Apa yang terpikirkan oleh anda jika mendengar kata “orang yang dermawan”? Apakah orang yang menyumbang uang ke panti-panti dan organisasi sosial?, atau orang yang membantu orang yang sedang dalam kesusahan? Menurut KBBI kedermawanan artinya kebaikan hati terhadap sesama manusia; kemurahan hati. Kedermawanan selain menyumbangkan uang tapi bisa juga membantu orang tanpa menginginkan imbalan apa pun termasuk balasan terima kasih. Salah satu dasar dari kedermawanan adalah rendah hati, Rendah diri itu sendiri berasal dari kesopanan.
Kesopanan bisa tercemin dari cara orang berbahasa maupun perlakuannya. Terkadang kita merasa perkataan kita sudah sopan tapi ternyata tidak, contohnya “Bu, saya minta izin kencing” ,”Saya memang sepatutnya juara 1 kok!”, “Ambilin buku yang kuning itu dong!”, dan contoh-contoh lainnya. Sedangkan ketidaksopanan perilaku memiliki contoh berpakaian tidak rapi, tidak mempersilahkan tamu untuk duduk, menelpon di tengah-tengah acara serius, memotong barisan, dan contoh lainnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesantunan. Fakor yang pertama adalah lawan bicara, semakin kita dekat dengan lawan bicara maka tingkat kesopanan menurun. Selain kedekatan, umur lawan bicara pun termasuk dalam kesantunan, contohnya berbicara dengan orang yang lebih dewasa mengunakan sapaan bapak/ibu bukan dengan sapaan kamu.
Waktu, dan tempat pun merupakan faktor kesantunan. Ketika kita berbicara dengan teman di sekolah ataupun kantor harus lebih sopan dibandingkan saat di mall atau cafe. Ketika kita berbicara dengan teman di dalam rapat harus lebih sopan dibandingkan biasanya.Selain itu topik pun faktor kesantunan contohnya kita berbicara lebih santun pada saat membicarakan tentang politik, ilmu pengetahuan, dan lainnya dibandingkan membicarakan film.
Beberapa cara menjadi lebih sopan adalah merubah kalimat yang sifatnya menyuruh menjadi kalimat tanya, ataupun menambah kata-kata seperti “tolong”, “maap”, “permisi”, “terima kasih”, dan lain-lainnya. Contohnya kalimat “Ambilin buku itu dong!” diubah menjadi “Boleh ambilkan buku itu tidak?” atau “Tolong ambilkan buku itu dong” dan setelah itu jangan lupa mengucapkan “Terima kasih”.
Selain itu bisa juga dengan lebih menghormati lawan bicara, berbohong untuk kebaikan, lebih memuji lawan bicara daripada memuji diri sendiri, mengkritik secara halus, menggunakan eufemisme, dan lainnya. Eufenisme adalah memperhalus kata-kata agar terdengar lebih halus contoh dari kalimat “Bolehkah saya izin kencing sebentar?” diubah menjadi “Bolehkah saya izin ke kamar kecil sebentar?”
Kesopanan harusnya ditanamkan sejak kecil agar saat menjadi dewasa, ia mengetahui kesopan-santun secara jelas dan menjadi orang yang dermawan dan berguna bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia. Semoga tulisan ini bisa membangun, menginspirasi dan merubah para pembaca agar lebih sopan dan menjadikan dunia ini lebih indah! Dan Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H