Di Jawa, para pedagang dan pangreh praja, yang menurut Sartono Kartodirjo, sangat kemaruk kekuasaan dan menjadi koloborator  yang setia untuk tuan kulit putih. Tetapi, di Swarnadwipa, yang masyarakatnya dituduh primitif para tuan berambut perak, tak mampu sepenuhnya menjadi pemilik, karena para kaum pribuminya tak mudah ditaklukkan oleh kilauan emas.
Sebab, di tanah ini, di segala ruas, emas selalu ada. Emas ada di tanah pijakan. Di depan rumah. Atau bahkan di dalam rumah. Juga, dalam jiwa...***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!