Mohon tunggu...
Hazmi Fathan Kariema
Hazmi Fathan Kariema Mohon Tunggu... Aktris - Seorang yang julids

ini bio, mari kita isi kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perihal Cinta Kita Semua Pemula, Perihal Rindu Kita Semua Pecandu

11 April 2020   13:54 Diperbarui: 11 April 2020   13:54 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perihal Cinta kita semua Pemula, perihal Rindu kita semua Pecandu

Pernah dengar kata-kata itu?

Itu adalah pertanyaan pembuka yang baik untuk memberi kesan bahwa tulisan ini juga sama baiknya. Bagi yang sudah ataupun belum mendengar kata-kata yang menjadi judul tulisan ini, tak berarti apapun untuk kalian. 

Aku ingat kalimat itu karena kalimat itu menarik dan secara seni berestetik. Berima yang baik. Jika didengar pun nyaman di telinga tidak seperti kalimat tetangga yang tiap hari marah memperebutkan rumput tetangga mana yang paling hijau.

Ini adalah tulisanku, buah dari pemikiranku. Menurutku sendiri dan didukung fakta dari kawan-kawan yang terkadang baik, pemikiran yang kuhasilkan adalah pemikiran yang aneh. Kata aneh ini harus terus di garis bawahi. 

Aneh. Kata aneh bagiku memiliki pergeseran makna, bisa jadi perluasan atau penyempitan makna. Saya akan coba jelaskan sebaik dan semampuku, Aneh adalah kata yang tepat untuk mengungkapkan ketidakberesan, ketidakjelsan, hal baru, hal yang letaknya ga baik dan gaburuk, bisa juga untuk menyatakan ekspresi kaget. Nah singkatnya adalah, aneh adalah keanehan itu sendiri.

Fikiran ini terus mencari celah dan melakukan keanehan. Perihal cinta kita semua pemula, perihal rindu kita semua pecandu adalah korban selanjutnya. Jika ada yang mengatakan itu, apakah yang kalian fikitkan? 

Aku berfikir, ini polanya bagus intinya juga bagus, maka aku terfikirkan untuk mengganti intinya namun dengan pola yang sama, dengan masih menggunakan kata perihal dan kita semua. Bahkan masih harus difikirkan bagaimana bentuk rimanya dan juga maknanya. Kadang ga nyambung, kadang bagus, itulah produk dari keanehan yang selalu terjadi.

Perihal luna kita semua maya, perihal sumanto kita semua perindo. 

Itulah buah dari apa yang petani tanam. Lucu? Belum tentu. Rima nya baik? tidak dong. Maknanya bagus? Tidak sepertinya. Aneh? Sangat pasti. Apa maksudnya? Tak ada maksud apapun, ini adalah hasil dari yang aku fikirkan. 

Sebelum menggunakan kata luna dan maya, terfikir olehku untuk menggunakan kata laudya dan sintya tapi kasian bella nya ga ikut, dan tadinya juga mau pake kata nella dan kharisma tapi takut ada yang ga tau, maka ditentukanlah kata luna dan maya serta sumanto dan perindo.

            Akupun berusaha lagi.

            Ku dedikasikan untuk anak-anak indie di dunia fana ini.

            Perihal Senja kita semua Pemuja, perihal Kopi kita semua Penyaji.

            Mungkin itu lumayan baik dan bagus, tapi aku mau coba yang berpotensi lucu,

            Ini dia,

            Perihal Senja kita semua Pemuja, perihal Kopi kita semua Penyeduh.

Itu beberapa buah selanjutnya dari petani pemikiran aneh ini. Tulisan ini mengantarkan bahwa diri ini adalah diri yang khas dan sadar akan ke khasan itu. Seperti dirimu, juga khas. Berbeda. Dan kau harus sadari bahkan mengamini itu. Untuk menutup tulisan ini, aku selalu suka kata-kata PidiBaiq yang kusadur dengan bedahara kataku namun intinya sama.

"Jangan menggonggong walaupun menggonggong sedang trend, jangan memakai belang-belang walaupun itu keren, jangan hidup di air walaupun itu dilakukan oleh banyak kawanmu. 

Jika kau seokor tikus, hiduplah di got dan menikmatinya, jika kau seekor ikan hiduplah di air dan menikmatinya. jadilah dirimu sendiri, hiduplah ditempatmu hidup. Jika kau berusaha menjadi orang lain, maka kau sedang mendzalimi dirimu yang khas. Karena seharusnya, kamu tidak perlu lebih baik dari orang lain, kamu hanya perlu lebih baik dari dirimu yang kemarin"

Sekian, trimaksih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun