Jauh sebelum kelahiran seorang manusia, di salah satu Negara Bagian Sex Edukasiana (sebutan untuk Negeri Sex Education di Kompasiana yang wilayahnya mencakup daerah-daerah Testis hingga ujung Penis, ditambah dengan penaklukan negeri seberang : Vagina dan sekutunya), yakni Negeri Maskulinisia, dilahirkan serentak berjuta-juta sperma di daerah Testis melalui proses spermatogenesis tepatnya di sebuah Kota yang bernama Tubulus Seminiferus. Mereka tumbuh dengan cepat dan hidup berpindah-pindah. Seteleh kelahiran di Tubulus Seminiferus, sperma mengikuti arus kehidupan menuju Kota selanjutnya, (sebut saja) Kota Vasa Rekta dan akhirnya mereka menjadi matang/dewasa pada sebuah Kota yang bernama Epididimis. Akan tetapi, sperma-sperma itu belum dapat bergerak sama sekali. Nanti 18 jam sampai 10 hari kemudian, mereka baru dapat menghasilkan gaya gerak. Setelah menjadi dewasa di Epididimis. Sebagian besar dari mereka bermigrasi, melanjutkan perjalanan hidup menuju 'Kota Metropolitan' Ampula Vas Deferens, sebuah kota yang cukup luas untuk mencari jati diri dan pengalaman hidup. Hanya sebagian kecil saja yang tinggal di Epididimis. Mungkin karena kelelahan dengan perjalanan yang cukup jauh. Mereka lalu beristirahat di kota itu, menghemat cadangan makanan yang dibawa dari Sel Sertoli sebelum mencapai Epididimis tempat mereka menjadi dewasa. Demi penghematan, mereka semua bersepakat untuk mengurangi pergerakan dan hanya bercakap-cakap satu sama lain.
"sperma" (google)
"Sudah hampir 42 hari kita berada di sini, kenapa pintu itu belum juga terbuka? Lama-lama kita semua akan mati kehabisan makanan." "Bersabarlah sedikit sobat, sebentar lagi kalau Tuhan menghendaki, pintu itu pasti akan terbuka. Aku juga penasaran ada apa di luar sana." "Aku dengar dari sesepuh kita (sebutan untuk sperma yang lebih tua beberapa hari dari mereka) bahwa kita terlahir untuk sebuah tujuan, sebuah takdir, sebuah kejayaan. Kita akan berkompetisi untuk mendapatkan sebuah kebebasan mengekspresikan gen yang kita bawa. Dan hanya salah satu dari kita yang berhak atasnya." "Apa itu sobat?" "Entahlah. Aku juga tidak tahu. Aku hanya percaya kata-kata mereka. Tapi, coba kita tanya saja pada mereka. Gimana?" "Ya sudah, ayo!" (Mereka adalah beberapa sperma muda yang hendak mencari jati dirinya.)
***
Di sudut kota terlihat seekor sperma tua berpakaian modis sedang duduk merenung bersama teman sebayanya juga. Sepintas dari kromosomnya, terlihat model jenggot pendek, bibir tebal dan dahi lebar. "Kek, benarkah kita semua di sini hidup untuk berkompetisi?" Sperma muda bertanya. Kakek itu menjawab, "Aku yakin meskipun kita hanya sperma yang manusia katakan najis, kita juga memiliki jiwa. Tapi aku tak tahu fungsi jiwa ini. Adakah yang tahu?" Hmmm.. Dari gaya bicaranya yang selalu bertanya, sepertinya dia sperma 'cikal bakal' Aristoteles. "Hufft, ditanya malah balik nanya. Gimana sih kakek.." Keluh Si muda. Tiba-tiba seekor sperma lain yang sejak tadi juga duduk dekat situ sadar dari perenungannya. "Aku tak mau mati disini, mati di rahim testis, mati sebelum dilahirkan, mati tanpa membuat sebuah kelahiran, mati tanpa membuat sebuah perubahan. Apalagi harus berakhir dengan raga yang rusak dan termakan oleh sel-sel fagositosit. Aku harus ikut dalm kompetisi ini!" Tegasnya. "Tenang Heraklitos. Bukankah hidup kita sudah ada yang menentukan? Maksudku bukankah kita sudah diberikan kapasitas mengenai tindakan yang akan kita lakukan, dan kita hanya bisa berbuat sesuai kapasitas itu, lalu kemudian kita akan hanya mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas itu. Jadi buat apa kita berkompetisi jika semua ini sudah di gariskan?" Ujar seekor sperma bertopi uskup yang ternyata sejak tadi juga berada di sekitar situ. (Sepertinya informasi cepat sekali menyebar. Maklum, pada dasarnya mereka semua yang ada di kota itu saling berdempetan. :D) "Kalian para sperma tua sangat kritis!" Tiba-tiba seekor sperma berteriak dari 'kejauhan' sambil melambaikan ekornya. Dari kromosomnya yang tranpasan, terlihat dia akan mewariskan gen dominan dengan rambut ikal dan kumis tebal. Mungkin itu sperma Rene Descartes. "Apakah kamu sudah tahu sampai dimana kapasitas yang Tuhan berikan padamu, hai sperma Augustinus? Dan bagaimana caranya kamu tahu jika kamu belum mencobanya? Lalu untuk apa tujuan kita dilahirkan disini?" Sperma Rene bertanya sinis. "Kita dari sini akan menuju sebuah takdir yang sudah digariskan. Dalam takdir itu kita akan memperoleh kebebasan, kita akan menerima sebuah jiwa, dan kita akan bebas mengekspresikan segala sifat-sifat yang ada pada diri kita masing-masing yang belum dapat kita lakukan di sini." Jelas sperma Agustinus. "Tunggu, bagaimana mungkin kita bisa eksis di sini tanpa kebebasan? Kehendak bebas merupakan eksistensi kita, dan berbuat untuk mencapai tujuan itulah yang menjadi kehendak bebas kita. Dan itu menjadi tanggung jawab kita semua. Tanggung jawab membutuhkan kehendak bebas. Jika tak ada kehendak bebas maka kita lebih baik diam di sini dan menunggu hingga ajal kita tiba, karena tak ada tanggung jawab yang kita pikul. Kita hanya tiba-tiba ada di sini tanpa sebuah tujuan." "Tapi, jika menurutmu kita semua ada kehendak bebas, itu berarti Tuhan tidak lagi Maha kuasa, karena kita sendiri yang menentukan nasib kita. Jika kita bebas, maka semua tindakan kita tidak bisa ditakdirkan. Tanpa campur tangan Tuhan, kita tak bisa melakukan tindakan apapun. Sebelum kapasitas ini diberikan oleh Tuhan, kita tak mampu melakukan apa-apa. Begitu juga setelah kita semua bertindak, maka kapasitas itu akan lenyap. Ini hanya eksis secara serentak dengan tindakan kita." "Aku tak tau kita sedang bermimpi atau tidak, tapi aku sarankan bangunlah kalian, terkadang Tuhan mendustai kita demi kebenaran. Aku sendiri bisa percaya bahwa aku ada ketika aku berpikir. Mungkin saat ini kita hanya seperti komputer yang sudah diprogram untuk tujuan tertentu." "Jadi, apakah kau meragukan ini semua?" "Aku sendiri tidak begitu yakin. Tapi ada satu hal yang harus aku jelaskan: aku hanya senantiasa merasa ragu untuk sampai pada kepastian; bagiku keraguan tidak pernah menjadi tujuan itu sendiri, melainkan selalu sekadar alat untuk memperoleh suatu keyakinan yang memiliki dasar yang kuat, yang tidak aku miliki apabila aku hanya begitu saja percaya mengenai sesuatu. Aku ingin mengetahui, bukan percaya!" "Diaaammmm !!!" Tiba-tiba sperma muda teriak. Teriakannya menggelegar sampai pada setiap sudut-sudut kota. "Aku bingung dengan apa yang kalian bicarakan. Sejak tadi aku menunggu ada yang bisa menjawab pertanyaanku. Tapi kalian semua egois dan narsis!" Untuk beberapa saat, penduduk kota terdiam, lalu semuanya tertawa terbahak-bahak, tersisa si muda yang hanya bisa tunduk mengusap kepalanya dengan ekor.
***
Namun apa yang terjadi kemudian. Tiba-tiba tekanan tinggi terjadi di ampula vas deferens, itu pertanda mereka akan segera melanjutkan perjalanan menuju Negeri Penentuan Nasib, suatu tempat yang bernama Liang Vagina. (Itu pun jika mereka tidak terbuang keluar ke tempat lain. hehehe)
***
"Attention Please!!!" Seeokor sperma dari tengah-tengah kelompok sepertinya ingin memberitahukan sesuatu. Dari perawakan kromosomnya, sperma ini jenis oriental, gen dominan yang dia bawa tampak terlihat mata sipit,  kumis dan jenggot yang lebat dan lurus. Mungkin dia sperma Sun Tzu. :D "Sebentar lagi, pintu itu akan terbuka. Dan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di luar sana. Kita akan menghadapi lingkungan baru, dan mungkin saja akan ada bahaya yang menyerang kita. Aku sarankan kita semua untuk berhati-hati. Walaupun ini adalah kompetisi, tapi marilah kita bergandengan tangan (Emang sperma ada tangannya?). Buatlah barisan yang solid dan jangan terpisah satu sama lain. Paham??!!" .... Tak ada yang menjawab. Hanya terdengar suara kecil seperti bisikan. "Jangan percaya sama dia. Dia itu sperma China. Lagian mungkin saja ini hanya tipu dayanya, strategi untuk memenangkan kompetisi ini. Dan aku yakin dia ingin menjadi 'The Special One'." Tak mau kehilangan kehormatan, Sperma Sun Tzu kembali menyemangati rekan-rekannya. "Aku sudah merasakan sedikit guncangan disini, mngkin sebantar lagi pintu itu akan terbuka. Apakah kalian sudah siap?!" "Siaaaaaapp!!!" Teriak  para sperma bersemangat. "Periksa cadangan makanan kalian, glukosa cukuppp?!" "Cukuupppp!!!"
***
Lalu tak sampai semenit. "CROOOTTTTTTTTT!!!!!!!!! (haha..ini hanya istilah yang digunakan manusia untuk menjelaskan bahwa telah terjadi ejakulasi). Dengan cepat para sperma mengirimkan sinyal "HELP!" ke kota-kota tetangganya. Para sperma dari yang muda sampai tua, dari yang normal sampai cacat semuanya terseret masuk ke Duktus Ejakutorius, disitu mereka mendapat pasokan makanan dari kota tetangga yakni, Vesika seminalis. Kota tetangga lainnya yakni Kelenjar Prostat tak mau ketinggalan menyemprotkan zat alkali (basa) ke duktus ejakulatorius. Zat ini berfungsi menambah gerakan para sperma. Mereka melaju dengan kecepatan rata-rata 1-4 mm / menit dengan menggunakan flagel/ekor. Ada yang bergerak lurus dan ada pula yang bergerak melingkar. Tentu yang bergerak melingkar agak sedikit tidak normal.
***
"Hei kalian semua yang berdebat tadi, kita sedang menuju suatu tujuan, kita akan lihat teori siapa diantara kalian yang paling benar. Tapi aku harap kalian jangan bertengkar lagi. Hahaha." Teriak seeokor sperma yang kelihatannya berada paling depan.
"balapan sperma"
Wuuussshhhh...wuuuussshhhh... Mereka saling balapan. Berebutan untuk menjadi terdepan. Sepertinya jalur yang mereka lalui tidak macet. Ternyata ini berkat bantuan Kelenjar Bulbouretralis yang lebih dahulu sudah mendapatkan tanda dan memprediksi akan terjadi arus migrasi besar-besaran dari Ampula Vas Deferens. Kelenjar ini membasahi permukaan jalan Ureter dengan pelumas berteknologi tinggi. Â Dan setelah melewati "pipa pembuangan" atau Ureter --yang juga merupakan tempat saluran kencing-- tibalah mereka di mulut segala mulut, Orifisium Uretra di ujung Penis. (Penis=sebuah batangan yang hanya bisa didefiniskan oleh manusia). Apa yang ditakutkan Sun Tzu ternyata benar. Ketika keluar dari Penis, suasana lingkungan tiba-tiba berubah menjadi asam. Sperma yang berada pada baris terdepan terlihat lemas dan berjatuhan. Mulai terdengar teriakan di mana-mana. "Aaaaaaaahhhhhhhh..... Pannnnaaaaaaassss!!!" "Tolooonnngg...!" "Tolooonnngg...!"
***
bersambung...
Jalur Sperma (Google)
Baca juga tulisan lainnya: Romantisme Air Ketuban Cerita Kematian Kajian Neurosains, Cinta=Nyeri Avatar Imaginativa Kuingin Menidurimu Dalam Fantasi Aku, Lelaki Yang Terusir [Dari Surga] Hati, Bukan Hati No Subject
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H