Mohon tunggu...
Haz Algebra
Haz Algebra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang hamba dari semua insan besar, juga hamba dari para pecundang. Menulis untuk meninggalkan JEJAK! [http://hazbook.blogspot.com/]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Sex Edukasiana (Axiologi Sperma)

18 Juli 2010   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

***

"Hei kalian semua yang berdebat tadi, kita sedang menuju suatu tujuan, kita akan lihat teori siapa diantara kalian yang paling benar. Tapi aku harap kalian jangan bertengkar lagi. Hahaha." Teriak seeokor sperma yang kelihatannya berada paling depan.

"balapan sperma"

Wuuussshhhh...wuuuussshhhh... Mereka saling balapan. Berebutan untuk menjadi terdepan. Sepertinya jalur yang mereka lalui tidak macet. Ternyata ini berkat bantuan Kelenjar Bulbouretralis yang lebih dahulu sudah mendapatkan tanda dan memprediksi akan terjadi arus migrasi besar-besaran dari Ampula Vas Deferens. Kelenjar ini membasahi permukaan jalan Ureter dengan pelumas berteknologi tinggi.  Dan setelah melewati "pipa pembuangan" atau Ureter --yang juga merupakan tempat saluran kencing-- tibalah mereka di mulut segala mulut, Orifisium Uretra di ujung Penis. (Penis=sebuah batangan yang hanya bisa didefiniskan oleh manusia). Apa yang ditakutkan Sun Tzu ternyata benar. Ketika keluar dari Penis, suasana lingkungan tiba-tiba berubah menjadi asam. Sperma yang berada pada baris terdepan terlihat lemas dan berjatuhan. Mulai terdengar teriakan di mana-mana. "Aaaaaaaahhhhhhhh..... Pannnnaaaaaaassss!!!" "Tolooonnngg...!" "Tolooonnngg...!"

***

bersambung...

Jalur Sperma (Google)

Baca juga tulisan lainnya: Romantisme Air Ketuban Cerita Kematian Kajian Neurosains, Cinta=Nyeri Avatar Imaginativa Kuingin Menidurimu Dalam Fantasi Aku, Lelaki Yang Terusir [Dari Surga] Hati, Bukan Hati No Subject

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun