Mohon tunggu...
Dhafin Mufid Habibillah
Dhafin Mufid Habibillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Penjaga yang bermanfaat dan dicintai oleh Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran dan Strategi Indonesia dan Prancis dalam Hubungan Bilateral Militer: Sebuah Analisis Komparatif dan Kontekstual

26 Maret 2023   16:16 Diperbarui: 26 Maret 2023   16:26 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet tempur Rafale buatan Prancis | gettyimages

Indonesia dan Prancis memiliki hubungan bilateral yang kuat dalam berbagai bidang, termasuk militer. Namun, keduanya memiliki peran dan strategi yang berbeda dalam politik luar negeri mereka terkait militer.

Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang menjunjung tinggi prinsip non-blok dan bebas-aktif. Dalam bidang militer, Indonesia memiliki kebijakan untuk membangun kekuatan pertahanan yang tangguh dan independen secara mandiri, dengan memperkuat industri pertahanan nasional dan kerjasama militer dengan negara lain.

Indonesia memiliki kerja sama militer dengan Prancis melalui pembelian berbagai jenis persenjataan seperti helikopter, pesawat tempur, dan kapal perang. Selain itu, Indonesia juga menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan militer dan pelatihan dengan Prancis.

Sementara itu, Prancis merupakan salah satu kekuatan militer terbesar di Eropa dan memiliki kebijakan luar negeri yang berorientasi pada keamanan dan perdamaian dunia. Prancis juga memiliki kebijakan untuk mempromosikan industri pertahanan nasionalnya dengan menjalin kerja sama militer dengan negara lain.

Prancis memiliki kekuatan militer yang kuat dan teknologi yang maju, dan Indonesia telah membeli beberapa jenis persenjataan dari Prancis. Selain itu, Prancis juga memiliki program kerja sama militer dengan Indonesia dalam bidang pelatihan dan peningkatan kapabilitas militer.

Namun, kedua negara juga memiliki perbedaan dalam kebijakan luar negeri mereka terkait masalah tertentu, seperti hubungan Indonesia dengan Papua Barat dan isu Hak Asasi Manusia. Prancis juga memiliki peran yang berbeda dalam politik luar negeri Eropa dan NATO, sedangkan Indonesia lebih fokus pada ASEAN dan kerja sama regional.

Secara keseluruhan, hubungan militer antara Indonesia dan Prancis telah berjalan cukup baik, meskipun keduanya memiliki perbedaan strategi dan kebijakan luar negeri dalam bidang militer.

Pendekatan analisis kebijakan luar negeri yang digunakan adalah pendekatan komparatif, yang menitikberatkan pada membandingkan kebijakan luar negeri militer Indonesia dan Prancis, serta mengidentifikasi perbedaan strategi dan kebijakan luar negeri mereka terhadap isu tertentu. 

Faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi kebijakan luar negeri masing-masing negara juga dipertimbangkan dalam pendekatan ini, seperti prinsip non-blok dan bebas-aktif yang dianut Indonesia, serta kebijakan Prancis yang lebih berfokus pada keamanan dan perdamaian dunia.

Serta baru-baru ini, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, menyambut kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, H.E. Mrs. Florence Parly beserta delegasinya di Kemhan, Jakarta pada hari Kamis, 10 Februari 2023. Dalam pertemuan bilateral di Kemhan tersebut, kedua delegasi membahas tentang peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua negara, yang diharapkan akan memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Prancis pada masa depan.

Indonesia dan Prancis sudah memiliki kerja sama pertahanan yang kuat, terutama dalam bidang alutsista. Beberapa bentuk kerja sama pertahanan di bidang pendidikan dan pelatihan, seperti program pertukaran kunjungan, rencana kunjungan marinir Indonesia ke Kaledonia Baru, dan lebih dari 300 personel militer Indonesia yang telah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan di Prancis.

Jet tempur Rafale buatan Prancis | gettyimages
Jet tempur Rafale buatan Prancis | gettyimages

Pertemuan bilateral antara Kemhan RI dan delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis tersebut diakhiri dengan penandatanganan beberapa perjanjian kerjasama, yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan kedua negara. 

Beberapa perjanjian kerjasama yang ditandatangani meliputi kontrak pembelian 6 pesawat tempur Rafale antara Kabaranahan Kemhan dengan Dassault, yang merupakan awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale di masa depan, MoU kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerjasama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PT DI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerjasama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.

Indonesia dan Prancis memiliki hubungan bilateral yang kuat di berbagai bidang, termasuk militer. Namun, mereka memiliki peran dan strategi yang berbeda dalam kebijakan luar negeri mereka mengenai militer. Kebijakan luar negeri Indonesia menekankan prinsip non-alignment dan kemampuan pertahanan independen, sementara Prancis memprioritaskan keamanan global dan mempromosikan industri pertahanan nasionalnya melalui kerja sama militer dengan negara lain.

Terlepas dari perbedaan mereka, kedua negara telah berkolaborasi dalam industri pertahanan, termasuk pembelian berbagai jenis peralatan militer, pendidikan dan pelatihan, dan proyek penelitian dan pengembangan bersama. Baru-baru ini, Menteri Pertahanan Indonesia dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis bertemu untuk membahas penguatan kerja sama pertahanan antara kedua negara, yang menghasilkan penandatanganan beberapa perjanjian, termasuk kontrak untuk pembelian 6 jet tempur Rafale dan berbagai perjanjian kerja sama lainnya di bidang terkait pertahanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun