Â
Dahagaku menengadah di bawah surya
Terpasung rintik hujan menggelayut berdenyut di pelupuk fatamorgana
Gersang berdamping peluh
Kutemu Agustus yang membias teduh
Â
Gerhana surya menegaskan keterasingan
Sepi yang menghunus jiwa tanpa ketenangan
Di musim yang tak lekas sirna
Gelap terselip dusta
Ialah gerhana yang mencekik bahasa
Â
Melanturkanku berucap
Tak memberi ruang perasa
Senandung percintaan yang melepas harap
Ohh... Gadis Agustus yang teduh karena gerhana
Â
Â
Kartasura, Juni 2015
H.B Purnomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!