Mohon tunggu...
Hidayanto Budi Prasetyo
Hidayanto Budi Prasetyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... Jelajahi laut kemungkinan yang ada/ sebelum surut merenggut / kesempatan berlabuh tanpa rasa takut/ pada maut/ dan linangan air mata... (pekerja urban, kelahiran Ngawi-Lembah Pithecantropus Erectus, sekarang tinggal di Pesisir Grissee, --- Muara di mana air mengalir sampai jauh ---)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebegitu Tak Lagi Kita Jalani Hilir Mudik Ini, Menua, Lalu Diam Saja

18 Desember 2014   18:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14188763581888860770

(Illustrasi : Walking in the Rain.  Mike Harrington/Photographer's Choice RF/Getty Images)

RAIN UPON MY FACE

Menderas hujan, menderas air mata
apa yang dicari dari semua hilir mudik ini
antara teduh mata bunda-bapa
atau celoteh anak-anak di timangan ibunya

Telah tak berhenti-henti menyusuri usia
membentangkan harapan meski kadang tanpa peta
pada muslihat jaman-siasat musim
entah bila saatnya mukim
anak-anak tak lagi di susuan
bunda bapa tak lagi di dekapan

Sebegitu tak lagi kita jalani hilir mudik ini
menua
lalu diam saja.

(Ngawi-Bojonegoro-Gresik, hujan tak henti-henti)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun