Mohon tunggu...
Haz Algebra
Haz Algebra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang hamba dari semua insan besar, juga hamba dari para pecundang. Menulis untuk meninggalkan JEJAK! [http://hazbook.blogspot.com/]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalang Dalam Wayang

4 Maret 2011   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:03 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum Dalang:
Wayang akan tetap diam jika tak ada dalang yang menggerakkan!

Lalu para wayang itu masuk ke dalam biliknya
Jemari lentik di ujung selendang; menari sesaat dan lunglai di lantai
Mereka dipaksa menari, mereka tak mengerti
Dalang terus melantunkan kidung bagi w/ayang-w/ayangnya.

#

Malam itu, Dalang sedang sakit tapi pertunjukan tak bisa dibatalkan.
Di balik bilik jeda, semua wayang mulai membaca skenario dan menghapal dialog masing-masing.
Dedes –tokoh figuran dalam pertunjukan ini- tiba-tiba berdiri di depan sana
Lengannya menggenggam belati dan mengacungkannya pada sesuatu di hadapannya
Dari sudut sebelah sana Arjuna melepaskan anak panah ke arah Dalang
Manik-manik menitik, melayang jatuh menimpa lantai menciptakan ketegangan jam dinding
Dalang tersungkur; tergeletak pasrah dengan anak panah tertancap di dadanya.

Cahaya merah lantas nyala!

Shinta pun keluar dari biliknya dan dikibaskannya sampur
Sepercik memori kembali melayang pada episode angkara di ujung malam
Saat-saat ketika Dalang mengeluarkan w/ayang-w/ayangnya dari lemari
Dengan wajah merona; membaringkannya di ranjang dan gemetar melepas pakaian
Lalu berkata: Malam ini giliran kamu tidur denganku, Shinta!

Murka!

Telah ia lipat referensi itu; gairah perempuan pada gemulai
Telah ditariknya belati tumpul dari sarungnya
Ketika cahaya seperti petir menyalak di kegelapan pentas
Dedes dan Shinta telah sepakat satu kata:

ti…….. kam….

ti…. kam….

t……. i………. k……..a………….m

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun