Mohon tunggu...
Irfan Rosyidin
Irfan Rosyidin Mohon Tunggu... Guru - Mencoba menjadi Oemar Bakrie di Era Modern

Menjadi guru berarti kita menjadi petunjuk arah. Karena dari kitalah anak didik kita akan menentukan arah mana yg akan mereka pilih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita antara Aku dan Literasi

6 September 2017   11:56 Diperbarui: 6 September 2017   12:02 5850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berlomba untuk mengisi pohon literasi dengan nama mereka, judul buku yang telah dibaca, dan kemudian mereka bertukar buku dengan teman lainnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa bagi kami para pendidik bisa menyaksikan momen dimana siswa kami begitu semangat untuk menggali pengetahuan. Ada yang suka buku cerita, novel, legenda, dongeng, tapi tidak sedikit pula yang mereka baca adalah ilmu pengetahuan yang pada akhirnya sangat menunjang mereka dalam pembelajaran setiap hari. Nasional Geographic, Why? dan banyak buku pengetahuan yang biasa mereka baca dan pada akhirnya menciptakan waktu untuk berbagi cerita tentang isi buku dan pengalaman seru lainnya. Bagaimana akhirnya disetiap obrolan mereka terselip pertanyaan, "Kamu tahu judul buku ini?", atau "Kemarin aku baca buku ini, lo. Isinya tentang ..."

Bukankah itu tujuan utama literasi sesungguhnya? Memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada anak untuk mengeksploitasi pengetahuan dan pengalaman baca mereka. Mungkin belum bisa merasuk ke seluruh jiwa siswa, namun dengan semua program serta dukungan yang kini diberikan, literasi bisa menjadi andalan bangsa Indonesia dalam mengembangkan sayap ke seluru penjuru dunia. Literasi bisa menjadi tonggak kebangkitan bangsa sehingga buta literasi bisa kita bumi hanguskan. Menjadikan generasi yang melek informasi, melek baca dan tidak lagi bermusuhan dengan pengetahuan.

Tidak perlu risau dengan segala kendala yang dihadapi. Begitu banyak program pemerintah yang saat ini dikembangkan dalam menunjang terlaksananya program literasi. Mulai dari bantuan buku dari pihak swasta, bahkan Perpustakaan Pusat, memiliki banyak program pengayaan buku yang tentu saja sangat menunjang terlaksananya program literasi, terutama di daerah yang memiliki akses terbatas. Lebih hebatnya, literasi kini menjadi salah satu program bagi para pendidik mengembangkan kemampuan bahasa lainnya.

"Ilmu itu adalah buruan, dan menulis adalah ikatannya." Dengan lahirnya program literasi, tidak sedikit guru yang akhirnya mahir menulis. Menciptakan buku yang tidak hanya berguna bagi dirinya, namun akan menjadi saksi nyata bagi pengabdian terhadap ilmu pengetahuan. Bagaimana literasi telah menjadi pembakar semangat belajar, pendobrak tembok kemalasan, dan penggugah semangat belajar, tidak hanya bagi siswa, namun guru pun ada di dalamnya. Berbagai pelatihan yang dilaksanakan, kini tidak lagi sepi pengujung. Bukan hanya untuk mendapatkan sertifikat (yang bagi sebagian orang dapat menambah "uang saku"), namun telah menjadi sebuah ladang pengabdian untuk kemajuan anak bangsa dalam menyediakan bahan baca literasi berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun