Mohon tunggu...
Humaniora

Metode Bimbingan & Konseling Versi Surah Luqman

14 Februari 2017   00:08 Diperbarui: 14 Februari 2017   00:52 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika berbicara tentang metode maka metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti melalui dan hodos berarti jalan. Dalam bimbingan konseling bisa dikatakan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling.

kegiatan bimbingan dan konseling ini akan lebih baik jika mengedepankan bagaimana bimbingan dan konseling yang sebenarnya dalam Al-Qur’an, agar terciptanya bimbingan dalam pemecahan masalah secara lebih efektif dan optimal. Dalam hal ini dapat kita lihat pada terjemahan QS.Luqman ayat 12-17 berikut :

(12) Dan sungguh, telah Kami telah berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, “Bersyukulah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (13) Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia member pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Jangan engakau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuannya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyampihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah Kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kembalimu. (15) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau memtaati keduanya, dan pergaulilah ke-duanya didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya Kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (16) (Lukman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (Balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti. (17) Wahai anakku! Laksanakanlah Shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (18) Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (19) Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburu-buruk suara ialah suara keledai.”

Dalam ayat ini menerangkan bahwa Allah menganugrahkan kepada Lukman hikmah, perasaan yang halus, akal pikiran, dan kearifan yang dapat menyampaikannya kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan yang benar menuju kebahagiaan yang abadi.

Metode Bimbingan dan Konseling yang diajarkan oleh seorang Lukman kepada anaknya, merupakan metode yang dianut oleh kebanyakan Ahli psikologi dan para psikiater (konselor) dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik. Seorang Lukman ketika memberikan Nasehat kepada anaknya tidak melalui pemaksaan, penyiksaan, pengancaman ataupun sejenisnya, Namun Lukman lebih melihat kepada sejauh mana potensi yang dimiliki anaknya. Sehingga dengan melihat potensi yang dimiliki anaknya itu, Lukman sudah tau bagaimana cara memberikan Bimbingan dan Konseling kepada anaknya.

Pertama, Perasaan yang halus. Memberikan bimbingann dan konseling haruslah menggunakan perasaan yang lembut dan halus, tutur kata yang baik dan sopan, dan tidak lupa mengedepankan potensi manusia tersebut. Namun Pemberian Bimbingan dan Konseling yang terjadi dewasa ini, umumnya dibentuk berdasarkan logika saja dan seringkali mengabaikan suara hati spiritual. 

Kedua, akal pikiran. Menurut Al-Gazali (451-505) akal adalah kekuatan jiwa untuk memperoleh ilmu. Ia mengukuhkan bahwa akal adalah pembeda yang nyata antara manusia dan hewan. Akal adalah pengetahuan itu sendiri yang diturunkan oleh Allah. Akal pula yang dapat mengikat masa kini, masa depan dengan pengalaman masa lalu menjadi ilmu, sehingga ia menyadari sejarahnya sendiri.

Keistimewaan manusia adalah akalnya, sehingga ia lebih utama dari malaikat. Keutamaan manusia ini tiada lain terletak pada akalnya. Akal inilah yang telah mengangkat kedudukan manusia dan sekaligus menjadikannya mahluk yang paling utama. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memiliki pengetahuan tentang akal, proses berfikir, dan sekaligus metode berfikir.

Ketiga, kearifan. Lukman mengajarkan kepada anaknya dengan kebijaksanaan, memberikan kepada anaknya arahan yang tidak bersifat mengancam ataupun melukai apabila anaknya tersebut tidak mau melakukan perintahnya nanti. Banyak orang memberikan Bimbingan dan Konseling kepada anaknya ataupun yang lain terkadang dengan mengancam, memaksa ataupun sejenisnya. Padahal akibat dari sebuah ancaman itu sangat berat dan tidak baik. Artinya anak itu akan melakukan apa yang kita suruh terbatas pada saat itu saja, dan dia tidak akan melakukannya diluar konteks itu.

Metode konseling seorang Lukman sangatlah sederhana, namun mencakup semua metode yang dilakukan dan diterapkan oleh para ahli. Seorang Lukman memberikan konseling kepada anaknya dengan cara hikmah, perasaan yang halus, akal pikiran, dan kearifan. Metode inilah yang merupakan salah satu dari bentuk kelemahan dan kekurangan dalam setiap metode atau teknik bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh seorang konselor ataupun psikiater dalam proses pemecahan masalah.

Bagi seorang konselor ataupun lainnya, gunakanlah metode bimbingan dan konseling yang diajarkan oleh seorang Lukman kepada anaknya. Dengan perasaan yang halus, dan bijakana akan memberikan pengaruh dalam proses pemberian bimbingan dan konseling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun