Daulah Fathimiyah memasuki era kejayaan pada masa pemerintahan Abu Tamin Ma'abu Daud yang bergelar Al-Mu'iz (953-997) yang berhasil menaklukkan Mesir Serta memindahkan pemerintahan ke Mesir.Â
Pada masa ini masyarakat mencicipi kehidupan yang makmur dan kesejahteraan menggunakan kebijakan-kebijakan buat mensejahterakan rakyatnya. Indikatornya artinya Banyaknya bangunan fisik seperti Masjid, rumah Sakit, Penginapan, jalan primer yang dilengkapi lampu-lampu serta pusat dunia. pada masa ini pula berkembang berbagai jenis perusahaan dan kerajinan seperti tenunan, keramik, perhiasan emas,dan perak, alat-alat kaca, ramuan, obat-obatan.
Di masa pemerintahan Fatimiyah, masalah kepercayaan serta negara tidak dapat dipisahkan. Kepercayaan dicermati sebagai pilar primer dalam menegakkan daulah/negara. Maka dari itu, pemerintah Fatimiyah sangat memperhatikan permasalahan keberagamaan warga meskipun mereka berstatus sebagai warga negara kelas dua seperti orang Yahudi, Nasrani, Turki serta Sudan.
Mayoritas khalifah Fatimiyah bersikap moderat, bahkan penuh perhatian terhadap urusan agama non muslim sehingga orang-orang Kristen Kopti Armenia tidak pernah merasakan kemurahan serta malah sebaliknya asal pemerintah muslim. Banyak orang Kristen seperti Al-Barmaki yang diangkat jadi pejabat pemerintahan dan tempat tinggal ibadah mereka dipugar oleh pemerintah.
Akan tetapi, kemurahan hati yang ditampilkan oleh khalifah Fatimiyah terhadap orang Kristen tidak urung menimbulkan berita negatif. Al-Mu'iz yang dikenal dengan Kewara'andan ketakwaannya diisukan sudah murtad, mati sebagai orang Kristen serta dikubur di Gereja Abu Shifin di Mesir Kuno. Namun, isu tersebut tak benar karena tidak ada sejarawan yang mengungkapkan seperti itu, serta hanya cerita karangan (khurafat) yang sengaja dienduskan oleh orang-orang yang tak suka dia termasuk sia-sia penguasa Abbasiyah yang Sengaja ingin melemahkan kekuatan Fatimiyah.
Ada tiga hal yang dapat disoroti tentang perkembangan serta kemajuan yang mencapai di masa dinasti Fatimiyah berkuasa, antara lain:
Penyebaran Paham Syi'ah
Agama yang didakwahkan oleh Fatimiyah adalah ajaran Islam, dari paham Syi'ah Ismailiyah yang ditetapkan Sebagai Mazhab negara. Maka dari itu, para misionaris daulah Fatimiyah sangat gencar menyebarkan ajaran tadi serta berhasil menangkap banyak pengikut sebagai akibatnya masa kekuasaan daulah Fathimiyah dicermati menjadi era kebangkitan serta kemajuan mazhab Ismailiyah.
Meskipun para khalifah berjiwa moderat, akan tetapi terhadap orang yang tidak mau mengakui ajaran Syi'ah Ismailiyah eksklusif dihukum bunuh. pada tahun 391 H. khalifah Al-Hakim membunuh seorang laki-laki yang tak mau mengakui keutamaan/fadhilah Ali bin Abi Thalib, serta pada tahun 395 H khalifah Al-Hakim juga memerintahkan supaya pada masjid, pasar serta jalan-jalan ditempelkan tulisan yang mencela para sahabat.
 Manajemen Administrasi Pemerintahan
Pada bidang administrasi pemerintahan tidak banyak berubah. Sistem administrasi yang dikembangkan oleh khalifah Abbasiyah masih terus saja dipraktekkan. Khalifah sebagai kepala negara baik dalam urusan keduniaan juga urusan spiritual. Ia bukan mengangkat sekaligus memberhentikan jabatan-jabatan pada bawahnya. Selain itu, sakralisasi khalifah yang ada pada masa pemerintahan Abbasiyah masih permanen dipertahankan yang mana indikatornya dapat ditinjau dari gelar yang disandang para khalifah Fatimiyah mirip Mu'iz dinillah, Al-Aziz billah, Al-Hakim anrullah, dan sebagainya.