[caption caption="Sumber: wikipedia.org dan behappy.me"][/caption]Sanikem, siapa wanita itu? Terdengar seperti wanita dari jawa bukan? Iya, Saniken lebih dikenal dengan nama Nyai Ontohsoroh, Tak apa jika tidak pernah mendengarnya, Sanikem ataupun Nyai Ontosoroh adalah tokoh fiksi dalam novel Bumi Manusia. Disini saya akan membahas terlebih dahulu tentang Bumi Manusia.
Bumi Manusia merupakan salah satu buku pertama dari Tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Anata Toer. Disebut Tetralogi Buru karena tetralogi ini dibuat saat Pram mencekam di kamp kerja paksa tanpa proses pengadilan di P. Buru karena dianggap tergabung dalam G30S PKI. Di Novel ini Pram mengambarkan keadaan bangsa Indonesia saat dijajah Hindia Belanda, yang sangat terasa kental kehidupan hierakinya. Selain itu, Pram mengangkat sosok Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo ke dalam tokoh Minke, tokoh utama dalam cerita ini.
Minke adalah salah satu pribumi yang sangat beruntung karena dapat berinteraksi ,berteman, bergaul dengan orang Belanda pada zaman pribumi diijak-injak di rumahnya sendiri. Minke seseorang yang rajin belajar di sekolahnya, H.B.S. Selain itu, ia juga sering mengkritik dan menulis ke surat kabar S.N v/d dengan nama samaran “Max Tollenar”. Ia juga sangat tertarik pada teknologi yang modern pada zamannya seperti zincografi.
Pada awalnya novel ini menceritakan Minke yang diajak Robert Suurhof pergi ke undangan yang diterima oleh Robert Suurhof. Robert Suurhof adalah teman minke dari H.B.S yang memliki darah campuran, tapi ia menganggap ia adalah orang eropa dan lebih tinggi dibandingkan orang pribumi. Sehingga ia berniat menghina Minke di rumah orang Indo-Eropa.
Boerderij Buitenzorg – Rumah keluarga Mallema itu ditinggali oleh Nyai Ontosoroh beserta dua anaknya, Robert Mallema dan Annelies. Nyai Ontosoroh menikah secara tidak syah dengan Tuan Mallema. Tuan Mallema berdarah eropa. Di rumah itu yang mengatur rumah tangga dan perusahaan bukan lagi tuan mallema tapi Nyai Ontosoroh.
Di rumah itu Robert Suurhof berbincang-bincang dengan Robert Mallema tentang sepakbola, sedangkan Minke terkagum melihat perabotan di rumah itu dan tiba-tiba Annelies memanggil Minke karena Minke diam tanpa berkata apa pun. Minke sebenarnya sangat ketakutan di dalam rumah itu karena merupakan pribumi
Annelies atau yang biasa disapa Ann itu dikenal sebagai orang yang sangat cantik tapi memiliki sifat yang sedikit aneh. Annelies sangat bergantung dengan mamanya, Nyai Ontosoroh dan juga Minke akibatnya ia menjadi orang yang sangat manja dan kekanak-kanakan. Walaupun Annelies adalah orang keturunan Indo (campuran eropa dan pribumi Indonesia) tapi ia lebih suka dianggap orang pribumi seperti Nyai Ontohsoroh, berkebalikan dengan Robert Mallema yang mau dianggap orang eropa.
Robert Suurhoof dan Robert Mallema sangat asik berbicara tentang sepakbola, berkuda dan berburu. Sedangkan Minke lebih asik berbicara dengan Annelies tentang seisi rumah dan lainnya. Annelies dan Nyai Onotosoroh sangat senang kedatangan Minke karena Minke adalah tamunya yang sangat khusus. Walaupun begitu di hati kecilnya Minke berkata ada pertemuan maka ada perpisahan
Ketika Minke pulang, Annelies dan Minke saling jatuh cinta. Mereka saling tergila-gila satu sama lain. Tapi karena sifatnya Annelies yang sangat ketergantungan kepada seseorang, ia jatuh sakit hingga Minke hadir ke rumahnya Nyai Ontohsoroh. Minke adalah orang yang cerdik, pandai, penyayang, sopan dan juga setia dan sangat cantik, karena cantik berasal dari dalam.
Bagaimana dengan cerita Nyai Ontosoroh? Pada awalnya, ayahnya Sanikem tergila-gila dengan pangkat, tetapi hal itu tidak pernah tersampaikan. Oleh karena itu, ayahnya Sanikem menyerahkan Sanikem ke Tuan Besar Kuasa agar diberi jabatan, ibunya tidak berkuasa untuk menahan kemauan ayahnya. Dan sejak itu Sanikem menjadi gundik dan memiliki jabatan sebagai Nyai. Disebut Nyai karena Sanikem adalah wanita simpanan dari Tuan Besar Kuasa itu.
Ia pada awalnya takut, binggung dan sedih karena merasa dibuang orang tuanya. Tapi pada akhirnya Nyai Ontosoroh tidak takut kepada Tuan Besar Kuasa dan belajar segalanya. Dari merawat diri sendiri, sastra hingga akhirnya mampu mengurus perusahaan yang diberi oleh Tuan Besar Kuasa itu.
Waktu berlalu, sesuatu hal sangat penting terjadi dan merusak hubungan Nyai Ontosoroh dan Tuan Mallema, si Tuan Besar Kuasa. Tuan Mallema lama kelamaan hilang perlahan dari rumah dan perusahaan itu dan Nyai Ontosoroh harus mengurus rumah tangga,keluarga dan juga perusahaan itu.
Kita harus seperti Nyai Ontohsoroh, Sangat berani, Rajin belajar segala hal, berani merubah pandangan orang lain, dan sayang kepada anak-anaknya. Tapi tidak ada manusia yang sempurna, Nyai Ontosoroh pun punya sifat buruk karena ia juga manusia. Nyai Ontosoroh sangat keras hingga ia tidak mau mengunjungi kedua orang tuanya, tetapi orang tuanya bersalah juga karena tidak ada yang pernah menjenguk Nyai Ontosoroh. Selain itu walaupun ia sangat sayang kepada Annelies dan juga kepada Minke, pada akhirnya ia membiarkan saja Robert Mallema merusak dirinya dan tidak mempedulikannya begitu saja.
Menurut saya, Buku Bumi Manusia sangat direkomendasikan untuk dibaca karena pesan moralnya yang tersirat, alur cerita yang bagus, dan juga ceritanya membuat para pembaca penasaran. Tapi jika anda jarang membaca novel maka cobalah membaca novel rekomendasi lainnya karena bahasa yang sangat sulit dan banyaknya kata serapan. Terimakasih telah membaca ulasan tentang novel Bumi Manusia ini. Maaf jika ada salah kata atau penulisan dan kiranya para pembaca dari novel ini bisa menjadi lebih bijaksana, pintar ,dan adil karena sesuai dari novel ini,
“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”(Jean Marais, hal 77)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H