Mohon tunggu...
Hazza zufar Al ghozi
Hazza zufar Al ghozi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya membaca, kepribadian saya kadang ekstrovert kadang introvert

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoikisme: Bagaimana Filosofi +2000 Tahun Dapat Bertindak Mengatasi Berbagai Permasalahan yang Ada

22 Maret 2024   11:00 Diperbarui: 22 Maret 2024   11:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berbicara tentang stoikisme, mungkin sebagian orang asing dengan Namanya, stoikisme atau stoicism adalah sebuah mazhab filosofi yang mengajarkan tentang pentingnya ketenangan, ketangguhan dan juga kestabilan emosi dalam menghadapi dunia yang jahat, tidak adil, dan tidak berpihak pada diri sendiri. Cyprus, 300 SM, Hidup seorang yang kaya raya, Zeno of Citium. Filosofi ini di perkenalkan pertama kali oleh Zeno of Citium setelah mengalami musibah tidak terduga. Dalam perjalanannya dari Fenisia ke Athena, kapalnya tenggelam Bersama muatannya. Kekayaannya yang sangat banyak tiba-tiba hilang dalam sekejap, karena suatu Tindakan tak terduga dari alam. Dilanjutkan oleh Epictetus, seorang budak yang menghabiskan hampir seluruh  hidupnya dalam penjara. Kemudian dilanjutkan oleh Seneca, seorang politikus roma yang pernah melewati bangkrut dan pengasingan. Dilanjutkan oleh Marcus Aurelius, seorang kaisar roma yang dalam 19 tahun menuntunnya memimpin perang-perang besar dan di saat yang sama harus menghadapi kematian anak-anaknya. Pengikut pengikut filosofi ini sangat banyak dan menyebar luas, mulai dari seorang budak sampai seorang kaisar, dan sangat terkenal sampai di zaman sekarang. Dan cocok untuk menghadapi segala permasalahan yang terjadi di zaman sekarang.

TOPOI 

Topoi Stoikisme mencakup tema-tema utama dalam filsafat Stoik, termasuk logika, etika, fisika, dan apatheia. Logika Stoik fokus pada membedakan yang bisa dan tidak bisa dikendalikan. Etika Stoik menekankan kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan penaklukan diri. Fisika Stoik melibatkan pemahaman tentang alam semesta dan "logos". Apatheia Stoik adalah pengendalian emosi dan pemahaman bahwa reaksi emosional bisa menghambat kebahagiaan. Konsep-konsep ini membentuk dasar filsafat Stoik untuk mencapai kehidupan yang lebih bijaksana dan bahagia.

Stoikisme dalam aspek kehidupan

Stoikisme menekankan penerimaan atas hal tak terhindarkan, tindakan bijaksana, pengendalian emosi, dan kesederhanaan. Dengan menerima kenyataan, bertindak sesuai nilai-nilai bijaksana, dan mengendalikan emosi, kita dapat mencapai kebahagiaan yang lebih dalam. Stoikisme memperkuat ketahanan mental dan membantu menemukan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Kemarahan

            “mengapa anda tidak marah saat diri anda dihina, direndahkan?” atas dasar apa saya harus marah? Jika mereka menghina saya, itu hak mereka. “tetapi dia menghina anda, membicarakan keburukan anda, bahkan anda juga difitnah” Menghina dan memfitnah adalah hal yang di luar kendali saya. Saya tidak dapat mengontrol tindakan orang lain, tetapi saya dapat mengendalikan reaksi dan sikap saya terhadapnya. Saya akan tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh kata-kata tersebut. Sebaliknya, saya akan tetap fokus pada nilai-nilai yang penting bagi saya, seperti kedamaian batin dan kebijaksanaan dalam bertindak. Bukankah mereka menghina saya karena saya lebih baik dari mereka? Itu sebabnya mereka menghina saya karena mereka tidak suka dengan saya. "Jangan biarkan perilaku orang lain mengatur perasaanmu. Kemarahan adalah tanda kelemahan, bukan kekuatan." – Epictetus

Kebahagiaan

            kebahagiaan yang sejati tidak tergantung pada kesenangan fisik atau materi. Stoikisme menekankan bahwa kebahagiaan yang lebih mendalam dapat ditemukan dalam kebijaksanaan, kebajikan, dan hubungan yang berarti dengan orang lain. “ketika disaat moment yang Bahagia atau setiap anda senang, kenapa anda memberikan reaksi yang biasa saja?” lalu, aku harus teriak atau memberi tahu semua orang bahwa aku bahagia?. Socrates pernah berkata “Makanan enak, baju indah dan segala kemewahannya, itulah yang kau sebut kebahagiaan? Namun aku percaya suatu keadaan di mana orang tidak mengharapkan apapun adalah kebahagiaan tertinggi” kebahagiaan yang sejati tidak bergantung pada barang-barang materi atau kesenangan sementara. Sebaliknya, kebahagiaan yang lebih dalam ditemukan dalam ketenangan batin dan penerimaan terhadap keadaan yang tak terhindarkan. Ketika seseorang tidak terikat pada harapan atau keinginan akan hal-hal eksternal, mereka dapat mencapai kebahagiaan yang lebih tahan lama dan lebih bermakna.

Percintaan

Ada seseorang mendatangiku, dia berkata “aku mencintai seseorang, aku memperlakukannya dengan baik, di saat dia butuh aku selalu meluangkan waktuku walau aku sedang sibuk, dan aku tidak pernah memperlakukannya dengan kasar, tapi mengapa dia meninggalkanku dan justru bersama orang lain?” ingatlah kisah tentang Plato yang bertanya tentang “apa itu cinta” kepada Soccrates. Kemudian Socrates menjawab “berjalanlah menyebrangi ladang gandum, petiklah salah satu gandum yang paling besar dan kuning, namun dengan syarat: kamu tidak boleh kembali ke belakang dan hanya dapat memetik sekali” lalu Plato melakukan apa yang di katakan Socrates, setelah sekian lama dia kembali dengan tidak membawa apapun. Lalu Socrates bertanya “kenapa kembali dengam tangan kosong?” Plato menjawab “ketika aku berjalan di ladang gandum, aku melihat beberapa gandum yang berwarna kuning dan besar, tetapi aku selalu berfikir mungkin ada yang lebih baik di depan. Jadi tidak ku ambil, tetapi ketika aku berjalan kedepan untuk melihat gandum yang lain, selalu merasa bahwa gandum yang kutemui tidak lebih baik dari yang sebelumnya kulihat, jadi pada akhirnya aku tidak memetik apapun” dia mungkin merasa bahwa pasangan yang mereka temui saat ini (anda) tidak cukup baik atau tidak sesuai dengan harapan mereka, sehingga mereka terus bergerak maju dalam pencarian yang tidak pernah berujung. Kontrollah emosi anda karena itu adalah murni di luar kendali anda, anda tidak bisa mengontrol perasaan seseorang untuk suka atau benci dengan anda, tapi anda bisa mengontrol reaksi emosi anda ketika orang itu pergi meninggalkan anda padahal anda sudah memperlakukannya dengan sebaik mungkin. "Hiduplah seperti pemanggul air yang dibuang. Bagaimanapun kotor dan rusaknya, masih dapat berguna. Hiduplah dengan tenang bahkan ketika ditinggalkan oleh orang yang dicintai karena orang lain dianggap lebih baik." – Marcus Aurelius.

Anda tidak perlu merasa dendam, atau mengulang perlakuan yang sama terhadap orang lain. Jika dia buruk anda tidak perlu menjadi buruk juga, atau anda akan sama seperti pecahan kaca yang dibuang ke tempat sampah. "Ketika kita merasa dendam karena sakit hati, kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah dendam itu akan mengubah apa pun? Apakah itu akan membawa kembali apa yang telah hilang? Saat kita memahami bahwa dendam hanya akan memperburuk situasi, kita dapat memilih untuk melepaskannya dan mencari kedamaian dalam hati" – Epictetus. Terimalah hal yang terjadi pada diri Anda dengan ketenangan dan keberanian, karena dalam penerimaan terdapat kekuatan untuk mengubah perspektif dan bertindak dengan bijaksana. Meskipun kita tidak dapat mengendalikan semua yang terjadi dalam hidup kita, kita selalu memiliki kendali atas sikap dan respons kita terhadapnya. Dengan menghadapi tantangan dengan kepala tegak dan hati yang tenang, kita memperkuat diri kita sendiri dan menunjukkan bahwa kita lebih besar dari cobaan yang kita hadapi. “Apakah suatu saat orang itu akan menyesal ketika pada suatu hari dia diperlakukan dengan buruk?” Tentu saja, apakah ada seseorang yang tidak merindukan tempat di mana dia diterima dengan baik, tidak pernah terluka, dan kesehatan mentalnya baik-baik saja, dibandingkan dengan tempat di mana dia saat ini diperlakukan dengan buruk dan kesehatan mentalnya menderita?

Kesedihan

            kesedihan seringkali timbul dari ketidakpatuhan kita terhadap kenyataan dan keinginan kita yang tidak terpenuhi. Begitupun dengan kematian, “kenapa anda tidak pernah sedih saat sesuatu yang menimpa anda?” Saya tidak membiarkan diri saya terjerat dalam kesedihan karena saya percaya bahwa kesedihan tidak akan mengubah apa pun dalam situasi yang dihadapi. Saya memilih untuk menerima kenyataan dengan tenang dan memusatkan energi saya pada hal-hal yang dapat saya kendalikan, seperti sikap dan respons saya terhadap situasi tersebut. Dengan demikian, saya dapat mengatasi tantangan dengan lebih efektif dan menjaga kedamaian batin saya. Apa anda tahu dari ke-13 Anak Marcus Aurelius dan istrinya Faustina, beberapa dari mereka meninggal dalam masa kecil dan remaja, dan apakah Marcus tidak bersedih? Tentu saja kematian anak-anaknya merupakan pengalaman menyedihkan bagi Marcus. Tetapi Marcus tidak terjebak dalam kesedihan yang berkepanjangan atau membiarkan emosi tersebut menguasai dirinya. Dia menekankan pentingnya untuk memahami bahwa kematian adalah bagian alami dari kehidupan, dan kita tidak dapat menghindarinya. "Kematian adalah bagian alamiah dari kehidupan, dan kita tidak dapat menghindarinya. Jadi, mengapa meratapi sesuatu yang tak terelakkan? Kita harus menerima kenyataan ini dengan bijaksana dan menjalani hidup dengan ketenangan batin." - Marcus Aurelius

Kebebasan

            Bebas adalah hidup yang sesuai keinginannya dan tidak di paksa, di halangi atau dipaksakan, yang dorongan hatinya tidak dapat di gagalkan yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya dan tidak pernah harus mengalami apa yang ingin ia hindari. pernah kah kamu di perintah oleh kekasihmu untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan? Seperti memakai pakaian wanita atau merubah tampilanmu menjadi mewah memakai barang branded dan lain sebagaiannya yang dimana anda tidak ingin melakukan itu karena keterbatasan financial. Namun kekasihmu memintamu hanya untuk berkumpul dengan teman mereka yang dimana masing-masing membawa pasangannya, supaya  anda terlihat seperti orang kaya? Jika kondisi mabuk cintamu bukan perbudakan, lalu apa? Kasihan sekali, diperbudak oleh seorang wanita, hak apa yang masih anda miliki untuk menyebut diri anda bebas? Pertimbangkan bagaimana kita menerapkan gagasan kepada hewan. Ada singa jinak yang dikurung, dipelihara, diberi makan, dan dibawa orang kemana pun mereka pergi. Namun siapa yang akan menyebut singa itu bebas? Semakin mudah hidupnya, semakin ia menjadi budak. Diogenes mengatakan bahwa salah satu cara menjamin kebebasan adalah dengan Bersiap mati. Ada kata-kata dari orang bebas yang telah memberikan banyak pemikiran pada subjek kebebasan dan, tentu saja, menemukan arti sebenarnya dari kata tersebut. Namun, jika anda terus mencarinya di tempat yang salah, jangan heran jika anda tidak pernah menemukannya. "Kebanyakan manusia adalah bukan penjara dari orang lain, tetapi penjara dari diri mereka sendiri." – Seneca

Kejahatan

            kejahatan juga sering dikaitkan dengan ketidaktahuan atau ketidakmengertian manusia akan alam sejati kebaikan dan moralitas. Menurut Stoik, orang-orang cenderung melakukan tindakan yang salah karena mereka tidak memahami dengan benar apa yang benar dan salah, atau karena mereka terikat pada emosi dan dorongan yang tidak sesuai dengan logika atau kebajikan. kejahatan dalam pemikiran Stoikisme dapat diinterpretasikan sebagai perilaku yang melanggar nilai-nilai kebajikan, tidak sesuai dengan logika dan alam sejati, serta kurangnya tanggung jawab pribadi atas tindakan tersebut. Stoikisme mengajarkan pentingnya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan kebajikan untuk mencapai kehidupan yang baik dan bahagia, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. “kalau misalnya anda memiliki sebuah cincin yang bisa membuatmu menghilang, apa yang akan anda lakukan? Apa anda akan mencuri? Atau bahkan membunuh? Ya, itu yang dilakukan oleh Giges. Setelah dia mendapatkan cincin itu, dia pergi ke dalam istana tanpa ada yang bisa melihatnya, dia menggoda ratu, menyuruhnya untuk menceraikan suaminya, dan dia yang dulunya adalah gembala yang rendah hati, membunuh penguasa dan mengklaim kerajaannya” the ring of Giges adalah cerita karangan Plato dalam bukunya “republic” dalam menjelaskan apakah orang yang rasional akan melakukan sesuatu seenaknya kalua tidak memiliki konsekuensi negatif. “apakah kuasa penuh, kuasa absolut bisa merusak seseorang? Maksudnya apakah orang yang memiliki kuasa membunuh, memperkosa, dan melakukan apapun yang bisa dia lakukan bisa merusak dirinya?” untuk semua orang itu pasti, kekuasaan absolut membuat orang bebas melakukan apapun, kekuasaan absolut pasti membuat semua orang korup. Tapi tidak dengan Marcus Aurelius. “dia bisa memiliki semua uang di dunia, dia bisa melakukan seks dengan siapa saja kapanpun dia mau di bawah kondisi apapun, dia bisa mabuk selama 19 tahun sampai dia mati, di banding Marcus Aurelius kita memiliki godaan yang kecil, kita tergoda mencuri hal kecil, kita tergoda menyurangi pajak penghasilan kita, tergoda untuk menyelingkuhi pasangan, Marcus Aurelius memiliki godaan seperti itu di perbesar seribu kali dan dia secara konsisten melakukan hal yang baik” dalam buku “the discourses on livy” Nicolo Machiavelli menulis, bahwa hanya ada lima kaisar baik di Romawi. Baik disini di definisikan seberapa baik mereka memegang kekuasaan, dan Marcus Aurelius adalah salah satunya. Jika seseorang melakukan tindakan yang jahat, seperti membunuh, mencuri, atau merugikan orang lain secara tidak adil, hal ini dianggap bertentangan dengan alam dan prinsip-prinsip kebajikan yang dianut oleh Stoikisme. Ini tidak hanya merugikan individu itu sendiri, tetapi juga merusak harmoni dan keseimbangan alam. Sebaliknya, hidup sesuai dengan alam dan prinsip-prinsip kebajikan Stoikisme berarti bertindak dengan keadilan, bijaksana, dan belas kasih terhadap diri sendiri dan orang lain. Ini mencakup mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan kita dan memastikan bahwa apa yang kita lakukan tidak menyebabkan kerugian atau penderitaan yang tidak perlu bagi orang lain. Meskipun prinsip-prinsip Stoikisme dapat memberikan panduan yang kuat, pengaruhnya pada perjalanan hidup Anda mungkin bervariasi sesuai dengan kondisi Anda, kekuatan internal Anda, dan cara Anda merespons lingkungan sekitar. Sebagaimana nakhoda harus menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk menavigasi ombak dan angin, demikian juga Anda dapat menggunakan prinsip-prinsip Stoikisme untuk membimbing keputusan dan tindakan Anda, meskipun perjalanan Anda mungkin penuh dengan tantangan dan perubahan yang tidak terduga. "Ketika seseorang kehilangan keseimbangan batinnya, dia akan melakukan hal-hal yang tidak pantas bagi seseorang yang terpelajar." – Epictetus

 

Kesimpulan

Stoikisme adalah filsafat hidup yang menekankan pengembangan karakter moral, penerimaan keterbatasan kontrol, tanggung jawab pribadi, dan ketahanan mental dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan mengutamakan kebajikan dan moralitas sebagai prioritas tertinggi, Stoikisme mengajarkan pentingnya menerima keterbatasan manusia dan hidup sesuai dengan kehendak alam. Ini melibatkan penerimaan segala yang terjadi dengan sikap yang tenang dan penuh ketenangan, serta memprioritaskan tanggung jawab pribadi atas tindakan dan reaksi seseorang. Dengan demikian, Stoikisme menawarkan pandangan yang dapat membantu individu mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan yang sejati, terlepas dari kondisi eksternal atau situasi yang dihadapi.

Daftar Pustaka

Epictetus. Discourses and Selected Writings. Diterjemahkan oleh Robert Dobbin. New York: Penguin Classics, 2008.

Seneca. Letters from a Stoic. Diterjemahkan oleh Robin Campbell. New York: Penguin Classics, 2004.

Marcus Aurelius. Meditations. Diterjemahkan oleh Martin Hammond. New York: Penguin Classics, 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun