kabut pekat memelukmu
membuat siluet indah bayangmu diantara pendar cahaya samar
aku tak sanggup memalingkan mataku dari keindahan itu
dingin melumpuhkanku
aku seperti terbius
benar saja
kabut ini beracun
menyusup ke dalam sel-sel darahku
menghentikan detak jantungku
mendesakku untuk terus menatap matamu yang gelisah
yang sesekali melirikku tajam dan cepat
1 detik
ya... aku ingat
kabut melesatkan bayangmu untuk memeluk dan mengecupku
menyentak jantungku walau hanya 1 detik
kukerjapkan mataku demi kesadaranku
dan kau masih berdiri di sana
terhalang pekatnya kabut malam
di akhir november
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H