

Herry Darwanto, 5/5/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun