Mohon tunggu...
Henli Bestyana
Henli Bestyana Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi salah satu universitas yang katanya "universitas perjuangan". Iya, karena dibutuhkan perjuangan untuk bayar kuliahnya, untuk lulusnya, dan perjuangan untuk berada didalam tantan sosial kampus. Feel free to argue and disagree with my opinions, im a learner too.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita dari Komuter

20 Desember 2017   22:49 Diperbarui: 21 Desember 2017   03:53 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kumpulan foto @komangtaniaa

Ini juga menyangkut bagaimana mental seorang anak dari keluarga tidak mampu itu berkembang dan menerima mana perilaku "baik" dan mana perilaku "buruk". Hal ini nantinya akan menjadi bekal bagi si anak untuk memperlakukan sekelilingnya, bergaul dengan teman sebayanya.

Revolusi Mental bukan hanya untuk jejeran "Pengurus Negara" yang setiap hari memakan uang rakyat, bukan hanya ditujukan bagi orang-orang penting yang memimpin negeri ini. Revolusi Mental juga diperuntukan kepada si Ibu yang mendidik anaknya dengan cerdas. Saya tetap setuju untuk mendidik seorang anak dengan tegas. Saya pun melalui masa-masa kecil saya dengan didikan tegas oleh orang tua maupun guru-guru saya disekolah, dan saya bersyukur untuk didikan mereka. 

Sayangnya, saya melihat perilaku si Ibu adalah dampak dari "Lingkaran Setan" yang mengancam mental dirinya dan keluarganya. Lingkaran ini terus berputar dengan cepat seiring dengan faktor-faktor lain yang menjadi bahan bakarnya. 

Kemiskinan, pendidikan yang rendah, serta layanan kesehatan yang tidak memadai. Tentu saja yang saya sebutkan barusan tidak sesederhana itu memang, tapi biarkan lah saya rangkum hal tersebut menjadi tiga hal besar yang berpengaruh satu sama lain.

Sehingga dalam hemat saya, kata-kata " gue tonjok lu.." yang diiringi dengan kepalan tangan kepada anak hanya menambah satu alasan dari daftar panjang mengapa individu dari lingkaran tersebut akan terus terjebak pada hal yang itu-itu saja. 

Bahkan akan semakin merusak masa depan mereka dengan pembentukan perilaku yang salah sejak usia dini. Saya harap fokus Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dikembangkan sampai pada titik terkecil yang banyak menyumbang mental individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun